Konten dari Pengguna

Mengenal Hikayat Kalilah dan Dimnah yang Penuh Makna

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
4 November 2024 17:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi untuk Hikayat Kalilah dan Dimnah. Sumber: pexels.com/Suzy Hazelwood
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi untuk Hikayat Kalilah dan Dimnah. Sumber: pexels.com/Suzy Hazelwood
ADVERTISEMENT
Hikayat Kalilah dan Dimnah adalah salah satu karya sastra lama yang terkenal. Hikayat ini berasal dari karya berjudul Pancatantra dari India. Pancatantra berarti lima cerita moral atau lima cerita tentang ajaran kebijaksanaan.
ADVERTISEMENT
Hikayat adalah bentuk karya sastra lama yang mengandung ajaran moral dan kebijaksanaan. Begitu pula dengan Hikayat Kalilah dan Dimnah, dalam hikayat tersebut terdapat nilai-nilai kebijaksanaan yang dapat dipetik oleh pembaca.

Mengenal Hikayat Kalilah dan Dimnah

Ilustrasi untuk Hikayat Kalilah dan Dimnah. Sumber: pexels.com/Feyza Dastan
Hikayat Kalilah dan Dimnah berasal dari karya sastra India yang berjudul Pancatantra. Menurut buku Sejarah Kesusastraan Melayu Klasik oleh Dr. Liaw Yock Fang (2011: 338-340), Pancatantra adalah karya yang sangat terkenal di seluruh dunia. Menurut seorang sarjana Jerman, versi asli Pancatantra telah hilang. Karya sastra lain yang paling dekat dengan Pancatantra adalah Tantrakhyayika yang kira-kira berasal dari abad 3 SM.
Versi-versi lain terdapat di India barat laut dan India selatan. Sebelum tahun 570, versi India barat laut telah diterjemahkan ke dalam bahasa Pahlawi atas perintah Raja Khosrau Anusyirwan. Versi Pahlawi tersebut berjudul Kerataka wa Mamanaka dan disalin oleh Arzt Burzoe. Versi Pahlawi ini juga telah hilang.
ADVERTISEMENT
Seorang pandita Syria bernama Bud menerjemahkannnya dalam Bahasa Syiria dan diberi judul Kalilaq wa Damanaq. Pada tahun 750, karya ini diterjemahkan oleh Abdullah Al-Muqaffa dan diberi judul Kalilah wa Dimnah.
Pada abad kesepuluh versi Arab diterjemahkan kembali dalam Bahasa Syria. Versi Syria pernah disalin dalam Bahasa Inggris dengan judul The Fables of Bidpai. Versi Arab sudah dua kali diterjemahkan dalam Bahasa Melayu, yakni oleh Ismail Djamil dan Haji Khairuddin.
Pancatantra mempunyai tujuan mengajar dengan cara yang menyenangkan. Kumpulan cerita ini adalah nitisastra (ilmu akhlak) dan arthasastra (ilmu dunia). Pada awalnya kumpulan cerita ini digunakan untuk mengajar pada putra raja tentang hal-hal duniawi.
ADVERTISEMENT
Lama-kelamaan, karya sastra ini digunakan tidak terbatas untuk mengajar putra-putra raja, tetapi juga kaum muda. Cerita yang terkandung adalah sebagai berikut:
1. Pasal pertama menceritakan tentang seekor serigala Damanaka yang memutuskan perhubungan singa dan lembu yang sangat karib. Dri percakapan Damanaka dan sahabatnya, Karataka, banyak terdapat pembahasan politik yang mendalam.
Seperti bagaimana membunuh musuh secara tidak langsung. Untuk membunuh seeokor ular, burung gagak mencuri rnatai emas milik orang lalu menjatuhkannya ke lubang ular. Ular pun terbunuh.
2. Pasal kedua menceritakan bagaimana yang lemah jika bergotong-royong dapat menyelamatkan diri dari ancaman musuh yang kuat. Contohnya sekawanan burung yang tertangkap dalam ajring bersama-sama menerbangkan jaring lalu seekor tikus datang membebaskan mereka.
ADVERTISEMENT
3. Pasal ketiga menceritakan tentang politik dan perdamaian. Pelajarannya jangan mudah percaya pada musuh. Contoh burung gagak yang membiarkan bulunya dicabuti dan mengabdikan dirinya pada burung hantu. Tujuannya menyelidiki tempat tinggal burung hantu. Burung hantutidak sadar pada niat jahat burung gagak. dan akhirnya binasa.
4. Pasal keempat menceritakan bagaimana orang yang bodoh tertipu oleh kata-kata yang halus. Contohnya cerita buaya dan kera yang hatinya tergantung di pohon. Cerita sisipan tentang seekor kedelai yang tidak berhati dan tidak bertelinga.
5. Pasal kelima menceritakan perbuatan orang yang tergesa-gesa mengerjakan sesuatu dengan tidak teliti. Contoh seekor cerpelai yang membunuh ular yang menggigit bayi sampai meninggal karena tuannya kurang teliti. Cerita sisipannya adalah tentang seorang brahmana yang berangan-angan seperti Mat Jenin.
ADVERTISEMENT
Demikian penjelasan mengenai Hikayat Kalilah dan Dimnah yang sangat terkenal. Hikayat ini berisi kisah-kisah yang dalamnya terdapat makna kebijaksanaan sehingga cocok dijadikan sebagai pembelajaran mengenai kehidupan.(IND)