news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kader HMI Tunas Bangsa Konsisten dalam Menyuarakan Kasus Wadas di Mataf UMY

Rachmad Taufiqih Pratama Putra
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
18 September 2022 10:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rachmad Taufiqih Pratama Putra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Poster Save Wadas disaksikan 5500 Mahasiswa Baru Universitas Muhammadyah Yogyakarta pada acara Mataf UMY 2022
zoom-in-whitePerbesar
Poster Save Wadas disaksikan 5500 Mahasiswa Baru Universitas Muhammadyah Yogyakarta pada acara Mataf UMY 2022
ADVERTISEMENT
Senin 12 September 2022 dalam acara Mataf Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang dilaksanakan di gedung Sportorium yang diikuti lebih dari 5500 Mahasiswa Baru dan dihadiri oleh M. Yana Aditya, SE, AKT, MM sebagai CEO dan President Director at PT Transportasi Jakarta (Transjakarta); H. Sandiaga Salahuddin Uno, BBA., MBA sebagai Menteri di Kementrian Pariwisata dan ekonomi Kreatif Republik Indonesia; dan Sherly Annavita rahmi, S, SOS, MA-SI sebagai Milenial Influencer Content Creator.
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui bersama, Wadas merupakan salah satu desa yang terletak di Jawa Tengah Kabupaten Purworejo Kecamatan Bener. Wadas menjadi perhatian publik terkait dengan pembebasan lahan untuk penambangan batu andesit. Adapun batu andesit yang ditambang dari Desa Wadas ini digunakan untuk proyek pembangunan Bendungan Bener. Hal ini kemudian menjadi salah satu perhatian penting karena banyak masyarakat Desa Wadas yang menentang adanya pembangunan Bendungan Bener karena masyarakat Wadas sangat bergantung pada alamnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Mahasiswa Baru Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Ikut turut dalam menyuarakan Save Wadas
Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Tunas Bangsa UMY turut ikut mengawal kasus ini dari awal hingga saat ini, mulai dari mengeluarkan pernyataan sikap dan mengawal langsung ke Desa Wadas untuk membantu masyarakat dalam mempertahankan desanya yang seringkali mendapatkan tindakan yang tidak baik dari kepolisian untuk menerobos masuk ke dalam Desa Wadas.
ADVERTISEMENT
Mengapa masih terus menyuarakan? karena yang kami lihat dalam prosesnya masih banyak kecacatan prosedural, upaya penambangan batu andesit di desa wadas yang terus dipaksakan hingga saat ini, penolakan penolakan lantang yang warga wadas suarakan hingga kini tidak mendapat kejelasan, bahkan segala macam upaya termasuk advokasi dari lembaga yang berdiri bersama warga wadas pun tak mendapat titik terang, itulah yang kemudian menjadi landasan sampai saat ini terus menyuarakan dan memperjuangkan hak-hak warga Wadas.
Sebagai Mahasiswa yang menjadi penyalur suara-suara masyarakat hal ini sudah menjadi hal yang seharusnya dilakukan. Saya sendiri adalah seorang Mahasiswa yang memberanikan diri untuk menyuarakan perjuangan warga wadas di acara Mataf UMY 2022, karena bagi saya ketika terpampang jelas ketidakadilan dan saya memilih untuk diam, berarti saya menistakan sumpah mahasiswa yang saya ikrarkan ketika saya memutuskan untuk mengemban tanggung jawab sebagai mahasiswa. Itulah yang kemudian menjadi landasan saya berani terus menyuarakan suara-suara yang selama ini tidak muncul kepermukaan, saya juga berharap apa yang saya lakukan pada akhirnya dapat memantik para mahasiswa untuk lebih lantang dalam menyuarakan kebenaran dengan cara apapun, juga memperhatikan suara-suara kamu tertindas yang terjadi di sekitar kita tutur Muhammad Faizzuddin Kader HMI Komisariat Tunas Bangsa.
ADVERTISEMENT
Aksi ini kemudian turut mendapat perhatian langsung dan apresiasi yang diberikan oleh Gerakan Masyarakat Peduli Alam Desa Wadas (GEMPADEWA) di laman instagramnya dan disukai oleh 3.000 lebih pengikutnya.