Konten dari Pengguna

Sleepwalking (Tidur Berjalan), Pengertian dan Cara Pengobatannya

Rahimatunnisa
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
24 November 2021 21:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahimatunnisa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Apakah kalian pernah melihat atau bahkan mengalami tidur sambil berjalan? Ternyata Sleepwalking/Tidur berjalan ini mempunyai istilah yaitu Parasomnia.
Pict from Shuttersctock
zoom-in-whitePerbesar
Pict from Shuttersctock
Sleepwalking atau Somnambulisme adalah ketika seseorang melakukan aktivitas dalam tidurnya. Aktivitas ini dapat berkisar dari aktivitas sederhana, seperti berjalan dan makan, hingga aktivitas kompleks seperti mengemudi.
ADVERTISEMENT
Siklus tidur normal terdiri, tidur NREM dan tidur REM. Tidur NREM terdiri dari tiga tahap:
tahap 1, tahap tertidur dan mengantuk, tahap 2, tahap tidur ringan, tahap 3, tahap tidur nyenyak. Ini adalah tahap di mana tubuh memperbaiki dirinya sendiri dan melepaskan hormon, oleh karena itu selama tahap ini. Otak sangat tahan terhadap bangun.
Tahap 3, tidur diikuti oleh tidur REM, ini adalah tahap di mana mimpi terjadi. Tidur berjalan adalah gangguan tidur yang dapat diklasifikasikan dalam istilah Parasomnia. Ini terjadi karena kebangkitan sebagian bagian otak dari tahap 3 tidur NREM. Orang yang berjalan dalam tidur berada dalam keadaan sementara antara tidur dan terjaga. di sini sistem motorik menjadi aktif, tetapi kesadaran menjadi kabur. Saat kesadaran menjadi kabur, orang yang berjalan dalam tidur biasanya tidak mengingat tindakan mereka saat bangun tidur.
ADVERTISEMENT
Dibanyak negara percaya orang yang tidur berjalan memerankan mimpi mereka ketika mereka berjalan dalam tidur karena mimpi terjadi dalam tidur REM.
Selama Sleepwalking orang umumnya memiliki ekspresi mata tidak fokus, yang memberi anda perasaan bahwa orang itu tidak melihat anda ditambah dengan pandangan kosong. Selama sleepwalking seseorang tidak menunjukkan ekspresi, sedih, marah, atau tertawa.
Orang yang mengalami tidur berjalan terjadi berkisar dari beberapa detik hingga setengah jam. Beberapa orang mungkin kembali ke tempat tidur dan tidur sendiri atau beberapa tidur tidak di tempat tidur.
Penelitian telah mengungkapkan bahwa orang yang berjalan dalam tidur memiliki tingkat kantuk yang berlebihan di siang hari dan gejala insomnia. Tidak terbukti apakah gejala-gejala ini merupakan akibat dari Sleepwalking atau akibat dari pengaruh yang mendasari tidur yang meningkatkan istirahat, baik untuk Sleepwalking maupun kantuk di siang hari.
ADVERTISEMENT
Orang yang menderita sleepwalking memiliki riwayat kesehatan, sebagai berikut, stres, kurang tidur, obat-obatan seperti antihistamin, stimulan dan kondisi medis seperti asma malam hari, dll. Dikatakan hal ini menyebabkan sleepwalking.
Sleepwalking tidak berbahaya secara langsung, namun bisa mengakibatkan cedera serius, ketika seseorang tersandung jatuh atau bertabrakan saat berjalan dalam tidur bisa berbahaya. Jika terjatuh dan tidak terbentur sesuatu, akan aman dan tidak cedera serius, namun jika jatuh dan terkena benda tajam, atau terbentur sesuatu, bisa membahayakan.
Dari informasi di atas, kalian pasti penasaran kan bagaimana cara mengobati Sleepwalking/tidur berjalan ini? Yuk, simak penjelasan di bawah ini!
Bagaimana cara mengobatinya?
Berjalan dalam tidur umumnya mudah didiagnosis, hanya ada beberapa kasus yang sulit didiagnosis. Cara didiagnosa dengan mengecek riwayat dan gejala medis, dan juga melalui studi tidur dan EEG (Elektroensefalogram) dapat digunakan untuk mengecek adanya kondisi medis tertentu yang menyebabkan seseorang berjalan dalam tidur atau sleepwalking.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini umum terjadi pada anak-anak, terutama antara usia 5 hingga 12 tahun. Sebagian besar hilang seiring bertambahnya usia. Sampai sembuh secara sepenuhnya, tindakan tertentu dapat diambil untuk mencegah sleepwalking.
Nah, perubahan gaya hidup secara sederhana, seperti mengikuti rutinitas jadwal tidur, memiliki waktu tidur yang santai dan meningkatkan kebersihan tidur secara keseluruhan umumnya membantu mengatasi sleepwalking juga, loh. Selain itu terapi perilaku kognitif yang diantisipasi dapat digunakan. Akhirnya, jika pengobatan lain gagal, obat-obatan seperti benzodiazepin dan antidepresan dapat diresepkan untuk mengatasi sleepwalking.
Sumber Pustaka :
Stallman M H, Kohle K, (2016). Prevalence of Sleepwalking: A Systematic Review and Meta-Analysis. 10.1371/journal.pone.0164769.