Konten dari Pengguna

Dear Overthinker, Tidak Semua Hal Harus Kamu Khawatirkan

Rahayu Lestari
an active university student (Universitas Terbuka) majoring in communication science.
7 Maret 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahayu Lestari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Dear Overthinker, Foto Unsplash/ Anthony Intraversato
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Dear Overthinker, Foto Unsplash/ Anthony Intraversato
ADVERTISEMENT
Sederhananya, overthinking adalah kondisi dimana kita tenggelam dalam pikiran kita tentang suatu hal secara berulang dan berkepanjangan. Overthinking membuat seseorang merasa terjebak di dalam pikirannya sendiri tanpa menemukan solusi yang jelas. Pada beberapa kasus hal ini dapat memicu depresi dan gangguan kesehatan mental ketika ketika diabaikan begitu saja. Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengurangi overthinking.
ilustrasi Mengurangi Overthinking, Foro Unsplash/ Amin R.K
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi Mengurangi Overthinking, Foro Unsplash/ Amin R.K

Identifikasi

ADVERTISEMENT
Overthinking datang dari pola pikir negatif yang umumnya berbentuk renungan atau penyesalan terus-menerus pada sesuatu yang sudah terjadi dan kekhawatiran pada sesuatu yang akan terjadi.
Ketika terlalu banyak penyesalan yang berulang di kepala kita, maka akan semakin banyak pula keraguan dan ketakutan bahwa kegagalan yang sama akan terulang di masa depan sehingga membuat kita khawatir tanpa henti. Memahami pola overthinking dapat membantu kita menemukan metode yang tepat untuk mengatasinya.

Menantang Pikiran

Pada tahap ini, coba tanyakan pada diri sendiri, “apa yang membuat kita merasa seperti ini?”, “apakah skenario yang ada di kepala kita adalah realita?”
Dengan mempertanyakan validitas di baliknya, kita akan mulai melihat bahwa seringkali kita terlalu melebih-lebihkan situasi. Kegagalan di masalalu tidak semata-mata terjadi karena ketidakmampuan kita dan kegagalan di masalalu tidak juga menjadi penentu di masa yang akan datang.
ADVERTISEMENT

Penerimaan Diri dan Fokus pada Penyelesaian

Alih-alih terus menyalahkan diri, kita harus belajar untuk menerima diri, dan menerima kegagalan sebagai hal wajar yang pasti dialami oleh setiap orang.
Masa lalu cukup dijadikan pelajaran dan masa depan biarkan menjadi misteri sebagaimana mestinya, yang harus kita lakukan adalah fokus pada kesempatan yang kita miliki saat ini untuk menyelesaikan apa yang harus diselesaikan dan membuka peluang keberhasilan yang lebih besar di masa depan.
Kita juga harus mulai berlatih untuk mengalihkan pikiran negatif kita dengan memvisualisasikan kemungkinan terbaik yang bisa terjadi.

Mengelola Emosi

Emosi kita dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Pengelolaan emosi bisa kita lakukan dengan lebih berwelas asih kepada diri kita sendiri: memberi afirmasi positif, berhenti memberi kritik yang agresif, makan makanan yang baik, tidur dengan cukup, tadabur alam, olahraga, atau bahkan meditasi.
ADVERTISEMENT
Faktor eksternal di luar diri kita juga perlu diperhatikan: lingkungan sosial kita, hubungan kita dengan orang lain, dan lain-lain.
Overthinking adalah sesuatu yang tanpa sengaja kita “rawat” di dalam diri kita. Pada tahapan awal overthinking bisa kita atasi dengan metode yang cocok dengan kita, tetapi pada tahap yang sudah mengakhawatirkan - misalnya mulai mengganggu pola hidup pada jangka waktu tertentu -, cobalah untuk mencari bantuan professional.