Konten dari Pengguna

Perjalanan Jurnalis Muda dalam Buku Rahasia Imperia

Rahma Siti Syahidah
Mahasiwa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Universitas Islam Nusantara, Kota Bandung - Menulis puisi, cerpen, artikel, dan lainnya.
26 Januari 2024 16:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahma Siti Syahidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Buku Rahasia Imperia (sumber : dokumen penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Foto Buku Rahasia Imperia (sumber : dokumen penulis)
ADVERTISEMENT
Rahasia Imperia adalah buku kedua dari trilogi; Ilusi Imperia, Rahasia Imperia, dan Coda Imperia. Karya dari seorang jurnalis dan sastrawan, Akmal Nasery Basral. Diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama anggota IKAPI di Jakarta pada 2014, dengan halaman sebanyak 432 halaman.
ADVERTISEMENT
Akmal Nasery Basral yang kerap disapa Akmal, menulis buku ini dengan sangat apik. Dengan bekal pengalaman beliau bergelut di dunia jurnalistik, buku ini pun berisi perjalanan seorang reporter asal Indonesia yang memecahkan misteri di luar negeri. Trilogi buku yang runtut ia tulis, bisa jadi merupakan ilustrasi dirinya sebagai seorang jurnalis ketika sedang bertugas. Dalam buku Rahasia Imperia, melalui tokoh utamanya, Wikan Larasati, jurnalis fresh graduate FISIP UI; Akmal pun lulusan FISIP UI juga, maka dari itu saya mengira ini adalah ilustrasi dirinya ketika menjadi jurnalis.
"Rahasia Imperia" disuguhkan dengan sampulnya yang elegan dengan ilustrasi patung Imperia dan lipstik merah serta permainan catur, menambah kesan misteri dan penuh teka-teki seperti apa kisah dibalik buku ini. Didukung dengan genre thriller yang diselipkan beberapa action menambah kesan penasaran bagi siapapun yang sudah membaca sinopsis belakang bukunya saja.
ADVERTISEMENT
 Penelusuran dengan Segala Kepelikannya
Buku ini berkisah tentang perjalanan seorang reporter Majalah Dimensi, Wikan Larasati, yang telah mengungkap misteri pembunuhan pada buku seri satu, yaitu pengacara kontroversial Rangga Tohjaya di pelataran Patung Imperia, Konstanz, Jerman. Kini ditugaskan kembali meliput misteri baru yang lagi-lagi melibatkan Patung Imperia. Bertemunya Wikan Larasati dengan Meiske Zimmerman yang merupakan wartawati senior membuat Wikan Larasati sedikit beruntung karena mendapat bantuan darinya. Misteri yang akan dikupas oleh reporter Wikan Larasati masih tentang teka-teki pembunuhan, kali ini menimpa seorang diva Indonesia Melanie Capricia, dan manajernya, Adelia Sukmono. Kedua sosok yang tersiar kabar ditemukan tewas di tempat yang berbeda. Namun dengan dugaan yang sama. Karena kedua tokoh tersebut merupakan teman dekat Wikan Larasati, dan Wikanlah yang diduga terakhir kali menemui mereka, juga tersiar kabar terjadi perselisihan antara keduanya yang disaksikan oleh Wikan Larasati di pelataran Patung Imperia.
ADVERTISEMENT
Pembunuhan beruntun itu mengharuskan Wikan Larasati berurusan dengan kepolisian setempat, bertemu orang-orang baik yang tak dikenalnya, sampai pada kelompok radikal berbahaya. Bergelut dengan urusan yang nyaris sulit menemukan titik terang, Wikan Larasati tiba-tiba dikabarkan beberapa hal yang mengejutkan. Wikan Larasati dikejutkan dengan Mieske Zimmerman yang berhadapan dengan persoalan pelik, mengendus bahwa rangkaian pembunuhan itu berkaitan dengan persoalan bisnis kriminal Mieske Zimmerman. Hadir pula beberapa orang tak dikenal bernama Bazrak yang ternyata sang penyelamat, hingga tercium indikasi keterlibatan misteri pembunuhan ini dengan Mafia Albania dan Neo-Nazi.
Terungkap pembunuhan sang diva dan manajernya berkaitan dengan jaringan global kelompok radikal yang beberapa anggota pentingnya dari Indonesia. Penelusuran misteri ini, Wikan sang reporter nyaris menemui ajal di Istanbul, keterlibatan dalam operasi Interpol, lalu terpaksa kembali ke pelataran Patung Imperia.
ADVERTISEMENT
Dalam masalah ini, Wikan Larasati benar-benar menyelidiki semua hal yang berkaitan sampai akarnya. Meski terkecoh pada awalnya, namun ia dapat melaluinya meski saat dirinya terancam bahaya. Perjalanannya kali ini sebagai reporter terasa berat sebab penuh dengan misteri, teka-teki, drama, hingga taruhan nyawa, namun Wikan Larasati berhasil melewati itu semua dengan kepiawaiannya.
Membaca buku ini seperti membaca cerita detektif, alur yang maju mundur, penuh misteri disetiap bab nya, dan adegan-adegan mengejutkan yang tak disangka akan terjadi, kadang juga membuat merinding ketika membayangkannya. Melihat tokoh Wikan Larasati, pikiran kita akan dibawa pada persoalan bahwa menjadi seorang jurnalis kerap dihadapi resiko yang tinggi dalam proses bertugasnya. Namun, ada yang unik dari karakter Wikan Larasati di sini, meski sebagai reporter ia teliti dalam memecahkan persoalan, namun ternyata ia kurang teliti dalam menerka atau memilah seorang teman, hingga timbulah salah sasaran dalam penyelidikannya.
ADVERTISEMENT
Selain pada tokoh Wikan Larasati, Akmal juga menjelaskan dengan kuat para tokoh dengan karakter-karakternya, antara tokoh dengan kejadiannya yang runtut sangat jelas dan mendukung suasana serta alur cerita. Penulis juga mengilustrasikan setiap sudut Kota Konstanz dan kota-kota lain dengan sangat detail, penulis menjelaskan secara detai mengenai sejarah yang berkaitan dengan setting cerita tersebut, seakan-akan kita sebagai Wikan Larasati yang sedang reportase menelurusi Jerman. Selebihnya, silahkan kawan-kawan membaca langsung buku ini untuk menjelajahi perjalanan reportase Wikan Larasati.