Konten dari Pengguna

Pergaulan Mampu Memengaruhi Komunikasi Kelompok

Rahmad Alzha Ermul
Mahasiswa Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
14 November 2022 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmad Alzha Ermul tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto yang memperlihatkan sebuah pergaulan sedang melakukan komunikasi kelompok. (Kredit Foto : Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Foto yang memperlihatkan sebuah pergaulan sedang melakukan komunikasi kelompok. (Kredit Foto : Pixabay)
ADVERTISEMENT
Manusia yang hidup di kota besar mempunyai daya tarik yang tinggi terhadap pergaulan. Pergaulan tumbuh dari sekelompok orang yang saling berinteraksi sekaligus mampu memberikan pengaruh terhadap cara berkomunikasi dan berperilaku. Hidup di kota besar dengan limpahan hiburan dan gaya hidup yang mewah mengakibatkan kita harus lebih bijak dalam memilih dan menerima pergaulan. Selain itu, pertumbuhan jumlah kaum muda yang tinggi juga meningkatkan pertumbuhan kebutuhan hidup, seperti berkomunikasi dengan kelompok. Komunikasi kelompok yang dilakukan di dalam sebuah pergaulan terjadi pada saat acara diskusi, kelompok belajar, atau hanya sekadar keluar main.
ADVERTISEMENT
Pergaulan yang baik pasti memberikan dampak yang positif bagi komunikasi kelompok. Pergaulan yang buruk juga pasti memberikan dampak negatif bagi komunikasi kelompok. Kita dituntut agar bisa menempatkan dan menyesuaikan diri dengan lingkungan pergaulan yang kita miliki. Manusia yang mempunyai keteguhan hati yang positif akan mudah melakukan hal tersebut. Sebaliknya, manusia yang tidak memiliki keteguhan hati yang baik akan menghambat penyesuaian diri pada lingkungan pergaulannya. Dengan demikian, komunikasi kelompok yang terjadi dalam lingkungan pergaulan yang tidak baik akan menimbulkan perasaan yang tidak puas.
Rasa ketidakpuasan dalam pergaulan mampu memengaruhi komunikasi kelompok. Dalam hal ini, anggota di sebuah pergaulan akan berusaha mencari cara untuk dapat mengubah status sosial yang mereka miliki. Akibatnya, akan timbul rasa tidak percaya diri pada saat mereka bertemu dan berkomunikasi dengan anggota yang memiliki gaya hidup lebih mewah. Dengan kata lain, hal tersebut akan mengakibatkan komunikasi kelompok di dalam pergaulan tersebut menjadi makin buruk. Sehingga, hubungan yang berlangsung tidak memiliki kualitas dan intensitas yang baik.
ADVERTISEMENT
Pada dasarnya, pergaulan dengan anggota kelompok "social climber" mempunyai cara berkomunikasi yang berbeda-beda. Selain itu, mereka akan menggunakan peran "social climber" pada saat berkumpul bersama. Komunikasi kelompok sebagai wadah interaksi secara tatap muka tidak lagi digunakan untuk membahas berbagai hal, melainkan gaya hidup kelompok mereka. Apabila mereka tetap ingin berada di lingkungan pergaulan tersebut maka anggota kelompok harus mampu mengikuti gaya hidup kelompok yang bersangkutan. Oleh karena itu, cara bergaul seperti ini dapat menimbulkan adanya benturan antara nilai dan kepentingan dalam komunikasi kelompok.
Konstruksi pemikiran dalam pergaulan tercipta karena semua orang mempunyai kebutuhan yang wajib dipenuhi agar bisa mempertahankan hubungan sekaligus komunikasi kelompok dengan orang lain di sebuah lingkungan pergaulan. Kehidupan setiap pergaulan untuk melakukan komunikasi kelompok mempunyai budaya yang diciptakan sendiri. Hal ini mencakup semua perangkat serta perilaku setiap orang di dalam sebuah pergaulan. Dengan demikian, komunikasi kelompok yang dilakukan pada sebuah pergaulan menunjukkan berbagai macam identitas melalui bahasa verbal maupun bahasa nonverbal.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, komunikasi kelompok di sebuah lingkungan pergaulan yang memiliki tujuan dan peran dapat memberikan peluang kepada anggota kelompok untuk menyampaikan pendapat secara efektif. Untuk itu, umpan balik yang diterima dalam komunikasi kelompok ini bersifat rasional. Anggota kelompok mampu menjaga perasaan masing-masing serta norma-norma yang berlaku. Sehingga, komunikan bisa memberikan tanggapan terhadap uraian yang disampaikan oleh komunikator. Dengan demikian, komunikasi kelompok yang terjadi dapat memberikan umpan balik yang efektif.
Sebagai kesimpulan, komunikasi kelompok pada hakikatnya sama dengan komunikasi pada umumnya. Komponen utama yang digunakan dalam melakukan komunikasi yaitu komunikator, komunikan, pesan, respons, dan media. Namun, komunikasi kelompok berlangsung secara tatap muka serta mengutamakan proses komunikasi dengan anggota kelompok. Ketika semua orang yang terlibat dalam sebuah kelompok menyesuaikan diri untuk berkomunikasi dengan latar belakang pergaulan yang mereka miliki maka hal tersebut mampu memengaruhi komunikasi kelompok. Oleh karena itu, kita harus bisa menempatkan diri di dalam lingkungan pergaulan secara positif.
ADVERTISEMENT