Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Menyelam di Malapascua, Surga Tersembunyi Rumah bagi Thresher Shark
13 Maret 2025 16:20 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rahma Juwita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu membayangkan jika sedang asyik berenang di laut, tiba-tiba melihat hiu? Pasti menegangkan, bukan? Tapi, tahukah kamu bahwa tidak semua hiu itu agresif, dan justru banyak penyelam yang ingin berjumpa dengan hiu? Ya! Salah satunya adalah Thresher Shark—di Indonesia, sering disebut hiu pelagis, atau hiu tikus. Thresher Shark adalah spesies hiu yang berekor panjang, bertubuh ramping, dan bersifat pemalu. Filipina memiliki spot menyelam paling terkenal di seluruh dunia untuk bisa berjumpa dengan Thresher Shark, yaitu Pulau Malapascua. Di sini, hampir setiap hari para penyelam dapat menyelam bersama Thresher Shark di laut lepas.

Pulau Malapascua terletak di sebelah utara Provinsi Cebu. Dari Ibu Kota Filipina, Manila, saya terbang selama 1,5 jam ke Kota Lapu-Lapu, lalu naik bus selama 5-6 jam ke Pelabuhan New Maya, lanjut naik perahu Banka—perahu tradisional dari kayu—selama 45 menit.
Setibanya di Malapascua, rasa lelah karena perjalanan yang cukup jauh sirna ketika melihat indahnya pasir putih perawan dengan laut yang berwarna biru. Dibanding dengan destinasi wisata lain di Filipina, infrastruktur Malapascua memang terbilang belum berkembang. Namun, suasana yang tenang dan kesan natural justru menambah daya tarik tersendiri bagi pulau ini. Apalagi, indahnya sunset bisa dilihat langsung dari penginapan.
Thresher Shark dapat dijumpai pada pagi hari sekitar pukul 5 hingga 6 pagi di Monad Shoal, spot menyelam yang merupakan cleaning station si hiu pemalu itu. Sebelum menyelam, saya harus mengisi formulir persetujuan dan menunjukan lisensi scuba diving tingkat Advance Open Water, serta memastikan bahwa saya dalam kondisi sehat. Setelah semua persyaratan terpenuhi, saya bertemu dengan penyelam lainya dan diberikan seorang dive guide yang bertugas memandu selama penyelaman.
ADVERTISEMENT
Di Monad Shoal, dibantu peralatan menyelam seperti tabung oksigen, masks, dan kaki katak, kami turun ke kedalaman 20-40 meter sambil berkeliling dan menunggu hiu muncul. Ada rasa penasaran dan juga deg-degan saat kami melihat dari kejauhan si hiu mulai berenang mendekat, apalagi ini adalah kali pertama saya melihat hiu secara langsung.
Saat itu hanya ada seekor hiu yang nampak. Memang, hiu biasanya hidup dan berburu sendiri. Ia terlihat tenang berenang berputar-putar dan sesekali tampak menghilang dari pandangan lalu muncul kembali. Kami merapat ke bebatuan koral hiu agar tidak mengganggu hiu. Meski tidak agresif, para penyelam tidak boleh terlalu dekat dengan si hiu saat sedang berenang.
Setelah sekitar 1 jam menyelam dan tanki oksigen sudah hampir habis, kami kembali naik ke permukaan, dan segera kembali ke daratan. Meski hanya bisa melihat dari kejauhan, bisa berjumpa hiu secara langsung di laut lepas adalah pengalaman yang menakjubkan dan tidak bisa dilupakan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, kamu tertarik mencoba? Tulis di kolom komentar, ya!