1 Ramadhan 1446 HSabtu, 01 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Mengenal Fenomena War Takjil yang Menjadi Tren Saat Ramadan

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
1 Maret 2025 16:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Fenomena War Takjil. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Arya
zoom-in-whitePerbesar
Fenomena War Takjil. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Arya
ADVERTISEMENT
War takjil artinya merujuk pada istilah yang populer di Indonesia selama bulan Ramadan. Istilah ini menggabungkan kata "war" dari bahasa Inggris yang berarti perang.
ADVERTISEMENT
Sedangkan "takjil" dari bahasa Arab yang berarti mempercepat. Namun, dalam konteks Indonesia, "takjil" merujuk pada makanan atau minuman ringan yang dikonsumsi untuk membatalkan puasa saat berbuka.

War Takjil: Fenomena Saat Bulan Suci Ramadan

Fenomena War Takjil. Foto hanya ilustrasi. Sumber foto: Unsplash/Inna
Dikutip dari buku Aku, Ramadan, dan Literasi, Idris (2017: 25), takjil adalah makanan pembatal puasa pada waktu buka puasa. Sangat disarankan berbuka dengan yang manis-manis untuk mengembalikan stamina tubuh setelah seharian berpuasa.
Secara harfiah, war takjil artinya adalah perang takjil. Namun, maknanya lebih mengarah pada fenomena berburu takjil secara massal menjelang waktu berbuka puasa.
Fenomena war takjil biasanya terjadi pada sore hari, ketika umat muslim bersiap untuk berbuka puasa. Pada waktu ini, banyak penjual makanan dan minuman yang menjajakan berbagai jenis takjil di sepanjang jalan atau pasar selama Ramadan.
ADVERTISEMENT
Masyarakat berbondong-bondong mendatangi tempat-tempat tersebut untuk membeli takjil favoritnya. Kondisi ini menciptakan suasana ramai dan semarak, seolah-olah ada "perang" untuk mendapatkan takjil terbaik sebelum habis.
Menariknya, war takjil tidak hanya melibatkan umat muslim. Banyak masyarakat non-muslim yang turut serta dalam perburuan takjil ini. Masyarakat non-muslim ikut membeli dan menikmati berbagai hidangan takjil yang tersedia.
Hal ini mencerminkan tingginya toleransi dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia. Partisipasi lintas agama dalam war takjil ini menunjukkan bahwa Ramadan bukan hanya milik umat Muslim.
Namun, tetap juga menjadi momen kebersamaan bagi seluruh masyarakat. Berikut beberapa jenis takjil yang sering menjadi incaran saat war takjil.

1. Kolak

Hidangan manis yang terbuat dari pisang, ubi, atau labu yang dimasak dengan santan dan gula merah. Kolak merupakan takjil yang sangat populer dan mudah ditemukan selama Ramadan.
ADVERTISEMENT

2. Es Blewah

Minuman segar yang terdiri dari serutan buah blewah, sirup, dan es batu. Es blewah menjadi pilihan favorit untuk melepas dahaga setelah seharian berpuasa.

3. Biji Salak

Jajanan manis yang terbuat dari bola-bola ubi yang direbus dalam kuah gula merah kental dan disajikan dengan santan. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang manis membuat biji salak digemari banyak orang.

4. Es Pisang Ijo

Takjil khas Makassar yang terdiri dari pisang yang dibalut dengan adonan tepung berwarna hijau, disajikan dengan sirup manis dan es serut. Rasanya yang manis dan segar menjadikan es pisang ijo sebagai takjil favorit.

5. Gorengan

Aneka makanan yang digoreng seperti bakwan, tempe mendoan, dan pisang goreng. Gorengan menjadi pilihan takjil yang praktis dan mengenyangkan.
Fenomena war takjil tidak hanya menjadi ajang berburu kuliner, tetapi juga memiliki nilai sosial dan ekonomi. Bagi para penjual, momen ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan pendapatannya.
ADVERTISEMENT
ementara bagi pembeli, war takjil menjadi sarana untuk bersosialisasi dan mempererat hubungan antaranggota masyarakat. Kegiatan ini juga memperkaya keragaman kuliner Indonesia dengan berbagai jenis takjil yang ditawarkan.
Secara keseluruhan, war takjil adalah fenomena unik yang mencerminkan semangat kebersamaan, toleransi, dan keragaman budaya di Indonesia selama bulan Ramadan. (Msr)