Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Memahami Pola Kalimat Bahasa Jepang dan Penjelasannya
11 Mei 2024 16:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bahasa Jepang menjadi salah satu bahasa yang menarik minat untuk dipelajari. Memahami pola kalimatnya merupakan langkah awal yang penting untuk menguasai bahasa ini. Pola kalimat Bahasa Jepang harus dipahami karena mengacu pada struktur atau format dasar yang digunakan untuk menyusun kalimat.
ADVERTISEMENT
Menurut buku Babat Habis Tes Bahasa Jepang NS, Mudah Kuasai Bahasa Jepang dan Huruf Kanji Dasar N5, Pradana Istutyanto Putra (2024:33), Bahasa Jepang merupakan bahasa yang unik. Dalam percakapan dengan Bahasa Jepang, pembelajar harus mengetahui siapa lawan bicara. Apalagi Bahasa Jepang memiliki tiga tingkatan dasar dalam berbahasa, yaitu bahasa halus, bahasa sopan. dan bahasa gaul.
Belajar Pola Kalimat Bahasa Jepang agar Semakin Fasih
Selain tingkatan pada Bahasa Jepang, ada pola kalimat Bahasa Jepang yang terdiri dari Unsur + Predikat, tergantung pada konteks dan situasi penggunaannya. Berikut ini beberapa pola kalimat dasar yang dapat dicermati dan dipelajari.
1. Pola Kalimat Sederhana
Pola pertama ada pola untuk kalimat sederhana yang merupakan pola dasar untuk menyusun kalimat dalam bahasa Jepang. Kalimat ini terdiri dari subjek diikuti oleh partikel "wa" atau "ga" dan kemudian diikuti oleh predikat.
ADVERTISEMENT
Contoh:
Subjek + Predikat
Watashi wa gakusei desu (Saya adalah seorang pelajar)
2. Pola Kalimat Tanya
Kemudian ada pola kalimat bahasa Jepang, yaitu pola tanya untuk membuat kalimat tanya dalam bahasa Jepang. Dapat dimulai dengan kata tanya, seperti:
Contoh:
[Nani/Anata wa/Dono kurai] + Subjek + Predikat + Partikel Tanya
Kore wa nan desu ka? (Apa ini?)
3. Pola Kalimat Perintah
Pola kalimat perintah ini digunakan untuk memberikan perintah atau permintaan kepada seseorang. Pola ini hanya perlu menggunakan predikat yang diikuti oleh "kudasai", yang artinya "tolong".
Contoh:
Predikat + kudasai
Kite kudasai (Silakan datang)
4. Pola Kalimat Lampau
Kemudian ada pola kalimat lampau yang digunakan untuk menyatakan peristiwa yang terjadi di masa lampau. Untuk menggunakan pola ini, dapat dimulai dengan subjek, kemudian partikel "wa", predikat, terakhir menambahkan "mashita" untuk menunjukkan waktu lampau.
ADVERTISEMENT
Contoh:
Subjek + wa + Predikat + mashita
Kare wa ikimashita (Dia pergi)
5. Pola Kalimat Negatif
Pola pada kalimat negatif ini digunakan untuk menyatakan keberadaan atau tindakan yang tidak dilakukan oleh subjek.
Untuk menggunakan pola ini, dapat menggunakan subjek, partikel, predikat, dan menambahkan "arimasen" untuk kalimat sederhana atau "arimasen deshita" untuk kalimat lampau.
Contoh:
Subjek + wa/ga + Predikat + arimasen/arimasen deshita
Watashi wa ikimasen (Saya tidak pergi)
6. Pola Kalimat Penghubung
Pola ini digunakan untuk menghubungkan dua klausa atau ide dalam satu kalimat. Pembelajar dapat menngunakan subjek, partikel, predikat pertama, kemudian kata "kara" untuk "karena", dan terakhir, predikat kedua.
Contoh:
Subjek + wa/ga + Predikat + kara + Predikat
Kara wa nemukatta kara, hayaku neta (Akibat mengantuk, dia tidur lebih awal)
ADVERTISEMENT
7. Pola Kalimat Bersyarat
Pola kalimat bersyarat ini digunakan untuk menyatakan hubungan sebab-akibat dalam kalimat. Pola ini dapat dimulai dengan kalimat yang menyatakan kondisi ("Jika A"), kemudian diikuti dengan kalimat yang menyatakan konsekuensi ("maka B").
Contoh:
Jika [A], maka [B]
Ame ga futtara, kasa o motte ikimasu (Jika hujan turun, maka saya akan membawa payung).
Dengan memahami pola kalimat Bahasa Jepang beserta penggunaan partikelnya, pembelajar bahasa dapat membangun kalimat yang tepat. Sering berlatih dengan beragam contoh akan membantu meningkatkan kemampuan berkomunikasi dalam Bahasa Jepang dengan baik. (VAN)