Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Kebebasan dan Tanggung Jawab dalam Filsafat Komunikasi Media Sosial
29 Oktober 2024 21:30 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Rahmad Alzha Ermul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Saat ini, media sosial bukan hanya sekadar tempat bertukar pesan, melainkan juga wadah budaya yang mendukung beragam bentuk interaksi antarindividu. Salah satu daya tarik utama media sosial adalah kebebasan untuk menyampaikan pendapat, di mana siapa pun bisa membagikan pandangannya dengan mudah tanpa banyak batasan. Namun, di balik kemudahan ini, ada tantangan besar dalam menjaga etika dan tanggung jawab dalam berkomunikasi. Ruang publik yang dahulu penuh aturan kini menjadi lebih terbuka, tetapi sekaligus lebih rentan terhadap penyalahgunaan komunikasi.
ADVERTISEMENT
Dalam media sosial, filsafat komunikasi melihat interaksi sebagai gambaran dari budaya yang tumbuh di dunia digital. Di sini, komunikasi tak hanya sekadar menyebarkan informasi, dia juga membentuk dan memperkuat identitas budaya bersama. Para pengguna, secara tak langsung, ikut membangun budaya baru yang mendukung kebebasan berekspresi, namun seringkali melupakan dampak atau tanggung jawab dari setiap unggahan. Hal ini menuntut tiap individu untuk sadar akan dampak kata-kata dan konten mereka bagi orang lain dan masyarakat secara umum.
Selain itu, media sosial sering menunjukkan konflik antara kebebasan berekspresi dan batasan etika. Kebebasan yang tak disertai dengan tanggung jawab bisa memicu berbagai persoalan, seperti penyebaran hoaks, ujaran kebencian, dan potensi perpecahan sosial. Dalam hal ini, filsafat komunikasi menekankan perlunya keseimbangan antara hak berbicara dan kewajiban menjaga harmoni dalam bersosialisasi. Para pengguna perlu memahami bahwa tiap kata atau gambar yang diunggah bisa berdampak pada orang lain, sehingga komunikasi harus dilakukan dengan etika yang mempertimbangkan efek jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Sebagai wadah budaya, media sosial juga melahirkan kebiasaan dan nilai baru yang berbeda dari budaya konvensional. Sikap seperti keterbukaan, kecepatan, dan anonimitas menjadi ciri khas dalam komunikasi di platform ini. Sayangnya, anonimitas sering disalahgunakan, membuat pengguna merasa bebas bertindak tanpa khawatir akan konsekuensi sosial. Filsafat komunikasi, dalam hal ini, mendorong agar setiap pengguna memiliki tanggung jawab pribadi sebagai bagian dari budaya digital yang sehat dan berkelanjutan.
Kesimpulannya, filsafat komunikasi di media sosial mengajarkan bahwa kebebasan harus selalu diiringi tanggung jawab. Hak untuk menyampaikan pendapat perlu dihormati, tetapi tanpa adanya kendali diri dan etika, kebebasan ini bisa merusak hubungan sosial serta nilai budaya yang sudah ada. Tanggung jawab dalam berkomunikasi di media sosial berarti menyadari dampak sosial dari tiap tindakan, serta menghargai nilai-nilai budaya yang berlaku. Dengan begitu, media sosial sebagai ruang budaya bisa berkembang secara positif, menjadi tempat di mana kebebasan dan tanggung jawab berjalan berdampingan untuk menciptakan interaksi yang sehat dan membangun.
ADVERTISEMENT