Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Pengertian Transkrip Wawancara dan Cara Penulisannya
30 Desember 2023 17:26 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Transkrip wawancara adalah bagian dari dokumentasi hasil kegiatan wawancara dengan cara menuliskan percakapan yang telah dilakukan. Penulisannya dapat dilakukan secara langsung (real-time) atau dari mendengarkan audio atau video yang sudah direkam sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari buku How To Do Media And Cultural Studies, Triyanto triwikromo (2003:134), transkrip wawancara merupakan suatu yang sangat membantu ketika sedang melakukan analisis secara mendetail.
Pengertian Transkrip Wawancara
Dengan begitu, peneliti dapat melakukan analisis dengan lebih efektif berdasarkan data yang diperoleh. Peneliti dapat menulis transkrip wawancara dengan fase atau level yang spesifik. Proses penulisan dari transkrip wawancara ini bisa saja tidak mudah.
Ketika transkrip dilakukan secara langsung, maka pewawancara perlu menulis dengan cepat menyesuaikan ucapan dari sang koresponden atau narasumbernya. Hal ini dapat memecah konsentrasi pewawancara.
ADVERTISEMENT
Namun, jika ditulis dengan mendengar rekaman maka hal itu juga sangat menyita waktu. Meski begitu, cara ini lebih mudah dilakukan karena tak menuntut penulisan yang cepat sehingga hasilnya akan lebih rapi.
Cara Penulisan Trankrip Wawancara
Transkrip wawancara dibagi menjadi dua jenis, yaitu transkrip wawancara verbatim dan transkrip wawancara substantif. Keduanya memiliki cara penulisan yang berbeda, berikut ulasannya.
1. Cara Penulisan Transkrip Wawancara Verbatim
Transkrip wawancara verbatim adalah transkrip yang ditulis dengan menyalin kata demi kata yang diucapkan oleh narasumber. Hal ini termasuk kata-kata yang diulang-ulang, kalimat tak selesai, gagap, berdehem, tertawa, batuk bahkan suara ketukan pintu.
Untuk itu, penulisan dari transkrip wawancara verbatim sebaiknya ditulis dengan mendengarkan rekaman. Kalaupun ingin menulisnya secara langsung, sebaiknya tetap melakukan rekaman agar jika ada yang tak tertulis tetap dapat didengarkan lagi.
ADVERTISEMENT
2. Cara Penulisan Transkri Wawancara Substantif
Transkrip wawancara jenis ini buat dengan tak menulis semua ucapan narasumber, melainkan menulis dialog yang dianggap penting saja. Kata-kata gagap dan yang diulang-ulang diabaikan. Suara non verbal seperti batuk dan tertawa pun juga tak ditulis.
Transkrip jenis ini lebih mudah dipahami dari pada transkrip wawancara verbatim. Sebab, biasanya transkrip substantif dilakukan dalam bidang jurnalistik untuk dikembangkan dalam bentuk sebuah artikel.
Pada intinya, transkrip wawancara adalah salinan wawancara yang penting sebagai data yang diperlukan dalam pencarian informasi maupun bahan penelitian. Proses penulisan transkrip wawancara ini membutuhkan ketelatenan untuk mendengarkan ucapan narasumber. (SLM)