Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Bakat Remaja Terkekang Lingkungan
27 Desember 2024 14:34 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Rahmah wahyuni tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rahmah Wahyuni (Mahasiswa Psikologi islam IAIN Langsa)
Pengembangan talenta-talenta muda yaitu remaja memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan arah masa depan mereka baik secara sosial maupun ekonomi. Menurut data dari UNICEF (2020) sebanyak 20% remaja indonesia berusia 15-19 tahun tidak mendapatkan akses untuk bersekolah, pelatihan dan tidak mendapatkan pekerjaan. Dan juga 62% remaja dari keluarga yang kaya mempunyai akses pendidikan kejenjang yang lebih tinggi dibandingkan dengan 10% remaja dari keluarga ekonomi rendah. Situasi ini menunjukkan bahwa generasi muda, terutama yang berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, mempunyai peluang yang timpang dalam mengembangkan potensinya.
ADVERTISEMENT
Bakat adalah pemberian tuhan, namun mengembangkannya juga menjadi tantangan bagi individu dan pendidik. Bakat mencakup arti bawaan, hal ini merupakan potensi yang masih memerlukan pengembangan dan pelatihan. Namun, pengembangan bakat tersebut seringkali terkendala oleh faktor eksternal seperti keadaan ekonomi keluarga dan lingkungan sosial yang kurang mendukung. Berdasarkan data Kementerian Pendidikan, yang mengikuti kursus tambahan di luar sekolah hanya 30% siswa keseluruhan di Indonesia (Sarinah, 2024). Dari jumlah data tersebut Sebagian besarnya berasal dari keluarga yang berada secara materi. Hal ini menjadi pandangan bahwa faktor ekonomi sangat mempengaruhi kesempatan untuk mengasah bakat yang dimiliki oleh remaja.
Bakat yang diasah dengan serius akan menghasilkan prestasi yang sungguh menakjubkan, karena bakat merupakan kemampuan alami untuk mendapatkan pengetahuan atau kemampuan yang dapat bersifat umum atau spesifik. Variasi bakat anak dapat dilihat dari berbagai sudut, seperti IQ, bakat, minat, kemampuan, karakter, situasi, fisik, pengalaman, pertumbuhan dan interaksi (Salisah, Lidya, & Defit, 2015). Namun beragam aspek yang dilihat itu dipengaruhi oleh beberapa hal seperti gizi yang cukup, faktor keturunan, sarana prasarana, ekonomi, dan lingkungan yang suportif. Jika dimasa kanak-kanak seorang tidak mendapatkan hal tersebut maka dimasa remaja ia sulit menemukan potensinya.
ADVERTISEMENT
Faktor lingkungan atau latar belakang keluarga sangat berpengaruh karena bakat atau potensi bawaan itu dapat di wujudkan tergantung dari keadaan dan kesempatan yang diterima dari lingkungan keluarga dan masyarakat. Banyak remaja yang memiliki potensi yang tinggi tapi dia tidak bisa mewujudkannya akibat lingkungannya. Dari keterbatasan ekonomi orang tua dan pendidikan juga menjadi faktor yang mempengarui perkembangan bakat remaja.(Endriani & Karneli, 2020)
Lingkungan sosial yang mendukung juga menjadi kunci penting dalam mengembangkan bakat pada remaja. Dikarenakan lingkungan sosial menurut Amsyari (1986: 12) mencakup segala sesuatu yang ada di sekitar dan dapat mempengaruhi seseorang, termasuk orang lain seperti tetangga, teman, dan individu yang belum ia kenal. (Ardini & Sugiarti, 2024). Namun, bukti telah menunjukkan bahwa lingkungan sosial seringkali menjadi kendala yang signifikan bagi pertumbuhan remaja salah satunya adalah kasus perundungan yang bisa dilihat dari data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang tahun 2023 terjadi sekitar 3.800 kasus perundungan di Indonesia. Siswa SD adalah korban terbanyak bullying (26 persen), diikuti oleh siswa SMP (25 persen), dan SMA (18,75 persen). Bullying fisik adalah jenis yang paling sering dialami korban, diikuti oleh bullying verbal (29,3 persen) dan bullying psikologis (15,2 persen). (Wibisana, 2024). Angka-angka ini tercatat, tetapi masih banyak korban yang tidak dilaporkan dan tidak tercatat yang telah terjadi di semua aspek masyarakat.
ADVERTISEMENT
Lingkungan sosial yang dipenuhi dengan kekerasan tersebut dapat berdampak besar pada lima sistem yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, menurut teori ekologi perkembangan. Pada tingkat mikrosistem, rasa tidak aman yang disebabkan oleh kekerasan dalam keluarga atau sekolah menghambat pertumbuhan karakter yang positif. Situasi ini diperburuk oleh mesosistem karena hubungan yang tidak sehat antara lingkungan rumah dan sekolah, yang seharusnya saling mendukung. Eksosistem juga berperan ketika anak dipengaruhi secara tidak langsung oleh kebijakan atau kondisi lingkungan sosial yang lebih luas, seperti kurangnya dukungan komunitas. Pada tingkat makrosistem, norma dan budaya yang mendukung kekerasan juga memperkuat pola ini.(Salsabila, 2018). Di sisi lain, kronosistem menunjukkan bagaimana pengalaman kekerasan yang terjadi pada masa kanak-kanak dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan mental remaja. Oleh karena itu, sangat penting untuk menyediakan lingkungan yang mendukung di semua tingkat ini untuk membantu remaja dalam mengembangkan bakatnya.
ADVERTISEMENT
Perkembangan bakat remaja sangat dipengaruhi oleh aspek-aspek tersebut yaitu lingkungan sosial dan ekonomi mereka. Teori kebutuhan maslow dan teori kebutuhan herzberg dapat memaparkan bagaimana lingkungan sosial dan ekonomi remaja sangat mempengaruhi perkembangan bakat mereka. Herzberg mengatakan bahwa aspek motivasi seperti pencapaian, pengakuan, dan peluang untuk berkembang sangat mempengaruhi motivasi seseorang. (Purnowo S dkk, 2024). Dalam keluarga dukungan secara emosional dan dorongan moral dari orangtua membuat remaja bisa mengatasi keterbatasan finansial dan berusaha mencapai potensi terbaik mereka. Sementara itu, menurut maslow, kebutuhan sosial dan penghargaan yang dipenuhi melalui dukungan keluarga memberikan rasa diterima dan dihargai, yang penting untuk mencapai aktualisasi diri.(Umorowati dkk., 2024) Remaja akan termotivasi untuk mengembangkan bakat mereka walaupun mengalami kesulitan ekonomi dengan memenuhi kebutuhan dasar.
ADVERTISEMENT
Untuk memaksimalkan pertumbuhan bakat, diperlukan kombinasi dukungan sosial yang meningkatkan percaya diri dan semangat serta dukungan finansial untuk akses ke fasilitas dan pelatihan. Di masa depan, dukungan ini akan semakin penting karena perubahan teknologi dan lingkungan sosial-ekonomi akan terus memengaruhi perkembangan bakat remaja. Remaja sekarang dapat belajar secara daring dengan mudah berkat kemajuan teknologi, Penggunaan perangkat seperti komputer, tablet, dan akses internet berperan krusial dalam penyampaian materi, komunikasi antara guru dan siswa, serta pencarian informasi tambahan untuk mendukung pembelajaran.(Kasus, 2024) Kesenjangan digital dalam pendidikan dapat memperburuk ketimpangan sosial-ekonomi, karena siswa yang tidak memiliki akses yang memadai terhadap teknologi berisiko mengalami keterlambatan dalam kemampuan akademik dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan di masa depan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami dan mengatasi kesenjangan digital dalam pendidikan agar setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk meraih keberhasilan.(Kasus, 2024), Disatu sisi teknologi khususnya media sosial memberikan manfaat kepada remaja dalam pengembangan potensi mereka, Melalui paparan konten yang berlebihan, media sosial dapat memengaruhi persepsi diri seseorang dan dapat menyebabkan gangguan mental atau depresi.(Nugraeni & Nugraeni, 2024).
Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk mendukung pertumbuhan bakat remaja dengan mengambil tindakan proaktif untuk memastikan semua orang memiliki akses yang sama terhadap teknologi dan memberikan bimbingan yang tepat untuk menggunakannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardini, S. D., & Sugiarti, R. (2024). Tinjauan Literatur Sistematis : Pengaruh Lingkungan Sosial dan Perlakuan yang Diterima Remaja dari Lingkungan Sosialnya terhadap Psychological Well-Being. 5(8), 3147–3156.
ADVERTISEMENT
Endriani, Y., & Karneli, Y. (2020). Peran Konselor dalam Mengembangkan Bakat Siswa Melalui Layanan Penempatan dan Penyaluran. 5, 88–95.
Kasus, S. (2024). Kesenjangan Digital dalam Dunia Pendidikan Masa Kini dan Masa Yang Akan Datang. 2(3).
Nugraeni, A., & Nugraeni, A. (2024). Peran Media Sosial dalam Pembentukan Identitas Sosial Anak Muda. 2(1), 142–143.
Salsabila, unik hanifah. (2018). TEORI EKOLOGI BRONFENBRENNER SEBAGAI SEBUAH PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Unik. Jurnal Komunikasi Dan Pendidikan Islam, Volume, 7, 139–158.
UNICEF. (2020). Situasi anak di indonesia 2020. 40.
Wibisana (2024). Diambil 5 Desember 2024, dari https://www.indopos.co.id/nasional/2024/05/14/kasus-bullying-naik-tiap-tahun-psikolog-remaja-rentan-jadi-korban/
Purnowo, sigit. (2024). Manajemen Sumber Daya Manusia—Sigit Purwanto, Supangat Supangat, Meriam Esterina, Semuel Souhoka, Felix Chandra, Akbar Hariputra, Nenden Nur Annisa, La Ode Muhammad Rauda Agus Udaya Manarfa, Endra Gunawan, M. Rachmat Sulthony, Tezar Arianto, Sunardi—Google Buku. Diambil 5 Desember 2024, dari https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=o4skEQAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=Herzberg+mengatakan+bahwa+aspek+motivasi+seperti+pencapaian,+pengakuan,+dan+peluang+untuk+berkembang+sangat+mempengaruhi+motivasi+seseorang&ots=2JA76q9DS_&sig=aI5BpoOr6mfwrf5xVLTGTJjrEkg&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false
ADVERTISEMENT
Sarinah, E. (2024). Kendala Anak Kurang Mampu dalam Menguasai Bahasa Inggris. Rri.Co.Id - Portal Berita Terpercaya. Diambil 5 Desember 2024, dari https://rri.co.id/lain-lain/858326/kendala-anak-kurang-mampu-dalam-menguasai-bahasa-inggris
Umorowati, E. D. A., Puspitaningsih, F., & Kurniawan, E. D. (2024). Aktualisasi Diri Tokoh Utama dalam Novel Mimpi, Cinta, dan Inspirasi Karya Gloria Morgen. Sintaksis : Publikasi Para Ahli Bahasa Dan Sastra Inggris, 2(1), 160–169. https://doi.org/10.61132/sintaksis.v2i1.290