Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Sistem Penilaian Holistik dalam Pembelajaran
20 Desember 2024 17:44 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sistem penilaian holistik adalah salah satu jenis penilaian yang banyak digunakan dalam proses pembelajaran . Penilaian holistik juga dikenal sebagai evaluasi global atau pendekatan komprehensif untuk melakukan evaluasi.
ADVERTISEMENT
Sistem penilaian dalam pembelajaran adalah rangkaian proses yang dilakukan untuk mengukur, menganalisis, dan mengevaluasi pencapaian belajar peserta didik. Tujuannya adalah untuk menentukan tingkat pemahaman, keterampilan, dan sikap siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
Sistem Penilaian Holistik dalam Pembelajaran
Mengutip buku Teknik Menulis dengan Model Pembelajaran Terpadu Bahasa Indonesia, Yermias Ghunu (2023:50), untuk SMP/MTs, sistem penilaian holistik adalah cara penilaian yang bersifat menyeluruh dan sekaligus tanpa dirinci ke dalam komponen pendukungnya.
Penilaian ini menekankan pada bagaimana semua aspek saling berhubungan dan membentuk hasil akhir secara keseluruhan. Sistem ini juga mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas. Berikut ini karakteristik dari penilaian holistik.
1. Berbasis Keseluruhan (Global Assessment)
Penilaian holistik menilai hasil atau kinerja secara keseluruhan tanpa memisahkan aspek-aspek kecil seperti pada sistem analitik. Penilai lebih fokus pada kesan global dari pekerjaan atau performa. Hal ini memungkinkan untuk menangkap kualitas secara menyeluruh, termasuk interaksi antar elemen yang membentuk hasil akhir.
ADVERTISEMENT
2. Fokus pada Kesan Umum
Sistem ini menekankan pada kesan umum yang diberikan oleh kinerja atau hasil akhir kepada penilai. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan aspek yang paling mencolok, seperti dampak, kejelasan, atau orisinalitas. Tujuannya adalah menangkap kualitas yang lebih abstrak, seperti kreativitas atau kohesi.
3. Menggunakan Rubrik Holistik
Rubrik holistik biasanya menggunakan deskripsi kinerja yang luas dengan kategori umum, seperti "sangat baik," "baik," "cukup," atau "kurang." Setiap kategori mencerminkan gambaran kualitas secara keseluruhan tanpa memisah-misahkan aspek tertentu.
Rubrik ini memungkinkan fleksibilitas dalam menilai berbagai bentuk tugas yang kompleks. Meskipun sederhana, rubrik ini memastikan konsistensi antar penilai.
4. Subjektivitas yang Terkontrol
Penilaian holistik memungkinkan penilai menggunakan intuisi dan pengalaman mereka untuk menilai kualitas secara menyeluruh. Namun, subjektivitas tersebut tetap terkendali melalui pedoman umum yang ditentukan dalam rubrik. Dengan adanya kriteria umum, penilai tetap memiliki acuan yang jelas untuk menilai hasil.
ADVERTISEMENT
5. Efisiensi Waktu
Sistem ini relatif cepat karena tidak memerlukan analisis mendetail terhadap setiap elemen. Penilai cukup membaca, melihat, atau mengamati hasil dan memberikan skor berdasarkan kesan keseluruhan.
6. Cocok untuk Penilaian Kompleks
Sistem ini dirancang untuk tugas-tugas yang tidak mudah dipecah menjadi elemen-elemen kecil, seperti proyek seni, presentasi, atau penelitian. Hal ini membuatnya lebih relevan untuk tugas yang bersifat integratif.
7. Menekankan Interaksi Antar Aspek
Salah satu fokus utama penilaian holistik adalah bagaimana elemen-elemen dari sebuah tugas saling melengkapi satu sama lain. Dengan cara ini, penilaian melihat karya sebagai suatu kesatuan utuh yang harmoni. Interaksi ini sering kali menjadi elemen kunci dalam tugas kreatif atau kolaboratif.
Sistem penilaian holistik merupakan pendekatan yang penting dalam memahami perkembangan siswa secara menyeluruh. Dengan mempertimbangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik sistem ini akan menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan mendukung semua siswa. (BAI)
ADVERTISEMENT