Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Iman Kepada Allah menurut Surah Al-A'raf Ayat 179 dalam Islam
9 Mei 2025 17:31 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pengertian iman kepada Allah menurut Surah Al-A'raf ayat 179 sering menjadi bahan renungan bagi yang ingin memahami makna iman secara lebih mendalam. Ayat ini berbicara tentang iman kepercayaan serta menyentuh aspek hati dan akal yang kadang terabaikan.
ADVERTISEMENT
Tidak heran jika banyak yang menjadikannya sebagai dasar untuk mengevaluasi sejauh mana iman benar-benar hidup dalam diri seseorang. Memahami isi dan makna dari ayat tersebut bisa membantu merenungkan sejauh mana kualitas iman kepada Allah.
Penjelasan Lengkap Pengertian Iman Kepada Allah menurut Surah Al-A'raf Ayat 179
Surah Al-A'raf ayat 179 menjelaskan bahwa Allah telah menciptakan banyak makhluk. Mulai dari manusia dan jin, mereka yang akan mengisi neraka karena mereka tidak menggunakan hati, mata, dan telinga mereka untuk memahami kebaikan dan keburukan, meskipun mereka telah diberikan kemampuan tersebut.
Mengutip dari buku Aku Beriman, Maka Aku Bertanya, Jeffrey Lang, (2006), ayat ini menegaskan bahwa iman kepada Allah memerlukan penggunaan akal dan pikiran untuk memahami ajaran-Nya. Jadi, bukan sekadar mengikuti tradisi atau kebiasaan.
ADVERTISEMENT
Ayat 179 menjelaskan bahwa konsekuensi dari tidak beriman kepada Allah bukan hanya terlihat dari lisan semata. Tidak beriman akan terlihat dari bagaimana seseorang menggunakan akal, penglihatan, dan pendengaran dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut adalah penjelasan mengenai pengertian iman kepada Allah menurut surah Al-A'raf ayat 179.
1. Iman kepada Allah Bukan Sekadar percaya, tapi Harus Menggunakan Akal dan Hati
Iman kepada Allah bukan sekadar percaya dalam ucapan, tetapi juga harus tercermin dari penggunaan akal dan hati. Orang yang benar-benar beriman akan menggunakan hatinya untuk merenungi dan memahami kebenaran, bukan hanya menerima secara formal tanpa pemahaman.
Bisa dikatakan bahwa hati berperan sebagai pusat kesadaran dan perenungan terhadap petunjuk-petunjuk ilahi.
2. Penglihatan dan Pendengaran Harus Digunakan untuk Mengenal Tanda-Tanda Allah
Allah menganugerahkan penglihatan dan pendengaran agar manusia mengenali tanda-tanda kebesaran-Nya. Mata digunakan untuk melihat keajaiban alam ciptaan Allah,.
ADVERTISEMENT
Sementara telinga berfungsi untuk mendengar wahyu serta nasihat-nasihat yang membawa manusia mendekat kepada-Nya. Dua indera ini harus dioptimalkan agar iman tumbuh melalui pemahaman yang benar.
3. Orang yang Mengabaikan Fungsi Akal dan Hati Digambarkan seperti Hewan Ternak
Orang yang mengabaikan fungsi hati, akal, penglihatan, dan pendengaran digambarkan dalam ayat ini seperti hewan ternak. Bahkan, mereka disebut lebih sesat daripada hewan, karena hewan bertindak sesuai naluri tanpa akal, sementara manusia diberi akal tetapi memilih untuk lalai.
Ini merupakan teguran keras agar manusia tidak menyia-nyiakan potensi yang diberikan Allah.
Pengertian iman kepada Allah menurut surah Al-A'raf ayat 179 menuntut lebih dari sekadar pengakuan lisan. Iman sejati dalam Islam harus dibuktikan dengan penggunaan hati, akal, penglihatan, dan pendengaran untuk merenungi dan menerima kebenaran. (DNR)
ADVERTISEMENT