Konten dari Pengguna

Observasi Konsep Diri Positif dan Negatif: Teori Hurlock

rahmarafila
Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
16 Desember 2024 17:45 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari rahmarafila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
Masa Remaja, yang berasal dari kata Latin adolescere yang berarti "tumbuh menuju kematangan," merupakan periode transisi dari kanak-kanak ke dewasa, di mana terjadi perkembangan dalam aspek mental, sosial, emosional, dan fisik. Fase ini adalah waktu yang penuh potensi, terutama dalam perkembangan kognitif, emosional, dan fisik (Ali dan Asrori, 2014). Pada masa ini, remaja mulai berpikir secara abstrak dan dapat mempertimbangkan berbagai kemungkinan dengan cara yang lebih kompleks. Tugas utama remaja adalah mencapai kemandirian emosional dan mengembangkan keterampilan intelektual yang mendukung kemampuan sosial (Hurlock, 2003). Keberhasilan dalam tugas-tugas ini sangat bergantung pada perkembangan kognitif yang baik, yang menurut Piaget, terjadi dalam fase operasional formal.
ADVERTISEMENT
Menurut Hurlock dkk, (dalam Sunarty, 2015: 26-27) menjelaskan beberapa tindakan-tindakan perilaku orang tua yang dapat dikelompokkan dalam kelompok orang tua pola asuh demokratis, tampak dalam perilaku ucapan dan Tindakan orang tua yang memiliki sikap: rasional dan bertanggungjawab, terbuka dan penuh pertimbangan, obyektif dan tegas, hangat dan penuh pengertian, bersifat realistis dan fleksibel, serta menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri. Secara tidak langsung, pengaruh pola asuh demokratis berpengaruh besar dalam kehidupan anak sehari-hari dan akan membentuk konsep diri seseorang.
Konsep diri menjadi aspek penting dalam perkembangan kepribadian, yang mencakup pandangan, nilai, dan persepsi tentang diri sendiri. Menurut Rogers (dalam Hall & Lindzey, 1985), diri adalah elemen utama dalam konsep kepribadian. Diri berisi pemahaman tentang identitas pribadi, karakteristik, pengalaman, peran, dan status sosial. Konsep diri terbentuk melalui interaksi dengan orang lain dan mempengaruhi cara kita berkomunikasi. Brooks (dalam Jalaludin Rakhmat, 2015) menyebutkan bahwa persepsi tentang diri ini mencakup aspek psikologis, sosial, dan fisik. Psikolog Elizabeth Hurlock juga membagi konsep diri menjadi dua, yaitu konsep diri positif dan konsep diri negatif.
ADVERTISEMENT
Kita akan menelusuri lebih lanjut mengenai konsep diri positif dan negatif menurut Elizabeth Hurlock ini dengan hasil observasi terhadap salah satu responden dari sekolah MAN 11 Jakarta kelas X yang berusia 15 tahun dengan inisial AMS. Melalui pengalaman responden, kita akan membahas secara lebih mendalam mengenai konsep diri yang positif dan negatif.
Responden berinisial AMS memberikan pernyataan bahwa responden percaya dan merasa nyaman dengan dirinya untuk saat ini, tetapi AMS tidak ingin selalu berada dalam kenyamanan tersebut, karena responden paham akan pentingnya perkembangan diri serta AMS dapat keluar dari “zona nyaman” berkembang menjadi pribadi yang lebih baik dari hari sebelumnya. Berdasarkan teori Hurlock, individu dengan konsep diri positif memiliki kesadaran tentang diri mereka, termasuk kelebihan dan kekurangan mereka, dan memiliki motivasi untuk terus berkembang. Meskipun merasa tidak sepenuhnya nyaman dengan diri mereka, mereka menyadari pentingnya perbaikan diri dan berusaha menuju perkembangan pribadi yang lebih baik. Perasaan tidak nyaman ini, menurut Hurlock, dapat memicu individu untuk terus berusaha untuk mencapai potensi terbaik mereka. Maka responden AMS telah menerapkan konsep diri yang positif dalam perkembangannya.
ADVERTISEMENT
Pada pertanyaan lain mengenai cara AMS memandang diri sendiri secara positif bahkan ketika menghadapi kekurangan, AMS menjawab dengan "Caranya dengan berpikir bahwa di setiap kekurangan yang kita miliki pasti ada kelebihan yang dapat menutupi kekurangan itu" sejalan dengan teori Hurlock tentang konsep diri positif, bahwa individu dengan konsep diri positif mampu menerima dan menghargai diri mereka dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Mereka tidak terjebak dalam penilaian negatif terhadap diri sendiri, melainkan melihat kekurangan sebagai bagian dari diri yang dapat diimbangi dengan kelebihan lain. Hal ini mencerminkan kemampuan AMS untuk mengembangkan kepercayaan diri dan harga diri yang sehat, yang membantu mereka merasa lebih positif dan lebih siap menghadapi tantangan dalam hidup. Dengan cara ini, individu dapat menciptakan keseimbangan yang memungkinkan mereka untuk tumbuh dan berkembang tanpa terlalu terfokus pada kekurangan.
ADVERTISEMENT
Dalam observasi yang dilaksanakan, AMS menyampaikan mengenai situasi AMS yang merasa kurang percaya diri saat melakukan presentasi di depan banyak orang dan AMS kerap kali merasa gugup dalam presentasi tersebut. Dalam pernyataan tersebut berhubungan dengan teori konsep diri negatif, Hurlock menjelaskan bahwa konsep diri terbentuk melalui pengalaman-pengalaman yang memengaruhi cara individu memandang dirinya sendiri. Jika seseorang merasa cemas atau gugup di depan umum, hal ini bisa mencerminkan kurangnya rasa percaya diri dan ketidakmampuan untuk menerima dan menghargai diri sendiri. Dalam konteks ini, AMS cenderung meragukan kemampuannya dalam pada saat presentasi dan merasa terancam oleh penilaian orang lain. Rasa gugup atau cemas saat berbicara di depan orang banyak menunjukkan adanya konsep diri negatif, di mana individu merasa tidak percaya diri atau khawatir akan penilaian orang lain.
ADVERTISEMENT
Saudara AMS juga menyatakan bahwa apabila mengalami kegagalan, misalnya pada nilai buruk di ujian, AMS cenderung lebih sering berlarut-larut untuk menganalisis dan mencari tahu penyebab dari perasaan cemas atau ketidaknyamanan. Menurut teori Hurlock ini merupakan cerminan dari Individu dengan konsep diri negatif yang cenderung lebih fokus pada kelemahan atau kekurangan mereka, dan berusaha mengatasinya, tetapi kadang-kadang mereka merasa kesulitan dalam melangkah maju. Dalam hal ini, Hurlock juga menjelaskan bahwa untuk mengubah kita dapat mengubah konsep diri negatif, individu perlu belajar untuk mengubah cara mereka melihat diri mereka sendiri, mulai dari menerima dan menghargai diri mereka dengan segala kekurangan dan kelebihan yang ada. Dengan cara ini, individu dapat membangun kepercayaan diri dan mengurangi fokus yang berlebihan pada kekurangan mereka. Ini akan membantu mereka untuk lebih mudah melangkah maju, menghadapi tantangan, dan memperbaiki diri secara positif.
ADVERTISEMENT
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, Konsep diri yang sehat dan optimis dapat membantu kita untuk lebih percaya diri, menerima diri dengan segala kekurangan dan kelebihan, serta menghadapi tantangan hidup dengan lebih baik. Sebaliknya, konsep diri negatif yang penuh keraguan dan kecemasan dapat menghalangi perkembangan pribadi, menghambat pencapaian tujuan, dan merusak hubungan dengan orang lain. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengembangkan pandangan yang positif terhadap diri sendiri, berusaha untuk lebih terbuka menerima diri, dan memperbaiki kelemahan tanpa merasa terhambat oleh kekurangan yang ada. Dengan begitu, kita bisa mencapai kesejahteraan emosional yang lebih baik dan menjalani kehidupan yang lebih produktif dan bermakna.
Dengan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih terhadap responden AMS yang telah bersedia untuk di observasi dan meluangkan waktunya sehingga analisis konsep diri positif dan negatif teori Hurlock dapat menjadi sebuah artikel. Tentu saja tidak lupa, penulis juga ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada MAN 11 Jakarta karena telah mengizinkan penulis untuk bisa melakukan observasi dan dapat terlaksana dengan baik. Semoga kisah inspiratif dari responden AMS dapat menjadi manfaat bagi semua orang yang membaca artikel ini dan termotivasi untuk menerapkan konsep diri yang positif.
ADVERTISEMENT