Mengenal Cara Trenggiling Berkembang Biak

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
Konten dari Pengguna
21 Februari 2024 17:26 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi cara trenggiling berkembang biak. Sumber: Pixabay / DenisDoukhan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cara trenggiling berkembang biak. Sumber: Pixabay / DenisDoukhan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Trenggiling (Manis javanica) merupakan salah satu hewan langka dan dilindungi di Indonesia. Tubuhnya diselimuti sisik yang keras berwarna cokelat terang. Trenggiling berkembang biak dengan cara melahirkan karena trenggiling termasuk hewan mamalia.
ADVERTISEMENT
Nama trenggiling berasal dari bahasa Melayu, yang berarti pengguling. Nama ini diberikan karena hewan ini memiliki kebiasaan menggulung tubuhnya hingga menyerupai bola, sebagai bentuk pertahanan saat bahaya mengancam dirinya.
Tidak hanya itu, untuk mengusir predator, trenggiling juga mampu mengeluarkan cairan beraroma busuk dari kelenjar analnya.

Trenggiling Berkembang Biak dengan Cara Apa?

Ilustrasi cara trenggiling berkembang biak. Sumber: Pixabay / joelfotos
Trenggiling berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar). Hal ini membuat trenggiling digolongkan sebagai mamalia, meski tubuhnya diselimuti dengan sisik.
Seperti mamalia lainnya, baik trenggiling betina maupun trenggiling jantan, masing-masing mempunyai organ reproduksi.
Mengutip buku Seri Hewan Vertebrata, Hewan Menyusui (Mamalia), Dhany Ardyansyah, (halaman 110), trenggiling jantan dan betina hidup sendiri-sendiri dan hanya bertemu pada saat musim reproduksi yang berlangsung antara bulan April hingga Juni.
ADVERTISEMENT
Setelah perkawinan terjadi, trenggiling betina akan hamil selama 4 bulan. Trenggiling betina hanya dapat melahirkan satu anak saja. Itulah mengapa perkembangbiakan trenggiling termasuk lambat, hingga membuat hewan ini terancam punah.
Berat tubuh anak trenggiling yang baru dilahirkan adalah sekitar 500 gram. Sisik yang lembut pada bayi trenggiling akan mengeras setelah 2 hari. Beberapa saat setelah dilahirkan, bayi trenggiling sudah bisa berjalan meski belum bisa melihat dengan baik.
Bayi trenggiling akan diasuh oleh induknya selama 3 bulan. Induk trenggiling akan menggendong sang anak dengan meletakkannya di atas ekornya. Setelah berumur 3 bulan, anak trenggiling sudah bisa hidup dan mencari makan sendiri.
Makanan trenggiling berupa semut, rayap, dan serangga lain seperti lebah. Lidahnya panjang, dan berfungsi untuk memudahkannya meraih mangsa tanpa harus mendekati sarang.
ADVERTISEMENT
Trenggiling memiliki kuku cakar pada kaki depan, yang membantunya untuk menggali lubang semut atau rayap. Matanya kecil dan dilindungi kelopak mata yang tebal, yang dapat melindungi mata dari gigitan semut.
Di Indonesia, trenggiling dapat ditemukan di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau lain, seperti kepulauan Riau, Pulau Lingga, Bangka, Belitung, Nias, Pagai, Pulau Natuna, Karimata, Bali, serta Lombok.
Demikianlah sedikit informasi mengenai trenggiling, si pemakan semut. Sebagai hewan mamalia, trenggiling berkembang biak dengan cara melahirkan (vivipar). Namun, karena reproduksi trenggiling tergolong lambat, trenggiling pun terancam punah. (ARN)