Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten dari Pengguna
Mengenal Unsur Ekstrinsik Cerpen Mengapa Mereka Berdoa Kepada Pohon
5 November 2024 12:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Cerpen Mengapa Mereka Berdoa Kepada Pohon adalah salah satu cerpen yang populer dan banyak ditemukan pada kelas 11 SMA. Biasanya, siswa kerap diberikan tugas untuk menganalisis unsur ekstrinsik cerpen Mengapa Mereka Berdoa Kepada Pohon.
ADVERTISEMENT
Cerpen Mengapa Mereka Berdoa Kepada Pohon adalah cerita pendek yang menggambarkan kehidupan masyarakat yang masih memegang teguh tradisi lama. Melalui cerita ini, pembaca diajak untuk merenungkan nilai-nilai kearifan lokal.
Ketahui Unsur Ekstrinsik Cerpen Mengapa Mereka Berdoa Kepada Pohon
Mengutip buku Bahasa Indonesia karya Nani Darmayanti, dkk (2008:96) unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang terdapat di luar karya sastra , tetapi secara tidak langsung memengaruhi sistem struktural karya sastra tersebut.
Contohnya adalah salah satu unsur ekstrinsik cerpen Mengapa Mereka Berdoa Kepada Pohon yaitu kepercayaan kelompok masyarakat tertentu terhadap pohon.
Dalam menganalisis unsur ekstrinsik cerpen ini, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan, seperti latar belakang pengarang, kondisi sosial budaya, nilai dan juga aspek psikologis dan emosional.
ADVERTISEMENT
Berikut ini beberapa unsur ekstrinsik yang ada pada cerpen Mengapa Mereka Berdoa Kepada Pohon.
1. Latar Belakang Pengarang
Cerpen ini ditulis oleh Faisal Oddang, seorang penulis terkenal asal Sulawesi Selatan. Atas karya-karyanya, Faisal pernah mendapatkan beberapa penghargaan, di antaranya Penghargaan Cerpen terbaik Kompas tahun 2014, Asean Young Writers Award 2014 hingga Penulis Cerpen Terbaik Kompas 2018.
Sebagian besar karya-karyanya bertema tentang tradisi dan adat istiadat di Sulawesi. Begitu juga dengan cerpen Mengeapa Mereka Berdoa Kepada Pohon yang mengambil latar setelah masa penjajahan Belanda di Sulawesi Selatan.
2. Kondisi Sosial dan Budaya
Dalam konteks cerpen ini, faktor-faktor sosial-budaya yang berpengaruh pada cerita mencakup adat istiadat, kepercayaan terhadap kekuatan alam oleh masyarakat, dan spiritualitas lokal.
Konflik yang terjadi dalam cerpen ini mungkin menggambarkan gesekan antara kepercayaan tradisional dan dampak dari modernisasi yang seringkali tidak menghargai atau mengesampingkan nilai-nilai lokal.
ADVERTISEMENT
3. Nilai yang Disampaikan
Cerita ini menggambarkan kepentingan mempertahankan kearifan lokal dan menghormati alam. Tradisi berdoa kepada pohon dapat dianggap sebagai sebuah upaya untuk menghormati alam yang telah memberikan kehidupan.
Selain itu, cerita ini juga mencerminkan nilai-nilai spiritualitas yang mengajarkan pentingnya tidak hanya fokus pada kemajuan dan materialisme, tetapi juga menghargai hal-hal yang memiliki makna dan berkaitan dengan kemanusiaan serta lingkungan.
Melalui ceritanya, pembaca diajak untuk merenungkan tentang budaya dan identitas, terutama dalam menghadapi perkembangan dunia yang semakin modern.
4. Aspek Psikologis dan Emosional
Pengaruh psikologis masyarakat yang masih mempercayai tradisi berdoa kepada pohon juga dapat dieksplorasi dalam cerpen ini. Masyarakat memiliki perasaan aman, tenang, atau harapan saat mereka melakukan ritual tersebut, yang menunjukkan betapa kuatnya hubungan antara kepercayaan dan kesehatan mental.
ADVERTISEMENT
Perasaan terasing atau terpinggirkan mungkin juga dialami oleh masyarakat yang masih mempertahankan tradisi di tengah perubahan zaman.
Berbagai unsur ekstrinsik cerpen Mengapa Mereka Berdoa Kepada Pohon ini semoga membantu untuk lebih memahami cerita tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik tersebut memberikan kedalaman dan makna tambahan bagi cerpen. (BAI)