Konten dari Pengguna

HOROR! DITEROR PENGHUNI KAMAR KOS

rahayu sulistyaningsih
Rahayu Sulistyaningsih, S.H., Ilmu Hukum, Fresh Graduate Universitas Sebelas Maret Surakarta.
28 September 2022 9:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Tulisan dari rahayu sulistyaningsih tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: diteror Penghuni Kamar Kos/Foto: darksouls1/Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: diteror Penghuni Kamar Kos/Foto: darksouls1/Pixabay
ADVERTISEMENT
Indekos atau kos adalah sebuah jasa yang menawarkan tempat tinggal sementara dengan sejumlah pembayaran tertentu. Keberadaan kos kebanyakan berada di kota-kota besar yang dibutuhkan bagi orang yang merantau atau mahasiswa yang sedang mencari ilmu. ketika menjadi penghuni kos harus siap untuk tinggal sendiri, jauh dari orang tua, bahkan harus melakukan semuanya sendirian.
ADVERTISEMENT
Perkenalkan aku seorang mahasiswa di salah satu kota di Jawa Tengah yang sering dipanggil dengan ayu oleh teman-temanku, pada kesempatan kali ini aku akan menceritakan pengalamanku semasa tinggal di kos yang ku tempati selama satu tahun.
Awal mulanya aku memilih kos tersebut atas dasar saran dari ibu-ibu calo kos, emang dari awal kesalahanku sih menggunakan jasa calo. Ya gimana lagi namanya mahasiswa baru yang sedang mencari tempat kos di kota lain. Solusi pertama saat itu aku butuh calo untuk mencari kos, pikirku saat itu ada dua opsi yang harus ku tentukan ketika mencari kos yang pertama bagi mahasiswa baru pasti mencari kos memilih yang paling dekat dengan kampus dan yang kedua dekat dengan tempat makan, supermarket, dan pastinya murah di kantong.
ADVERTISEMENT
Setelah mendapatkan kos pastikan sebagai penghuni baru berharap kos yang di tempati jauh dari kata angker, mungkin saat itu tidak beruntung kali ya aku dapat kos namanya juga orang awam yang baru merantau di kota orang pasti tidak tau asal mula bangunan itu berdiri, siapa saja yang sudah menempatinya, dan kondisi kos yang sebenarnya. Mau menginformasikan bahwa kebanyakan kos di dekat kampus ku biaya sewanya hanya bisa satu tahun, taulah ya kalau ngekos satu tahun dan harus dibayar full di depan akibatnya kalau mau pindah juga eman-eman duitnya terpaksa aku harus betah-betahi tinggal di situ.
Hari pertama aku menempati kosku hanya berisi sekitar 10 orang padahal jumlah kamarnya 20, lantai bawah ada 10 kamar dan lantai atas 10 kamar, cuma yang dilantai dua hanya ditempati dua orang. Padahal saat aku survei pemilik kos bilang kalau kosnya sudah penuh, ternyata itu cuma strategi mereka saja. Terpakasa aku mendapatkan posisi kamarku ini paling pojok bawah tangga dan gak ada udara yang masuk sama sekali jadi kalian bisa ngertilah ya kondisinya kayak gimana lembab dan pengap kalau gak nyalakan kipas angin.
ADVERTISEMENT
Minggu pertama masih baik-baik saja kondisi kos, dan awal-awal aku jarang sekali di kos waktu yang lama paling cuma numpang tidur aja, selebihnya aku masih suka berkujung ke beberapa kos temen-temenku SMA, ya taulah masih belum terbiasa di kos sendiri makanya mending eksplore kos-kos yang lainnya. Minggu kedua mulai terjadi hal di luar nalar contohnya benda-benda yang berpindah posisi, yang awalnya ada disebelahku tiba-tiba bisa di atas meja. Itu kejadian yang menurutku masih belum ada apa-apanya dibandingkan minggu-minggu berikutnya. Sebulan kemudian para penghuni lain mulai menunjukan jati diri mereka sebagai penghuni disitu, kejadian yang masih membekas di dalam pikiranku yaitu mereka suka sekali menggelitiki kakiku ketika aku mulai tidur, gak hanya pada malam hari bahkan saat siang haripun mereka juga melakukan hal yang sama padaku. Semenjak kejadian itu aku nyeletuk pada mereka kalau mau tenang dan gak mau diganggu balik tolong jangan ganggu aku, setelah ku nyeletuk itu mereka berhenti. Ku pikir setelah itu gak bakal diganggu tebakanku salah, mereka kembali mengusili aku lagi bahkan setiap hari.
ADVERTISEMENT
Dua bulan berikutnya gak ada hujan gak ada petir ada satu keluarga yang tinggal di depan kamar kos ku, ku kira mereka cuma sebentar ternyata dugaanku salah mereka tinggal hampir satu tahun lamanya. ku pikir dengan datangnya mereka situasinya bakal membaik malah kebalikan aku jadi sering gelisah yang harusnya jadi tenang malah para penghuni mulai menunjukan jati diri mereka, aku sering ketindihan, benda-benda berpindah tempat sendiri, ada penampakan dari penghuni bangsa lain terdiri dari seorang laki-laki yang memakai setelan jas, anak kecil yang ada di atas meja belajar, dan mbak-mbak kunti yang di atas lemari dan anehnya lagi mereka semua pernah muncul di mimpiku dengan ekspresi yang marah.
Apakah mereka marah dengan ku karena tempat tinggalnya ku tempati? Apakah aku mengganggu mereka? Pertanyaan-pertanyaan itu sering muncul di dalam benakku.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya di dalam kamar kos ku aja mereka disitu saja teror yang menimpaku, suatu malam aku sedang mencuci baju karena stok bajuku di lemari sudah habis terpaksa aku harus mencuci malam-malam, ku kira malam itu akan baik-baik saja. Tempat jemur baju ku di bagian atas yang posisinya terbuka gak ada kanopi, jadi kalian taulah kalau hujan, apalagi seorang mahasiswa ketika sedang kuliah dan jemuran belum diambil pasti sia-sia menyucinya. Kembali lagi ketika ku menjemur baju di atas aku melihat sosok hitam besar yang sedang melihatku, awalnya aku terdiam beberapa detik untuk berpikir untuk melanjutkan menjemur baju atau enggak. Kalau gak ku jemur malam ini, besok aku pakai baju apa. Ku cepatkan jemur bajuku setelah itu aku masuk kamar.
ADVERTISEMENT
Setelah beberapa kejadian yang ku alami, aku ingin pindah kamar kos di lantai dua berharap tidak akan diganggu lagi ternyata firasatku salah, setelah ditunjukan kamar di lantai dua oleh pak kosku aku jadi ingin menarik diri untuk pindah kamar karena suasananya lebih parah dari kamar kosku sebelumnya.
Hampir setahun aku bertahan di kos ku ini, aku memutuskan untuk keluar dan mencari kos lainnya yang hitungannya masih dekat dengan kampusku. Setelah mempertimbangkan beberapa kos aku memilih kos yang baru atas saran temanku yang fasilitasnya lebih baik dan harganya setara, yang tidak didiami satu keluarga dan pastinya khusus kos cewek. Semenjak keluar dari kos lama aku coba menghubungi beberapa rekan kosku yang lama untuk tanya-tanya mereka mau lanjut atau enggak seluruhnya memutuskan untuk pindah kos. Aku gak tau semestinya apa yang memutuskan mereka untuk pindah apakah mereka juga merasakan yang sama denganku atau ada suatu hal lagi. Aku pun gak sempat menanyakan hal itu kepada mereka karena masih terbayang-bayang teror yang menimpaku yang kualami hampir satu tahun.
ADVERTISEMENT
Selama kejadian yang menimpaku, kali ini aku mendapatkan banyak sekali pembelajaran untuk lebih selektif lagi perihal mencari tempat kos, walaupun hanya sementara yang paling penting mental dan kewarasan masih tetap sehat. Tidak hanya memikirkan biaya sewanya aja melainkan juga jarak lokasi, kondisi kos, penghuni kos yang kalian temui ketika survei kos, tak lupa membaca karakter bapak/ibu kos.
Sedikit Pesan buat kalian terutama para mahasiswa yang sedang mencari tempat kos dan para pekerja yang sedang merantau di kota besar tolong kalian benar-benar mengamati kondisi kos yang akan kalian tempati, bisa juga minta saran dari warga sekitar kos, dengan kalian melakukan hal itu berharap kalian bisa mendapatkan tempat kos yang aman, nyaman, penghuni kos yang ramah dan setidaknya terhindar dari para penghuni lain dari dunia lain.
ADVERTISEMENT