Benarkah Kurang Tidur Dapat Menyebabkan Obesitas?

Rahma Miladia Sari
Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Konten dari Pengguna
13 Januari 2021 11:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahma Miladia Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Obesitas Sebagai Masalah Gizi

ADVERTISEMENT
Obesitas menjadi salah satu masalah gizi yang banyak dialami oleh masyarakat, baik itu di negara maju, maupun negara berkembang. Lebih dari 500 juta orang dewasa di dunia mengalami obesitas yang akhirnya berisiko mengalami kejadian PTM. Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, sebanyak 41 juta anak dengan usia dibawah 5 tahun juga mengalami kelebihan berat badan dan obesitas. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah penderita obesitas di Indonesia menempati peringkat ke-10 di dunia.
ADVERTISEMENT
Menurut WHO, obesitas merupakan kondisi penumpukan lemak yang berlebihan sehingga dapat menimbulkan resiko buruk bagi kesehatan. Penumpukan lemak tersebut disebabkan oleh ketidakseimbangan antara asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) yang terjadi dalam waktu lama. Seseorang dikatakan obesitas ketika memiliki Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas 30. Terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan obesitas, salah satunya yaitu kurangnya durasi tidur pada seseorang.

Kebutuhan Tidur Berdasarkan Usia

Tidur dapat dikatakan sebagai salah satu cara untuk melepaskan kelelahan jasmani dan juga kelelahan mental. Kebutuhan tidur bagi setiap orang pada dasarnya berbeda-beda, bergantung pada usianya. Kebutuhan tidur yang terpenuhi akan menghasilkan istirahat yang lebih baik. Menurut National Sleep Foundation, kebutuhan tidur bagi remaja berusia 14 sampai 17 tahun diperkirakan selama 8-10 jam. Bagi kelompok umur dewasa berusia 18 sampai 64 tahun kebutuhan tidurnya 7-9 jam. Artinya, kebutuhan tidur seseorang akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pada lansia usia 65 tahun keatas, durasi tidur yang direkomendasikan adalah 7-8 jam. Apabila kebutuhan tidur tersebut terpenuhi, maka dapat dipastikan seseorang sudah memiliki tidur yang cukup. Sebaliknya, jika seseorang mulai dari remaja hingga lansia tidur dengan durasi dibawah 7 jam, maka dapat dikatakan memiliki durasi tidur yang kurang dan itu sangat tidak disarankan. Menurut penelitian yang dimuat dalam jurnal Annals of Internal Medicine, kurang tidur selama empat hari sudah bisa meningkatkan berat badan seseorang. Apabila kondisi tersebut berlangsung secara terus-menerus, tentu saja efeknya bisa membuat seseorang menjadi obesitas.
ADVERTISEMENT

Durasi Tidur dan Obesitas

Berbagai penelitian lain telah membuktikan bahwa terdapat hubungan antara kurangnya durasi tidur dan obesitas. Hasil penelitian Damayanti pada tahun 2019, menunjukkan bahwa orang dengan durasi tidur <7 jam berisiko terkena obesitas sebesar 8 kali dibandingkan dengan orang dengan durasi tidur yang cukup (≥7 jam). Hal ini disebabkan karena durasi tidur memiliki peran terhadap produksi hormon ghrelin dan leptin. Kedua hormon tersebut merupakan hormon yang dapat mempengaruhi nafsu makan seseorang.
Hormon ghrelin berfungsi untuk meningkatkan nafsu makan dan menurunkan hormon leptin. Sedangkan, hormon leptin berfungsi untuk mengendalikan nafsu makan dengan merangsang pengeluaran Neuropeptide Y yang berfungsi untuk merangsang nafsu makan. Jika seseorang yang memiliki durasi tidur yang kurang, maka kadar hormon ghrelin akan meningkat dan kadar hormon leptin akan menurun. Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan nafsu makan pada malam hari dan mempengaruhi terhadap terjadinya obesitas pada seseorang.
ADVERTISEMENT
Selain faktor hormon, durasi tidur yang pendek juga dapat memberikan peluang yang tinggi bagi seseorang untuk makan, apalagi jika selama waktu luang hanya dihabiskan dalam kegiatan tidak aktif (sedentary lifestyle) seperti menonton film yang biasanya dibarengi dengan makan makanan ringan. Kurangnya durasi tidur juga akan menyebabkan kelelahan yang akan menurunkan aktivitas fisik pada seseorang yang merupakan faktor yang mendukung terjadinya obesitas.

Tips untuk Mengatasi Kurang Tidur

Maka dari itu, untuk menghindari kurangnya durasi tidur sebaiknya hindari konsumsi zat yang dapat menimbulkan terganggunya pola tidur, seperti kopi, rokok, dan alkohol. Selain itu, tetapkan waktu tidur yang teratur agar jam biologis tubuh tidak terganggu. Selanjutnya, untuk mendapatkan durasi tidur yang cukup juga jangan terlalu banyak memikirkan masalah, apalagi ketika menjelang tidur. Dalam menjaga durasi tidur, seseorang juga disarankan untuk rutin berolahraga. Hal tersebut dikarenakan, tubuh yang selalu aktif secara fisik sangat membantu untuk mendapatkan tidur yang lebih nyenyak di malam hari.
ADVERTISEMENT
Namun, perlu diingat bahwa kurang tidur bukan satu-satunya hal yang dapat menyebabkan obesitas. Oleh karena itu, sebaiknya kita lebih menjaga kesehatan dengan memperhatikan gaya hidup, pola makan, dan kelola stres. Hal ini perlu dikenali dan dikelola, agar obesitas tidak menjadi pemicu hadirnya penyakit tidak menular yang membahayakan kesehatan.