Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Penyebab Black Death, Wabah Pandemi Paling Mematikan dalam Sejarah
15 Juli 2023 17:10 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Mengutip buku Hidup di Abad Pertengahan, Tobias Lanslor, Mikael Eskelner, Martin Bakers, Black Death adalah salah satu pandemi yang paling menghancurkan dalam sejarah manusia, yang mengakibatkan kematian ratusan juta orang di Eurasia dan Eropa.
Penyebab Black Death dengan Penyebaran yang Cepat
Terjadi pada abad ke-14 di Eropa, pandemi ini menyebar dengan cepat dan mengakibatkan kematian massal serta perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang signifikan.
Penyebab utama di balik Black Death adalah bakteri Yersinia pestis, yang ditularkan oleh kutu yang hidup di hewan pengerat, seperti tikus. Wabah ini dimulai pada tahun 1347 ketika kapal-kapal Genoa yang datang dari Laut Hitam tiba di pelabuhan Messina, Italia.
ADVERTISEMENT
Kapal-kapal ini membawa tikus-tikus yang terinfeksi bakteri Yersinia pestis dan kutu yang hidup di tubuh mereka. Kutu-kutu tersebut melompat ke manusia dan dengan cepat menyebarkan penyakit melalui gigitan mereka.
Dalam beberapa minggu, wabah mulai menyebar ke seluruh Eropa. Proses penyebaran penyakit ini sangat cepat karena kurangnya pemahaman tentang sifat infeksi Yersinia pestis pada saat itu.
Masyarakat pada masa itu tidak tahu bahwa kutu adalah vektor penyakit dan tidak memahami cara penularannya. Selain itu, kondisi sanitasi yang buruk, kepadatan penduduk yang tinggi, serta buruknya kebersihan pribadi mempercepat penyebaran penyakit ini.
Gejala Penderita Black Death
Gejala awal Black Death adalah demam tinggi, menggigil, dan kelemahan yang parah. Beberapa hari kemudian, gejala berkembang menjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang dikenal sebagai bubo.
ADVERTISEMENT
Bubo-bubo ini terutama muncul di ketiak, leher, dan pangkal paha. Selain itu, beberapa orang juga mengalami gejala pernapasan, seperti batuk darah dan sesak napas, yang menandakan infeksi pada paru-paru.
Tingkat kematian akibat Black Death sangat tinggi. Diperkirakan bahwa antara 75 hingga 200 juta orang meninggal akibat wabah ini, jumlah yang mencakup sekitar sepertiga hingga dua pertiga populasi Eropa saat itu.
Wilayah-wilayah tertentu mengalami penurunan populasi yang drastis, mengakibatkan gangguan sosial, ekonomi, dan perubahan dalam struktur masyarakat. Penanganan penyakit ini pada masa itu sangat terbatas.
Metode pengobatan yang umum digunakan termasuk meminum ramuan herbal, pembersihan kotoran dengan darah hewan, dan pemberian obat-obatan yang tidak efektif.
Beberapa orang mencoba mengisolasi diri atau melarikan diri dari daerah yang terinfeksi, tetapi upaya ini sering kali tidak berhasil menghentikan penyebaran wabah.
ADVERTISEMENT
Black Death memberikan dampak jangka panjang dalam sejarah Eropa. Selain menimbulkan rasa ketakutan yang mendalam dan trauma kolektif, pandemi ini juga mengubah pandangan dunia dan agama.
Selain itu, Black Death mempengaruhi struktur ekonomi dengan mengurangi jumlah angkatan kerja, meningkatkan upah buruh, dan menyebabkan perubahan dalam hubungan sosial.
Pembelajaran dari pandemi ini memberikan wawasan yang berharga tentang penyebaran penyakit menular dan peran penting yang dimainkan oleh faktor-faktor, seperti sanitasi dan langkah-langkah pencegahan lainnya dalam mengendalikan penyebaran penyakit.
Kesadaran ilmu pengetahuan mengenai penyebab Black Death mengingatkan warga dunia akan pentingnya kewaspadaan dan respons yang cepat dalam menghadapi ancaman kesehatan masyarakat yang serius. (VAN)