Konten dari Pengguna

Ketahui Perbedaan Opini dan Asumsi

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
13 Januari 2025 16:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Perbedaan Opini dan Asumsi. Sumber: Pexels/George Milton
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Perbedaan Opini dan Asumsi. Sumber: Pexels/George Milton
ADVERTISEMENT
Opini dan asumsi adalah hal yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam sebuah komunikasi. Meskipun terkesan mirip, namun terdapat beberapa perbedaan opini dan asumsi yang penting untuk diketahui.
ADVERTISEMENT
Opini dan asumsi memiliki perbedaan mendasar dalam cara pembentukannya. Keduanya sering muncul dalam kehidupan sehari-hari, tetapi asumsi lebih berisiko jika tidak dikonfirmasi, sementara opini dapat menjadi lebih kuat jika didukung oleh fakta.

Perbedaan Opini dan Asumsi

Ilustrasi Perbedaan Opini dan Asumsi. Sumber: Pexels/Cottonbro Studio
Mengutip buku Pengantar Logika Teologi karya Hengki Irawan Setia Budi (2021:91), asumsi adalah landasan berpikir karena dianggap benar, sedangkan opini masih berupa pendapat, pemikiran atau pandangan semata.
Opini dan asumsi adalah dua konsep yang berbeda dalam cara pandang, sifat, dan penggunaannya dalam berpikir atau berbicara. Berikut ini beberapa perbedaan opini dan asumsi yang perlu diperhatikan dan diketahui.

1. Definisi

Opini adalah pandangan atau pendapat yang disampaikan seseorang mengenai suatu hal berdasarkan pengamatan, pengalaman, atau keyakinannya. Opini biasanya bersifat subjektif karena mencerminkan sudut pandang pribadi dan tidak selalu dapat dianggap sebagai kebenaran mutlak.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, asumsi adalah sesuatu yang dianggap benar tanpa adanya bukti atau dasar yang jelas. Asumsi biasanya digunakan sebagai landasan awal dalam berpikir atau menyusun argumen sebelum adanya informasi yang cukup untuk membuktikannya.

2. Dasar Pemikiran

Dalam menyampaikan opini, seseorang sering kali menggunakan pengalaman, data, atau analisis untuk mendukung pandangannya. Misalnya, opini tentang kualitas sebuah produk dapat didasarkan pada pengalaman pribadi dalam menggunakannya.
Sebaliknya, asumsi tidak memiliki dasar pemikiran yang kuat. Asumsi hanyalah dugaan yang muncul tanpa memerlukan bukti pendukung. Contohnya adalah mengira bahwa seseorang marah hanya karena dia diam, padahal belum ada konfirmasi yang jelas.

3. Konteks Penggunaan

Opini sering digunakan dalam diskusi, debat, atau argumen, terutama ketika seseorang ingin mengungkapkan pandangan pribadinya mengenai suatu hal. Misalnya, dalam debat politik, opini digunakan untuk menyampaikan sikap atau posisi terhadap isu tertentu.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, asumsi lebih sering digunakan sebagai titik awal pemikiran atau dalam situasi di mana informasi lengkap belum tersedia. Asumsi sering muncul secara spontan ketika seseorang mencoba memahami situasi tanpa pengetahuan yang cukup.

4. Keakuratan

Keakuratan opini sangat bergantung pada bukti atau logika yang mendasarinya, meskipun pada akhirnya opini tetap bersifat subjektif. Opini bisa saja benar atau salah tergantung pada sudut pandang seseorang dan fakta yang relevan.
Di sisi lain, asumsi tidak memiliki keakuratan yang dapat diuji karena belum terbukti benar atau salah. Sebuah asumsi hanya menjadi titik awal yang harus dikonfirmasi lebih lanjut untuk membuktikan kebenarannya.

5. Contoh

Salah satu contoh opini seperti "Menurut saya, makanan ini terlalu asin" yang merupakan pendapat subjektif yang mencerminkan pengalaman pribadi seseorang. Opini tersebut bisa didukung oleh alasan atau pengamatan tertentu.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan asumsi seperti "Semua orang pasti suka makanan ini" yang merupakan dugaan tanpa dasar atau bukti konkret. Asumsi tersebut muncul tanpa memeriksa apakah semua orang benar-benar menyukai makanan tersebut.
Perbedaan opini dan asumsi ini menunjukkan bahwa opini memiliki landasan yang lebih kuat dibanding asumsi, meskipun keduanya tetap bergantung pada sudut pandang atau pemahaman seseorang. Memahami perbedaan antara keduanya membantu untuk lebih kritis dalam berpikir dan berkomunikasi. (BAI)