Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sudut Pandang Hikayat Sa Ijaan dan Ikan Todak
27 Oktober 2024 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Ragam Info tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hikayat Sa Ijaan dan Ikan Todak merupakan cerita yang berasal dari Kalimantan Selatan, yang menjadi salah satu materi pada pelajaran Bahasa Indonesia. Pembahasannya berkaitan dengan sudut pandang Hikayat Sa Ijaan dan Ikan Todak.
ADVERTISEMENT
Pembaca akan lebih mudah memahami isi dan pesan sebuah cerita jika disampaikan dengan jelas dan detail. Setiap unsur dalam cerita membentuk keseluruhan alur, sehingga penentuan sudut pandang menjadi aspek penting dalam karya tulis hikayat.
Penjelasan Sudut Pandang Hikayat Sa Ijaan dan Ikan Todak
Menurut buku Be Smart Bahasa Indonesia Kelas VII, Ismail Kusmayadi, Dini Aida Fitria, Eva Rahmawati (2008:62), sudut pandang adalah visi pengarang atau cara pengarang mengambil posisi dalam cerita.
Sudut pandang termasuk unsur intrinsik dalam sebuah cerita. Peran utamanya adalah menciptakan suasana, rasa dalam menuliskan cerita sehingga dapat tergambar dan memicu imajinasi pembaca. Sudut pandang Hikayat Sa Ijaan dan Ikan Todak ini menggunakan sudut pandang orang ketiga.
ADVERTISEMENT
Penulis cerita menempatkan dirinya pada posisi seseorang yang serba tahu, sehingga ia dapat menceritakan alurnya dari berbagai arah. Ia tahu isi hari para tokoh, tindakan yang dilakukan, latar cerita, dan peristiwa yang terjadi dalam cerita.
Hikayat Sa Ijaan dan Ikan Todak bercerita tentang Datu Mabrur yang menginginkan tempat tinggal untuk anak cucunya kelak, dan ia meminta dengan sungguh-sungguh kepada Sang Pencipta dengan cara bertapa.
Kemudian Ikan Todak yang merupakan raja dari segala jenis ikan dilautan lepas merasa terganggu sebab air laut menjadi bergejolak akibat pertapaan Datu Mabrur. Ikan Todak menyerangnya, tetapi ternyata Datu Mabrur lebih sakti, sehingga Ikan Todak dan rakyatnya berjanji akan tunduk dan mereka berjanji akan selalu sa ijaan yang artinya adalah saling membantu, semufakat, satu hati, dan seiya sekata.
ADVERTISEMENT
Pada akhirnya, Ikan Todak memenuhi perintah Datu dengan mengabulkan permintaannya untuk memiliki tempat tinggal untuk anak cucunya berupa dataran dari dasar laut yang dibawa para ikan ke permukaan.
Jadi sudut pandang Hikayat Sa Ijaan dan Ikan Todak menggunakan sudut pandang orang ketiga yang memposisikan penulis cerita sebagai orang yang serba tahu. Mulai dari pikiran tokoh, tindakan, latar, serta peristiwa yang terjadi. (DVA)
Baca Juga: Tema Hikayat Bunga Kemuning dan Amanatnya