Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Bahasa Indonesia yang Mungkin Lenyap:Tantangan pada Ragam Warisan Budaya
21 November 2024 18:28 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Rahmalia Putri Felisya Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberagaman bahasa daerah di Indonesia adalah elemen yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya bangsa. Melestarikan bahasa daerah bukan sekadar tugas pemerintah, melainkan juga menjadi tanggung jawab bersama masyarakat agar bahasa dan budaya ini terus berkelanjutan dan mengembang. Dengan usaha yang berkesinambungan dan melibatkan berbagai pihak, masih ada kesempatan bagi kita untuk melestarikan bahasa-bahasa daerah yang terancam punah, sehingga mereka akan tetap dihargai sebagai warisan bagi generasi mendatang.
ADVERTISEMENT
Indonesia terkenal dengan beragam kekayaan budaya serta bahasa daerah yang sangat beragam. Di Indonesia, terdapat lebih dari 700 bahasa daerah yang diucapkan oleh masyarakat di seluruh penjuru tanah air. Namun saat ini, keberagaman ini menghadapi tantangan serius, dimana banyak bahasa daerah berisiko menghilang seiring berjalannya waktu. Kehilangan bahasa daerah bukan sekadar kehilangan alat komunikasi, melainkan juga kehilangan warisan budaya, pengetahuan, dan identitas suatu kelompok masyarakat.
Penyebab banyak bahasa daerah Indonesia terancam punah adalah pilihan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang kini menjadi bahasa utama digunakan dalam pendidikan, pemerintahan, media, dan komunikasi sehari-hari. Adopsi bahasa Indonesia yang semakin luas, terutama di kalangan generasi muda, berkontribusi pada menurunnya penggunaan bahasa daerah. Banyak anak muda memilih menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing, sambil menganggap bahasa daerah sebagai sesuatu yang kuno atau tidak terlalu penting. Seiring perkembangan kota-kota besar di Indonesia, banyak penduduk desa bergerak ke kota guna mencari peluang pekerjaan dan pendidikan yang lebih baik. Pada saat itu, mereka sering kali meninggalkan penggunaan bahasa daerah mereka untuk beradaptasi dengan lingkungan baru yang kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Dampaknya, bahasa daerah sudah tidak lagi dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dan kurangnya sokongan terhadap bahasa daerah dalam sistem pendidikan formal juga memberi kesan terhadap usaha pelestariannya. Pendidikan yang lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia membuat generasi muda cenderung mahir dalam berbahasa Indonesia namun kurang terampil menggunakan bahasa daerah mereka. Di samping itu, media massa seperti televisi dan internet lebih sering menggunakan bahasa Indonesia, sehingga sedikit memberi peluang bagi bahasa daerah untuk berkembang.
Globalisasi juga telah memberikan dampak yang signifikan terhadap perubahan budaya. Pengaruh budaya asing, khususnya dari dunia Barat, semakin menyentuh secara dalam, sementara bahasa seperti Inggris menjadi amat vital dalam bidang pendidikan dan pekerjaan. Ini menjadikan bahasa daerah semakin tidak relevan, terutama di kalangan anak muda yang lebih suka menggunakan bahasa asing sebagai simbol status sosial.
ADVERTISEMENT
Menurut keterangan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek), terdapat 11 bahasa daerah di Indonesia yang telah mengalami kepunahan karena tidak ada penuturnya lagi.
Beberapa bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah, antara lain:
• Bahasa Awban dari Papua
• Bahasa Adang dari Nusa Tenggara Timur
• Bahasa Enggano dari Bengkulu
• Bahasa Mansim Borai dari Papua
• Bahasa Letti dari Maluku
• Bahasa Retta dari Nusa Tenggara Timur
• Bahasa Dondo dari Sulawesi Tengah
• Bahasa Gayo dari Aceh
• Bahasa Kerinci dari Sumatra
• Bahasa Buru dari Maluku
Selain itu, ada juga bahasa daerah yang telah punah, seperti: Bahasa Tandia dari Papua Barat, Bahasa Mawes dari Papua, Bahasa Piru asal Maluku.
ADVERTISEMENT
Agar bahasa daerah tidak punah, telah dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah, masyarakat, dan organisasi non-pemerintah. Salah satu cara yang digunakan untuk melestarikan bahasa daerah adalah dengan mengajarkannya di sekolah-sekolah, terutama di wilayah yang penduduknya masih menggunakan bahasa tersebut secara aktif. Memberikan pengajaran bahasa daerah sejak usia dini amat membantu generasi muda agar terus menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Menggunakan teknologi serta media massa untuk mengedarkan bahasa daerah juga memiliki signifikansi yang sangat penting. Aplikasi yang menyediakan pembelajaran bahasa daerah, film, lagu, serta berbagai konten digital lain menggunakan bahasa daerah dapat menarik minat anak-anak muda untuk mempelajarinya