Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
SEKOLAH SEBAGAI MINIATUR MORAL
4 September 2017 23:15 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
Tulisan dari Rahman Abbas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seorang guru asal new york Janet Brodesser mengatakan bahwa jika kita ingin para murid memiliki moral yang baik, maka sekolah sendiri harus menjadi institusi yang bermoral atau moral institusi. Dengan kata-kata ini dapat dikatakan kalau seluruh elemen sekolah harus memiliki moral yang baik dulu sebelum menjadikan siswa yang bermoral. Elemen yang dimaksud disini mulai dari kepala sekolah, tenaga usaha, office boy, yayasan dan pihak yang memiliki hubungan yang bersenntuhan langsung dengan siswa disekolah, baik koperasi dan sebagainya. Hal ini karena selain belajar tentang bagaimana membangun budaya dan nilai, siswa juga membutuhkan contoh dalam kehidupannya dan sekolah merupakan miniatur yang berkonstribusi penuh terhadap nilai budaya dan moralitas yang terbangun dalam pribadi tiap siswa.
ADVERTISEMENT
Bagaimana sekolah menciptakan budaya moral? Dalam buku Educating For Character karya Thomas Lickona pada bab 17 Ada enam elemen penting untuk menumbuhkan budaya moral yaitu:
1. Kepemimpinan moral dan akademis dari kepala sekolah
2. Disiplin sekolah dalam memberikan teladan, mengembangkan dan meenegakkan nilai nilai sekolah dalam keseluruhan lingkungan sekolah.
3. Pengertian sekolah terhadap masyarakat.
4. Pengelola sekolah yang melibatkan murid dalam pegembangan diri yang demokratis dan dukungan terhadap perasaan “Ini adalah sekolah kita dan kita bertanggung jawab untuk membuat sekolah ini sekolah sebaik mungkin yang yang dapat kita lakukan.
5. Atmosfir moral terhadap sikap saling menghormati, keadiln, dan kerjasama menjadi nyawa bagi setiap hubungan di sekolah, itu pula yang membuat hubungan orang dewasa di sekolah sebaik hubungan orang dewasa dengan para murid.
ADVERTISEMENT
6. Meningkatkan pentingnya moral dengan mengorbankan banyak waktu untuk peduli terhadap moral manusia.