Konten dari Pengguna

Profesor Filsafat Estetika, Kathleen Higgins, dan Tren kata ‘Aesthetic’

Nindya Rahina Ratri
Mahasiswi Bahasa dan Sastra Inggris, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
12 Desember 2020 5:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Nindya Rahina Ratri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Mood board dengan kombinasi warna yang seragam. Sumber: creativemarket.com
zoom-in-whitePerbesar
Mood board dengan kombinasi warna yang seragam. Sumber: creativemarket.com
ADVERTISEMENT
Aesthetic?”
“Apa sih aesthetic itu?”
“Kata yang sering digunakan oleh anak muda itu, lho, aesthetic
ADVERTISEMENT
“Tapi apa artinya?”
Aesthetic, yang jika diserap dalam Bahasa Indonesia menjadi estetik, adalah kata yang belakangan ini sangat santer terdengar di berbagai platform media sosial maupun dalam percakapan sehari-hari. Banyak dari golongan anak muda, remaja, dan Gen-Z yang memakai kata ini, namun sebenarnya, apa sih arti dari aesthetic itu sendiri? Silakan baca artikel ini sampai akhir untuk tahu lebih dalam mengenai kata 'aesthetic'!
Filsafat dan Estetik, Apa Hubungannya?
Aesthetic dalam Ilmu Filsafat. Sumber: portcorner.tumblr.com
Banyak yang belum tahu sebelumnya, termasuk saya, namun ternyata, ilmu filsafat juga membahas mengenai estetik, lho. Salah satu tokoh yang memiliki ketertarikan dalam filsafat terutama dalam bidang filsafat estetika adalah Kathleen Higgins, mari kita berkenalan dan mengetahui lebih dalam mengenai beliau.
ADVERTISEMENT
Siapa Kathleen Higgins?
Kathleen Marie Higgins. Sumber: en.wikipedia.org/wiki/Kathleen_Higgins
Kathleen Marie Higgins, lahir pada tahun 1954 (umur 65-66), adalah seorang Profesor Filsafat yang berasal dari Amerika. Beliau telah mendapatkan gelar B.A. dalam bidang musik dari Universitas Missouri dan menerima gelar M.A., M.Phil, dan Ph.D. dalam menyelesaikan sekolah pascasarjana di bidang filsafat di Universitas Yale. Bersama dengan suaminya, Robert C. Solomon, Kathleen Higgins telah banyak menulis buku sebagai hasil dari buah pemikirannya. Buku-bukunya telah diterjemahkan ke dalam 10 bahasa: Cina, Belanda, Jerman, Jepang, Korea, Persia, Polandia, Portugis, Slovenia, dan Spanyol.
Telah mengajar di University of Texas di Austin selama lebih dari tiga puluh tahun, Kathleen Higgins memiliki spesialisasi dalam bidang estetika, filsafat musik, filsafat kontinental abad ke-19 dan ke-20, dan juga filsafat emosi. Salah satu yang menarik bagi saya, dan semoga bagi sebagian besar para pembaca sekalian, adalah estetika. Apa sih sebenarnya estetika itu? Kenapa belakangan ini sering sekali menggunakan kata estetika? Mari kita bahas lebih lanjut!
ADVERTISEMENT
Aesthetic atau Estetik adalah…
Salah satu bentuk aesthetic dengan referensi Greek. Sumber: br.pinterest.com
Estetika adalah suatu bidang ilmu yang mempelajari mengenai keindahan, bagaimana keindahan tersebut bisa terbentuk, serta bagaimana keindahan tersebut dapat disadari serta dirasakan oleh yang menikmatinya. Estetika sangat berhubungan dengan perasaan manusia, khususnya perasaan yang indah atau perasaan positif. Keindahan yang dimaksud di sini bukan hanya sesuatu yang bisa dilihat bentuknya, namun makna atau arti yang ada di dalamnya.
Kenapa Estetika?
Aesthetic dengan referensi alam. Sumber: www.buzzfeed
Manusia, sebagai makhluk yang dianugerahi akal pikiran dan budi perasaan, pada umumnya menyukai sesuatu yang dianggapnya indah dan menarik. Dalam segala hal, baik keindahan alam maupun keindahan seni. Keindahan alam adalah keharmonisan yang menakjubkan dari berbagai elemen alam yang dapat dirasakan oleh mereka yang mampu menerimanya. Sedangkan keindahan seni adalah hasil cipta, karya, dan rasa manusia (seniman) yang memiliki bakat untuk menciptakan sesuatu yang indah dan bernilai estetis. Umumnya, manusia memiliki sisi keindahan dalam dirinya. Mayoritas manusia ketika melihat sesuatu yang indah akan merasa terpesona, kagum, dan ada perasaan gembira yang muncul.
ADVERTISEMENT
Namun kenapa aesthetic atau estetika menjadi tren saat ini? Sebenarnya jawabannya cukup mudah, yaitu karena sifat dasar manusia yang ingin selalu menunjukkan yang terbaik, tampil indah, dan sangat suka apabila dipuji.
Di era serba digital seperti sekarang ini, semakin banyak cara yang dapat digunakan manusia untuk berinteraksi satu sama lain. Lewat media sosial, contohnya Instagram, kita bisa berinteraksi tanpa harus bertemu atau interaksi jarak jauh. Instagram adalah platform media sosial untuk berbagi foto dan video, selain itu kita juga bisa memberi komentar maupun berkirim pesan kepada pengguna lain.
Aesthetic dengan objek manusia. Sumber: id.pinterest.com
Hal tersebut adalah cikal bakal maraknya penggunaan kata aesthetic. Banyak selebgram, selebriti Instagram -orang yang memiliki banyak pengikut dan pengaruh di Instagram, mengunggah foto atau video dengan indah atau enak dilihat. Kemudian dari situlah kata aesthetic, yang digunakan sebagai pengganti kata indah, bermunculan.
ADVERTISEMENT
Pengaruh dari budaya barat juga memiliki dampak dalam tren penggunaan kata aesthetic. Kalimat yang berisi campuran kata Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris sangat marak digunakan akhir-akhir ini, entah karena murni ingin belajar atau lagi-lagi, karena ingin dipuji pandai berbahasa Inggris. Hal tersebut mengakibatkan kata aesthetic lebih sering dipakai dalam penggunaan sehari hari daripada terjemahan Indonesia-nya yaitu estetik.