Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Tradisi Leluhur yang Masih Dilakukan Hingga Saat Ini
19 November 2023 17:19 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak etnis, suku, dan kepercayaan. Sehingga Indonesia memiliki beragam tradisi unik yang berbeda-beda tiap daerah. Apa saja tradisi leluhur yang masih dilakukan hingga saat ini?
ADVERTISEMENT
Banyak tradisi leluhur yang masih dijaga hingga sekarang, di antaranya yaitu larung sesaji, tedhak sinten, tiwah, brobosan, dan lainnya. Tradisi ini menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi Indonesia karena memang hanya bisa ditemukan di Indonesia saja.
Apa Saja Tradisi Leluhur yang Masih Dilakukan Hingga Saat Ini?
Tradisi Leluhur yang saat ini masih ada membuktikan bahwa masyarakat dapat hidup berdampingan dengan tradisi. Lalu, apa saja tradisi leluhur yang masih dilakukan hingga saat ini?
Dalam buku 70 Tradisi Unik Suku Bangsa di Indonesia, Fitri Haryani NasuXon (2019:1 93), macam-macam tradisi leluhur yang ada di Indoneisa di antaranya, yaitu sebagai berikut.
1. Tiwah
Tradisi ini dimiliki oleh suku Dayak di Kalimantan, yang merupakan ritual upcara kematian. Tiwah yaitu prosesi mengantarkan tulang belulang atau sisa-sisa kerangka jenazah leluhur atau sanak saudara dari liang kubur menuju sanding tempat peristirahatan terakhir.
ADVERTISEMENT
Sanding adalah tempat berbentuk rumah kecil khusus untuk menyimpan sisa-sisa tulang jenazah. Tujuan ritual ini adalah mengantarkan roh menuju alam baka dengan harapan orang yang ditiwahkan mencapai lewu tatau atau surga.
2. Ma’nene
Tradisi ini berasal dari Tanah Toraja. Kisah awal tradisi ma’nene berasal dari cerita seorang pemburu bernama Pong Rumasek. Ritual ini menjadi warisan leluhur yang masih bertahan hingga saat ini meskipun sudah banyak yang menganut agama Samawi.
Setiap tahun setelah panen besar bulan Agustus, masing-masing penduduk Toraja atau warga suku Baruppu mengadakan tradisi ini. Tujuannya adalah untuk menghormati arwah leluhurnya, yaitu Pong Rumasek.
3. Bakar Tongkang
Ritual unik ini berasal dari Riau, yang di dalamnya juga terdiri dari etnis Tionghoa sehingga muncullah sebuah tradisi bakar tongkak. Ritual ini biasanya diselenggarakan di Bagansiapiapi, Riau dan dilaksanakan setiap pertengahan tahun, bulan Juni atau Juli.
ADVERTISEMENT
Ritual bakar tongkang ini, dalam etnis Tionghoa disebut Go Ge Cap Lak yang artinya 15-16 bulan penanggalan imlek. Pagelaran ini diwariskan turun-temurun dan wajib dilaksanakan sekali setiap tahunnya.
Tradisi ini dipercaya memiliki tujuan sebagai upacara peringatan Dewa Laut Ki Ong Ya dan Tai Su Ong sebagai dewa yang dikenal memiliki dua sisi, yaitu baik dan buruk, rezeki, dan malapetaka seta suka dan duka.
4. Batombe
Batombe adalah tradisi unik yang populer di Indonesia, yaitu seni pertunjukan berbalas pantun antara laki-laki dan wanita. Adapun penyampaiannya diiringi irama yang menarik sehingga menjadi perhatian tersendiri bagi penonton.
Sebenarnya, batombe merupakan bahasa yang berasal dari Sumatra Barat, artinya berpantun. Tradisi ini merupakan kesenian asli masyarakat Nagari Abai, Solok Selatan, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatra Barat.
ADVERTISEMENT
Sejarah munculnya tradisi ini berawal dari kebiasaan warga ketika membangun rumah gadang. Berpantun akan dilakukan untuk menghibur orang yang bekerja agar lebih bersemangat.
5. Brobosan
Tradisi khas ini berasal dari Jawa. Etnis Jawa memang memiliki banyak kepercayaan khas yang masih ada hingga sekarang. Salah satunya adalah tradisi brobosan, artinya menerobos.
Brobosan adalah ritual yang dilakukan masyarakat Jawa saat ada sanak saudaranya yang meninggal. Tradisi ini dilakukan sebagai salah satu ritual dalam bentuk upacara kematian.
Biasanya yang melakukan brobosan adalah anak, cucu, maupun kerabat dekat dari orang yang meninggal tersebut. Jadi, tradisi broborsan ini dilakukan sebelum jenazah dibawa ke kuburan.
6. Tatung
Tradisi tatung ini selalu diadakan di kota Singkawang menjelang Cap Go Meh. Perayaan Cap Go Meh di daerah ini berlangsung sangat meriah dengan kehadiran tatung.
ADVERTISEMENT
Tatung dalam bahasa Hakka berarti orang yang dirasuki roh, atau dewa, leluhur atau kekuatan supranatural lainnya. Saat pawai berlangsung tatung akan kebal terhadap benda-benda tajam, sehingga selama parade tatung akan melakukan peragaan seperti debus.
7. Upacara Tedhak Siten
Upacara tedhak siten ini berasal dari Jawa yang dilakukan untuk balita berusia antara tujuh sampai delapan bulan atau saat pertama kali kakinya menyentuh tanah. Upacara ini biasanya dilakukan di pagi hari.
Tedhak memiliki arti turun dan siten berarti tanah. Oleh karena itu, tedhak siten dapat diartikan sebagai upacara turun tanah yang tujuannya membuat anak tumbuh kuat, mampu menghadapi setiap godaan dan rintangan, serta menjadi anak yang mandiri.
8. Larung Sesaji
Upacara Tradisional Larung Sesaji merupakan tradisi turun-temurun setiap tanggal 1 Muharram atau Satu Suro yang dilakukan dengan nuansa spiritual sebagai refleksi rasa syukur kepada Tuhan atas melimpahnya hasil bumi bagi masyarakat dan masyarakat nelayan.
ADVERTISEMENT
9. Upacara Melasti
Melasti adalah upacara pensucian diri untuk menyambut hari raya Nyepi oleh seluruh umat Hindu di Bali. Upacara Melasti digelar untuk menghanyutkan kotoran alam menggunakan air kehidupan.
Upacara Melasti dilaksanakan di pinggir pantai dengan tujuan mensucikan diri dari segala perbuatan buruk pada masa lalu dan membuangnya ke laut. Dalam kepercayaan Hindu, sumber air seperti danau, dan laut dianggap sebagai air kehidupan (tirta amerta).
Dengan mengetahui apa saja tradisi leluhur yang masih dilakukan hingga saat ini, tentunya membuat seseorang semakin cinta dengan Indonesia dan ingin terus melestarikan tradisi tersebut, agar generasi selanjutnya tahu akan budaya Indonesia. (MRZ)