Menulis bagi Pemula dari Seorang Pemula

Konten dari Pengguna
23 April 2021 10:48 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Deandra Agusthina tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernahkah kalian membaca salah satu quote dari penulis ternama Pramoedya Ananta Toer berikut, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
ADVERTISEMENT
Quote tersebut tentu 1.000% benar. Melalui tulisan, ilmu bisa terekam dan sejarah bisa terselamatkan. Melalui tulisan pula, kita bisa mengetahui tingkat intelektualitas dan kepribadian seseorang. Menulis bisa tentang apa saja. Ada yang mahir membuat tulisan ilmiah, membuat puisi, menulis buku akademik, dan lain sebagainya. Apa pun itu, sebuah karya selalu berharga. Sesederhana apa pun itu, sebuah karya tulisan selalu memiliki pembacanya.
Pertanyaan selanjutnya adalah jika menulis memang semudah itu, mengapa semua orang tidak menjadi penulis? Bukankah setiap orang ingin diingat melalui coretannya? Bukankah setiap orang ingin memiliki karya dan mencatatkan namanya dalam masyarakat?
Ilustrasi foto menulis. freepik.com
Dilansir dari Portal Informasi Indonesia (Indonesia.go.id) yang di-publish tanggal 24 Januari 2021, jumlah populasi Indonesia mencapai 270,02 juta jiwa per September 2020, dengan persentase penduduk usia produktif (15–64 tahun) mencapai 70,72%. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat 191 juta jiwa penduduk Indonesia yang berkesempatan menjadi penulis. Namun, berapa puluh juta jiwakah yang sudah menghasilkan karya tulisan? Benar, hanya segelintir jiwa.
ADVERTISEMENT
Faktanya, menulis tidak semudah menuangkan air ke gelas. Banyak hambatan yang dirasakan calon penulis. Hambatan–hambatan umum yang sering dirasakan seperti menentukan topik, bagaimana caranya memulai, kehabisan ide di tengah tulisan, kesulitan menentukan kata, rasa takut karyanya tidak memiliki peminat, dan lain sebagainya. Untuk meminimalisir berbagai hambatan itu, berikut tips menulis bagi para pemula dari seorang pemula yang telah menghasilkan beberapa karya sederhana.

Kuasai Topik yang Akan Ditulis

Menulis akan terasa berat dan melelahkan ketika kita tidak memiliki informasi atau data yang cukup tentang topik yang akan kita tulis. Penulis novel best seller Laskar Pelangi, Andrea Hirata, pernah berkata dalam sebuah seminar bahwa dia menghabiskan waktu bertahun–tahun untuk mempelajari topik yang akan ditulis dalam novelnya, namun dia hanya membutuhkan waktu dua minggu untuk menyelesaikan novel tersebut. Calon penulis terlalu fokus pada “topik yang menarik/bagus”, namun mereka tidak tahu bagaimana mengembangkan topik itu menjadi tulisan yang berkualitas karena kurangnya pengetahuan akan topik yang dipilih. Tulisan akan terasa hidup jika kita tahu apa yang kita tulis. Dengan menguasai topik, tida akan ada lagi keluhan “Ah, aku kehabisan ide, stuck disini!”.
ADVERTISEMENT
Ikut Komunitas Menulis
Pepatah lama mengatakan “Bertemanlah dengan tukang minyak wangi, maka kau akan ikut wangi”. Jika kalian ingin menjadi penulis, maka bergabunglah dengan orang–orang yang suka menulis. Sosial media memudahkan kita mendapatkan informasi tentang komunitas menulis di Indonesia. Dengan ikut komunitas menulis, tidak lantas langsung menjadikanmu penulis hebat. Namun, komunitas menulis mampu membimbingmu dari awal hingga menghasilkan sebuah karya. Komunitas menulis memiliki tutor-tutor berpengalaman yang bisa kau gali ilmunya, mereka juga memiliki networking dengan beberapa penerbit yang credible dan bisa membantu para anggota menerbitkan buku ber-ISBN. Beberapa komunitas menulis di Indonesia di antaranya adalah ASN Menulis (khusus untuk para ASN di seluruh instansi pemerintah) dan Yasara Indonesia (terbuka untuk umum).
ADVERTISEMENT

Mulailah dengan Antologi!

Antologi adalah buku yang berisi kumpulan karya dari beberapa penulis/kontributor. Antologi bisa berupa kumpulan cerpen, puisi, artikel, dan lain sebagainya. Jumlah halaman dalam satu buku antologi menentukan jumlah penulis/kontributor yang dibutuhkan serta jumlah lembar yang harus dihasilkan per penulis. Bagi kalian yang ingin menerbitkan buku namun tidak mampu menulis ratusan lembar seorang diri, kalian bisa memulainya dengan antologi. Ajaklah teman yang memiliki pengalaman dalam bidang tulis–menulis dan jadikan dia ketua tim dalam penulisan buku antologimu.

Luruskan niat menulis!

Menulis untuk terkenal atau menulis untuk bermanfaat? Menulis akan terasa berat jika kiblat kita dalam menulis adalah menjadi terkenal. Secara tidak langsung, kita akan membandingkan karya kita dengan penulis ternama Indonesia. Hasil karya tulis tidak untuk dibandingkan karena setiap karya memiliki pembacanya masing-masing. Jika kita fokus pada manfaat dari tulisan kita, maka setiap kata akan terasa ringan untuk didendangkan. Jadi fokuslah pada “Untuk siapa aku menulis?” bukan pada “apa yang aku dapatkan dari menulis?”
ADVERTISEMENT
Setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda, meskipun untuk topik yang sama. Apabila setiap orang berani untuk menulis, betapa kayanya dunia literasi Indonesia. 191 juta jiwa dengan pemikiran yang berbeda akan menghasilkan karya yang luar biasa jika setiap orang berani mengetikkan apa yang ada dalam pikiran mereka. Jangan takut menjadi pemula, karena seorang Andrea Hirata juga mengawali karirnya sebagai pemula. Menulis bukanlah bakat, tapi keterampilan yang bisa diasah.