Konten dari Pengguna

Menguji Toyota Alphard 3.5Q Executive Lounge

10 Agustus 2017 14:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahadi Yogi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menguji Toyota Alphard 3.5Q Executive Lounge
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Sejak kemunculan pertama Toyota Alphard di tahun 2008, mobil ini sukses merebut hati keluarga mapan di Indonesia. Bahkan hanya dengan sekadar naik-turun dari pintu kabin, Anda sudah otomatis dicap sebagai ‘orang berada’.
ADVERTISEMENT
Asumsi diatas tidak berlebihan. Kehadiran strata tertinggi Toyota Alphard 3.5Q terbaru semakin menegaskan stutus mobil ini sebagai MPV Premium. Tidak hanya desain eksterior yang mewah tapi juga kemegahan kabin.
Kami lebih tertarik untuk menikmati bagian kabin terlebih dahulu. Sejak pintu geser terbuka, nuansa atraktif langsung terasa. Dua jok tengah berlabel ottoman seat langsung menyambut. Tidak hanya berlapis kulit yang nyaman, jok ini juga dilengkapi berbagai pengaturan.
Kami bisa leluasa mengatur posisi rebah punggung dan kaki bahkan hingga 180 derajat. Dipayungi atap panoramic sunroof dan ambience light model ‘U’ yang memanjang hingga jok paling belakang, membuat atmosfir kabin tersaji begitu nyaman.
Tidak hanya itu, di jok tengah juga kami dimanjakan dengan fasilitas premium lain. Ada suguhan audio video dari monitor atap 9 inci yang disupport perangkat Blue-ray, sampai fitur wireless charger.
ADVERTISEMENT
Kenikmatan baris kedua ini, tidak bisa sepenuhnya dirasakan penumpang di baris ketiga. Akses yang diberikan lewat ottoman seat sempit dan tidak sepenuhnya mudah. Walau jok ottoman bisa digeser secara elektris, ia membutuhkan waktu agak lama dibanding mendorongnya secara manual.
Duduk di bangku baris ketiga juga cukup nyaman. Meski ruang untuk recline minim, namun ruang kaki dan kepala sudah tersaji begitu lapang. Oh ya, jok baris ketiga ini bisa dilipat rata dengan konfigurasi 50:50. Bahkan jika membutuhkan space yang lebih besar, ia bisa dilipat penuh ke samping untuk ruang kargo yang lebih besar.
Kembali ke tugas awal untuk mencoba impresi berkendara dari MPV jumbo berbobot nyaris 2 ton. Dengan tinggi mobil 1,8 meter, ruang kemudi dibuat tinggi dengan posisi setir agak ke bawah. Komposisi ini berhasil memberikan kami pandangan yang luas di depan.
ADVERTISEMENT
Begitu engine start ditekan, mesin Dual VVT-i berkapasitas 3.456 cc dengan konfigurasi V6 langsung menyalak. Ini adalah mesin yang sama dengan Alphard 3.5Q sebelumnya. Tenaganya besar mencapai 271 dk dengan torsi 340 Nm.
Dengan torsi yang melimpah, tidak susah bagi kami untuk menggapai angka 160 km/jam sekalipun. Bahkan untuk sekadar mencapai 0-100 km/jam bisa dikunci ha­nya dalam waktu 8,5 detik saja. Fantastis!
Hal lain yang kami rasakan ialah penyaluran tenaga ke roda depan. Meski tidak menggunakan transmisi jenis CVT seperti varian di bawahnya yang bermesin 2.500 cc, transmisi otomatis 6 percepatan sequential terasa cukup responsif. Entakan tenaganya minim, malah kami masih bisa menikmati laju mobil layaknya mengendarai transmisi manual saat tuas di posisikan di S.
ADVERTISEMENT
Walau akselerasi mobil sedikit lambat di putaran bawah 1.000-1.500 rpm, Alphard 3.5Q tuntas membayar memasuki putaran menengah 2.500 rpm ke atas. Karakter tenaganya liar dan hanya bisa diredam saat kecepatan tinggi ketika melintasi tikungan.
Kami sempat mencoba melibas tikungan di kecepatan di 90 km/jam. Hasilnya mobil ini jadi begitu limbung. Di poin inilah sedan seperti Camry masih jauh lebih baik. Di luar tikungan, bantingan suspensi Alphard terbaru pantas diacungi jempol. Ia kini sangat nyaman karena menggunakan suspensi double wishbone di belakang.
Penggunaan Eco mode, meski tanpa sistem start/stop seperti varian di bawahnya, masih cukup baik untuk mendapatkan konsumsi BBM yang optimal. Catatan konsumsi BBM di tol dengan kecepatan rata-rata 90 km/jam bisa meraih 12,2 km/l. Sementara di rute dalam kota dengan kecepatan rata-rata 23 km/jam bisa meraih 8,6 km/l.
ADVERTISEMENT
Namun sekali lagi kami tegaskan, jika duduk di balik kemudi, kami dituntut untuk menjalankan dua fungsi sekaligus. Pertama sebagai pengendara, dan kedua melayani kebutuhan penumpang di kabin.
Pengendara bisa melayani hampir semua kebutuhan penumpang di kabin. Mulai membuka-tutup pintu penumpang dan pintu bagasi, menghidupkan dan mengganti warna lampu ambient light, sampai hal paling sepele seperti menghidupkan lampu baca penumpang sudah bisa dilakukan pengendara.
Jika anda ingin mencoba kendaraan satu ini, anda bisa menyewa kendaraan ini di www.sewamobilkika.com atau hubungi 0811 1909 887