Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Mengapa Awan Tidak Jatuh? Ini Penjelasannya!
25 Februari 2024 14:08 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awan selalu terlihat di atas langit tanpa terjatuh. Lantas, mengapa awan tidak jatuh ke bumi? Hal ini pasti menjadi pertanyaan yang menarik untuk dibahas. Jika dilihat dari bawah, awan berwujud seperti kapas putih besar yang melayang di udara.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sains yang dapat dijelaskan secara ilmiah. Namun, banyak orang yang belum mengetahuinya.
Mengapa Awan Tidak Jatuh?
Sebelum membahas lebih jauh tentang keunikan awan, menurut buku Aviapedia Ensiklopedia Umum Penerbangan Volume 1, Singgih Handoyo, Dudi Sudibyo (2011), awan adalah tetesan air yang membeku (kristal) yang tergantung di atmosfer, di atas permukaan bumi atau planet lain.
Terdapat alasan tentang mengapa awan tidak jatuh. Perlu diketahui bahwa awan merupakan kumpulan butir-butir kristal es yang sangat banyak dan menempel pada inti kondensasi, tetapi tetap melayang-layang di udara.
Butirnya sangat kecil hanya berdiameter 0,004-0,01 mm saja, sehingga dapat dikatakan hampir menyerupai partikel debu. Jadi butiran-butiran tersebut sangat ringan dengan hambatan udara yang besar.
ADVERTISEMENT
Sehingga awan yang tersebar luas ini, tidak jatuh ke bumi. Adanya udara hangat yang mendorong awan naik, juga menyebabkan awan tidak jatuh ke tanah.
Awan juga akan mengalami peristiwa jatuhnya awan. Karena jika udara di sekitarnya memanas, maka awan kan berubah menjadi tetesan air yang dikenal dengan nama hujan.
Proses Terjadinya Awan
Ketika udara mengandung uap air (gas) yang berada pada titik maksimal, maka awan akan terbentuk. Proses ini disebut titik jenuh dan dapat dicapai dengan dua cara. Pertama, kelembapan terakumulasi hingga mencapai jumlah maksimum volume udara yang dapat ditampung.
Kedua, mengurangi suhu udara yang mengandung uap air, yang dapat menurunkan jumlah uap air. Oleh karena itu, kejenuhan dicapai melalui penguapan dan kondensasi. Kemudian saat terjadi kejenuhan, kelembapan menjadi tetesan air yang terlihat berupa kabut dan awan.
ADVERTISEMENT
Mengapa awan tidak jatuh? Hal ini berkaitan dengan butiran air yang ringan karena partikelnya sangat kecil, sedangkan hambatan udara di sekitarnya sangat besar. Dengan begitu awan tertahan di udara dan tidak jatuh ke bumi. (DVA)