Konten dari Pengguna

Mengenal Nenek Moyang Buaya, Hewan yang Hidup di Zaman Kapur

Ragam Info
Akun yang membahas berbagai informasi bermanfaat untuk pembaca.
21 Januari 2025 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Nenek Moyang Buaya. Sumber: unsplash/ prince patel
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nenek Moyang Buaya. Sumber: unsplash/ prince patel
ADVERTISEMENT
Buaya adalah reptil yang sering dianggap ganas dan menyeramkan. Namun, ada fakta menarik tentang nenek moyang buaya yang sudah ada sejak zaman kapur di masa lalu dan digolongkan sebagai hewan purba.
ADVERTISEMENT
Hewan ini hidup di masa purba dengan bentuk yang mirip buaya modern. Namun, ukurannya jauh lebih besar dibandingkan dengan buaya yang kita kenal saat ini.

Berkenalan dengan Nenek Moyang Buaya

Ilustrasi Nenek Moyang Buaya. Sumber: unsplash/ Joel M Mathey
Nenek moyang buaya bernama Deinosuchus yang hidup pada zaman kapur. Mengutip dari situs museum.wa.gov.au, Deinosuchus adalah predator terbesar di Amerika Utara antara 83–72 juta tahun yang lalu. Spesies ini adalah kerabat buaya raksasa yang telah punah.
Habitat Deinosuchus berada di sungai-sungai dan muaranya di sepanjang pantai timur Laramidia Selatan, Amerika Utara. Jika dilihat dari peninggalan sisa-sisa fosil yang ditemukan, nenek moyang predator ini memiliki panjang mencapai 11 meter dengan berat 6–7 ton, jauh melebihi buaya atau aligator modern mana pun.
ADVERTISEMENT
Beratnya dua kali lipat dari Tyrannosaurus terbesar pada masanya dan seperti yang ditunjukkan oleh bekas gigitan yang terawetkan pada fosil tulang dinosaurus, Deinosuchus memangsa dinosaurus. Pada zaman dulu, terdapat pula Deinosuchus yang berukuran lebih kecil dengan jenis spesies yang berbeda.
Deinosuchus sering disebut para ilmuwan dengan istilah umum seperti 'crocodyliforms'. Buaya modern masa kini mampu bertahan hidup dengan bentuk yang sangat mirip dengan nenek moyangnya, Deinosuchus. Hanya saja ukuran dan bobotnya telah banyak berubah.
Buaya masa kini jauh lebih kecil dan ringan bila dibandingkan dengan Deinosuchus yang beratnya bisa mencapai 7 ton. Proses perubahan ini adalah bentuk dari seleksi alam untuk membuat spesies tersebut terus bertahan sampai saat ini.
ADVERTISEMENT
Baik Deinosuchus maupun buaya sama-sama bergerak dengan cara melata. Kehidupannya ada di dua alam sehingga disebut amphibi yaitu mampu hidup di air maupun daratan. Selain itu, hewan ini juga tergolong sebagai hewan berdarah dingin atau reptil.
Makanannya berasal dari jenis daging-dagingan sehingga disebut sebagai karnivora. Dengan ciri khas gigi-gigi tajamnya yang siap mencabik daging mangsanya, Deinosuchus dan buaya sama-sama dianggap sebagai predator yang menyeramkan di seluruh dunia sejak zaman dahulu hingga saat ini.
Fakta mengenai nenek moyang buaya tersebut memang cukup mengagetkan. Sebab, bentuk buaya di zaman dahulu atau Deinosuchus jauh lebih seram karena ukurannya yang tergolong berukuran raksasa. (IMA)