Konten dari Pengguna

Analisis Alur Pergolakan Batin dalam Kepercayaan Menyimpang Pada Novel Atheis

rahmarafila
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
23 Juli 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rahmarafila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dokumen Pribadi
Karya-karya Achdiat K. Mihardja, terutama Novel pertamanya yang berjudul "Atheis" yang diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1949, tetap sangat populer hingga sekarang. Novel ini memiliki 250 halaman dan masuk dalam kategori fiksi. Dengan ISBN 979-407-185-4 dan ukuran 14,7 x 21 cm, buku ini meraih banyak penghargaan. Pada tahun 1969, Pemerintah Indonesia memberikan penghargaan sastra untuk novel "Atheis", dan buku ini telah dicetak tiga kali dalam bahasa Melayu pada tahun 1970.
ADVERTISEMENT
Mari kita menyelami karya spektakuler yang telah diterbitkan oleh achdiat ini, novel atheis ini di tentang karena oleh para pemuka baik dari agama maupun pemuka marsixme-leninisme karena para pemuka tersebut kurang puas terhadap paparan achdiat dalam novel atheis ini. Achdiat membuat novel ini dengan gaya penulisan tiga naratif, diksinya pun banyak tercampur oleh bahasa sunda. Menurut Teeuw, dikarenakan achdiat lahir dari tanah sunda dan Belanda, bahasa Indonesia yang digunakan achdiat ini kadang-kadang seakan dipaksakan, dengan bentuk kalimat menyimpang dari kebiasaan penulis-penulis Minang yang mendominasi dunia sastra Indonesia pada saat itu.
Ketika "Atheis" pertama kali dipublikasikan, muncul perdebatan sengit karena karya Achdiat dianggap kontroversial. Tokoh-tokoh agama, Marxis-Leninis, dan anarkis menentang novel ini karena dianggap tidak memadai dalam menjelaskan ideologi mereka. Namun, di sisi lain, banyak tokoh masyarakat dan sastra yang memuji novel ini.
ADVERTISEMENT
Novel ini menceritakan mengenai kehidupan seorang pemuda yang berasal dari keluarga yang sangat taat pada agama islam. Sedari kecil hasan tumbuh dan berkembang di lingkungan yang sangat Islami dan di cekoki oleh orang tuanya dalam budaya leluhur mereka untuk lebih mengenal tuhan. Pemuda sekaligus tokoh utama dalam novel achdiat tersebut Bernama Hasan. Hasan merupakan anak yang pandai dan pintar di sekolah, hasan pun memiliki adik angkat yang bernama Fatimah di keluarganya di panyeredan.
Setelah menempuh jenjang Pendidikan yang cukup panjang sehingga hasan sudah cukup dewasa untuk mengenal cinta, ia pun jatuh hati kepada Rukmini, tetapi nihil saja, cintanya tertolak sia-sia oleh Rukmini. Rukmini dikabarkan sudah terikat janji dengan seseorang kaya di Batavia (nama dahulu kota Jakarta), karena rukmini memang berasal dari keluarga yang kedudukan sosialnya lebih tinggi. Hasan patah hati dan sebagai gantinya, keluarga hasan memintanya untuk menikahi adik angkatnya (fatimah), tetapi hasan menolak karena cintanya yang besar pada Rukmini.
ADVERTISEMENT
Hasan semakin bertumbuh dan berkembang. karena pribadi hasan yang pandai, hasan pun memperdalam ilmu islam bersama ayahnya. Dia lalu berpindah ke Bandung untuk bekerja sebagai pegawai pemerintah. Hasan bekerja untuk pemerintahan penduduk jepang. Di bandung Hasan pun mulai melebarkan sayap relasinya dan bertemu dengan seorang teman lamanya Bernama Rusli yang menganut aliran Marxisme, Rusli juga merupakan seseorang yang berpendidikan tinggi dan pandai berbicara. Rusli sempat mengenalkan kartini, yang merupakan penganut marxisme-lininisme sama seperti Rusli.
Pada awalnya hasan ingin membawa mereka ke jalan yang lurus, yang dimana setiap manusia perlu dan harus taat pada tuhannya, tetapi Rusli adalah orang yang fasih dalam menyampaikan argumentasi, terlebih lagi penjelasan mengenai apa yang dianut olehnya. Dengan keterbatasan hasan dalam mengetahui agamanya, akhirnya hasan pun mulai meragukan agamanya sendiri, ia mulai bingung dengan ideologi dan pandangan teman-temannya yang menganut marxisme-leninisme ini. Sehingga imannya pun goyah dan kabur dalam pandangannya.
ADVERTISEMENT
Hasan semakin hanyut dalam kegoyahan imannya. Ketika hari sudah petang, hasan mulai meninggalkan solat karena kegoyahannya tersebut dan memilih pergi untuk menonton film bioskop bersama kartini. Hasan semakin dekat dengan kartini dan mulai tumbuh rasa cinta pada hasan terhadap kartini, kartini secara fisik mirip seperti cinta pertamanya dahulu yaitu Rukmini, sehingga membuat hasan ingin semakin dekat kartini. Hasan pun memiliki banyak relasi lewat temannya Rusli, disana hasan memiliki teman yang memiliki berbagai ideologi dalam kepercayaan mereka. salah satunya adalah anwar, anwar adalah seorang nihilisme yang mempunyai tabiat sering bermain wanita. Anwar juga merupakan orang yang memiliki tingkat rasa percaya diri yang tinggi sehingga anwar merasa bahwa dirinya adalah Tuhan.
Pada suatu hari, hasan kembali ke tempat keluarganya yang ada di panyeredan bersama dengan anwar, terdapat kejadian di pemakaman yang membuat hasan merasa bahwa imannya sudah patah. Ketika itu anwar menyaksikan hasan kabur dari makam karena ia takut terhadap sesuatu di pemakaman tersebut, sehingga anwar tertawa terpingkal-pingkal karena kejadian itu. Hasan berdebat dengan keluarganya mengenai ideologi-ideologi dan masalah agama yang ia bingungkan, sehingga keluarganya yang tidak tolerir, mengusir hasan pergi dari rumah. Hasan dan anwar pergi dan menuju bandung Kembali. Sekembalinya hasan ke bandung, hasan menikah dengan kartini.
ADVERTISEMENT
Kartini dan hasan menjalani rumah tangganya dari waktu ke waktu, tidak terasa usia penikahan mereka sudah tiga tahun, dan kondisinya semakin memburuk. Mereka saling mencurigai. Hasan memiliki kecemburuan yang amat tinggi kepada anwar yang selalu curi-curi pandang terhadap kartini. Hasan melihat kartini keluar dari hotel diiringi oleh anwar dibelakangnya, sehingga membuat hasan kepalang akan rasa cemburunya dan menceraikan kartini. Hasan menduga kartini berselingkuh darinya dengan anwar. Dugaan anwar ini tidak benar, karena kartini yang dipaksa oleh anwar untuk melakukan hubungan mesra, tetapi kartini menolak dan keluar dari hotel diiringi oleh anwar yang membuat hasan salah faham terhadapnya. Hasan meninggalkan rumah setelah menceraikan kartini.
Tidak disangka, kemudian hasan jatuh sakit. Ia mengidap tuberkulosis atau sering disebut dengan TBC. Tak lama dari vonisnya itu, hasan mendengar bahwa ayahnya juga jatuh sakit, hasan pun Kembali ke panyeredan. Walaupun niat hasan untuk berbaikan dengan keluarganya, tetapi ayahnya tidak menerima hasan dan mengusir hasan kembali dan melihat hasan seperti sebuah godaan setan. Dengan berberat hati dan rasa putus asa, hasan pun kembali pergi ke bandung.
ADVERTISEMENT
Kondisi hasan semakin memburuk. Dalam keadaan sakit-sakitan karena sakit yang ia idap, ia menemui dan mendekati seorang jurnalis. Hasan memberikan tulisan kepada seorang jurnalis. Jurnalis tersebut bersedia untuk menerbitkan riwayat hidupnya tersebut bilamana terjadi sesuatu kepada hasan. Pada jam malam, Para patroli jepang sedang bertugas, bersamaan dengan hasan yang keluar rumah pada saat itu, menyebabkan hasan tertembak dan disiksa oleh patroli jepang yang kejam tersebut. Hasan meninggal setelah mengucapkan kata-kata terakhirnya “Allahu Akbar”, kartini menangis kencang Ketika mengetahui hasan telah tiada. setelah hari esok tiba, Rusli dan kartini menjemput mayat hasan.
Novel atheis mengajarkan banyak sekali hal dan pelajaran berharga yang bisa kita dapat dalam mengenal tuhan. Dan menjadi remider untuk kita dalam menjaga erat pertumbuhan serta berkembangan kita dalam dunia dengan tuhan yang maha esa.
ADVERTISEMENT