Mitos, Gaib, dan Kaitannya dengan Kelestarian Alam

Rahima Zakia
Mahasiswi Program Studi Magister Ilmu Kelautan Universitas Maritim Raja Ali Haji
Konten dari Pengguna
31 Januari 2023 17:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahima Zakia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi keindahan alam. Foto: Dok. Yayasan EcoNusa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keindahan alam. Foto: Dok. Yayasan EcoNusa
ADVERTISEMENT
Mitos adalah cerita yang beredar di kalangan masyarakat yang keberadaanya sering dikaitkan dengan hal gaib ataupun hal yang tidak bisa diterima secara rasional. Biasanya mitos-mitos dikembangkan guna penanaman dan pengukuhan nilai-nilai budaya, pemikiran serta wawasan tertentu yang memiliki fungsi untuk merangsang perkembangan berpikir dan kreativitas.
ADVERTISEMENT
Mitos hingga saat ini masih sering terdengar khususnya di daerah pedesaan atau daerah yang tidak terlalu ramai. Mitos kadang juga benar-benar terjadi, dan cerita-cerita mitos pedesaan sangat mensugesti masyarakat. Karena pada dasarnya masyarakat Indonesia terutama yang masih dipengaruhi oleh kepercayaan leluhur, sangat senang dengan hal-hal yang bersifat spiritual, sehingga dari sinilah mitos-mitos mulai menyebar. Tentu saja tidak semua orang percaya dengan mitos-mitos yang beredar.

Mitos dan kelestarian alam

Dari segi ekologi, keberadaan mitos memberikan pengaruh yang baik jika dihubungkan dengan kelestarian alam. Misalnya mitos pohon besar angker seperti beringin yang jika ditebang akan membuat penghuninya dan si penebang kerasukan atau akan mengalami kesusahan tujuh turunan. Keberadaan mitos ini secara tidak langsung memberikan manfaat bagi kelestarian alam. Pohon memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, mulai dari sebagai penghasil oksigen, menyerap karbon, menyerap air dan masih banyak manfaat lainnya. Dengan adanya mitos pohon angker masyarakat tidak akan sembarangan dalam menebang pohon sehingga kelestariannya akan tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Ada juga mitos terkait hutan larangan yang di jumpai di beberapa wilayah di Indonesia. Keberadaan hutan larangan yang dipercayai masyarakat sebagai tempat bersemayamnya leluhur mereka sehingga masyarakat tidak berani memasukinya. Hal ini, menjadikan kawasan hutan menjadi lestari. Adanya larangan ini juga membawa kebaikan pada masyarakat sekitar yang tidak pernah terkena banjir di musim penghujan dan tidak mengalami kekeringan maupun kekurangan air di musim kemarau.
Keberadaan mitos juga dapat mempengaruhi biota tertentu, seperti mitos larangan menangkap ikan dalam kurun waktu tertentu yang jika di langgar akan mendatangkan musibah. Mitos terkait ikan larangan ini juga dapat dijumpai di beberapa wilayah di Indonesia seperti tradisi sasi yang melarang mengambil hewan di laut dalam zona tertentu.
ADVERTISEMENT
Penentuan zona berdasarkan keputusan adat, yang nantinya akan ditandai dengan tanda-tanda tertentu. Bagi yang melanggar, masyarakat setempat mempercayai bahwa orang tersebut akan mendapatkan hukuman dari Tuhan dengan mendapatkan bencana. Selain itu ada juga ada lubuk larangan di Sumatra Barat yang hanya boleh dilakukan penangkapan sekali setahun menggunakan alat tangkap tradisional yang tidak merusak alam serta hanya memperbolehkan menangkap ikan dengan ukuran di atas 250 gram. Hal ini bertujuan agar ikan-ikan yang masih kecil mendapatkan kesempatan untuk menjadi lebih besar dan berkembang biak. Hal ini juga secara tidak langsung berpengaruh terhadap kelestarian ikan tersebut.

Sisi Negatif Mitos Terhadap Kelestarian Alam

Akan tetapi di lain sisi mitos tidak hanya memberikan pengaruh baik bagi kelestarian alam. Sisi negatif dari keberadaan mitos juga mempengaruhi kelestarian alam. Contohnya mitos mengenai air mata dugong. Banyak kalangan percaya bahwa air mata dugong dapat dijadikan sebagai pengasih atau pelet. Air mata duyung ini dapat dicampur dengan parfum dan bila digunakan disertai jampi-jampi tertentu, dapat membuat lawan jenis jatuh hati. Dugong sering diburu diambil minyaknya yang dipercaya bisa dimanfaatkan untuk untuk menyembuhkan penyakit tuberkulosis, nyeri persendian, dan melancarkan peredaran darah. Sedangkan taringnya sering digunakan untuk pembuatan pipa rokok. Padahal keberadaan dugong di alam sangatlah penting.
ADVERTISEMENT
Mitos juga memiliki dampak negatif seperti pembunuhan hewan tertentu karena dianggap sebagai pembawa kemalangan. Sebagai contoh keberadaan trenggiling di Kalimantan Selatan, banyak yang mempercayai bahwa keberadaan trenggiling di suatu desa adalah pertanda yang kurang baik dan diyakini sebagai jelmaan makhluk halus. Kepercayaan tersebut membuat trenggiling sangat dihindari keberadaannya. Jika trenggiling terlihat memasuki pemukiman, trenggiling akan ditangkap untuk dimusnahkan dengan cara dibakar karena diyakini bahwa roh jahat yang menjelma menjadi trenggiling itu hanya bisa musnah jika dibakar.
Terlepas dari dampak negatifnya, dengan adanya eksistensi mitos terkait kelestarian alam diharapkan supaya masyarakat dapat terbiasa untuk senantiasa menjaga kelestarian alam. Mitos tertentu yang masih menjadi cara paling efektif untuk memupuk hati masyarakat supaya tersugesti untuk tetap menghormati dan menjaga alam sehingga alam pun melakukan hal yang sama pada kehidupan masyarakat.
ADVERTISEMENT