Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Ketahui Aspek Membaca Geguritan beserta Pengertiannya
30 Mei 2024 16:21 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam membaca geguritan, pembaca harus memahami maksud teks yang akan disampaikannya tersebut. Dengan mengetahui aspek membaca geguritan diharapkan dapat memudahkan seseorang dalam mengekspresikan bacaan sesuai isi teks sehingga pembawaannya tidak terlihat monoton.
ADVERTISEMENT
Seorang yang membaca geguritan dengan baik harus bisa menyampaikan isi geguritan dengan sejelas-jelasnya kepada penyimak. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kesan di hati pendengarnya.
Pengertian Geguritan
Secara umum, geguritan berkembang dari tembang di kalangan penutur bahasa Jawa dan Bali sehingga tembang di setiap daerah memiliki bentuk yang berbeda-beda. Mengutip dari buku Transformasi Teks Candra Bhairawa karya Ida Bagus Made Wisnu Parta (2022:16), geguritan adalah bentuk puisi yang isinya bersifat narasi dengan aturan penulisan mengikat yang disebut pada lingsa.
Pada lingsa sendiri dikenal sebagai sebuah pola persajakan atau konvensi yang mengikat kontruksi pupuh-pupuh. Adanya pada lingsa menyebabkan pupuh harus dilagukan, karena karya sastra geguritan diciptakan sambil melagukannya.
Aspek Membaca Geguritan
Jika ingin bacaan geguritan tidak monoton, pembaca harus memerhatikan seluruh aspek yang ada dalam membaca geguritan. Adapun beberapa aspek geguritan bisa diketahui sebagai berikut ini.
ADVERTISEMENT
1. Lafal
Lafal berkaitan dengan pengucapan dalam pembacaan geguritan. Pelafalan seseorang dalam membaca geguritan harus jelas. Pengucapan artikulasi yang jelas dapat disimak oleh pendengar. Lafal yang jelas membantu pendengar memahami isi dan makna yang terkandung dalam teks geguritan yang dibacakan.
2. Nada
Nada dalam teks geguritan berkaitan dengan tinggi rendahnya bunyi saat membacakan baris-baris teks geguritan. Oleh sebab itu, sebelum membacakan teks geguritan hendaknya mengetahui isi dan makna geguritan secara jelas.
3. Tekanan
Tekanan adalah keras lunaknya pengucapan suatu kata. Tekanan berfungsi untuk memberi nada khusus pada kata-kata tertentu. Biasanya, kata yang ingin ditonjolkan pesannya perlu dibacakan dengan keras dibandingkan dengan kata lainnya. Hal ini dapat mempermudah pendengar membedakan kalimat satu dengan bagian lainnya yang tidak penting.
ADVERTISEMENT
4. Jeda
Jeda merupakan waktu berhenti sebentar dalam ujaran. Pembacaan geguritan memerlukan jeda untuk pernafasan dan membedakan bagian-bagian dalam kalimat yang dibacakan. Adanya jeda juga membantu memberikan waktu bagi pendengar untuk meresapi kalimat-kalimat yang telah dibacakan oleh pembaca teks geguritan.
5. Penghayatan
Penghayatan adalah sesuatu aktivitas emotif atau penjiwaan yang dilakukan saat membacakan geguritan. Cara melakukannya dengan mengetahui isi geguritan secara keseluruhan serta mengetahui makna dan pesan yang terkandung dalam teks geguritan tersebut.
6. Ekspresi
Ekspresi merupakan performa atau tampilan wajah dan gerak-gerik tubuh saat membacakan puisi. Ekspresi wajah tentunya bergerak atau dimunculkan sesuai dengan isi atau makna dalam teks geguritan yang dibacakan.
Demikianlah penjelasan mengenai aspek membaca geguritan beserta pengertiannya. Diharapkan informasi yang disampaikan tersebut dapat menambah wawasan serta pengetahuan pembaca. (NTA)
ADVERTISEMENT