Konten dari Pengguna

Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat: Cara Sederhana Arahkan Ekspektasi Hidup

Rahma Siti Syahidah
Mahasiwa jurusan Komunikasi Penyiaran Islam di Universitas Islam Nusantara, Kota Bandung - Menulis puisi, cerpen, artikel, dan lainnya.
6 Juli 2023 9:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahma Siti Syahidah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoamat (sumber : dokumen penulis)
zoom-in-whitePerbesar
Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoamat (sumber : dokumen penulis)
ADVERTISEMENT
Mendengar istilah bodo amat pasti kita mengarahkan pada pemaknaan sikap apatis dan tidak peduli. Betul memang. Tetapi, dalam buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat ada aturan-aturan tertentu untuk bagaimana kita bersikap bodo amat. Buku ini membawa kita pada pembahasan yang lugas dan cerdas. Diselingi beberapa cerita lucu yang cadas.
ADVERTISEMENT
Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat hadir dengan judul The Subtle Art of Not Giving a Fack yang diterbitkan pertama kali dalam Bahasa Indonesia oleh PT Gramedia Indonesia pada Februari 2018, dan dialihbahasakan oleh F. Wicaksono.
Penulisnya adalah Mark Manson, seorang blogger ternama dengan berjuta pembaca. Dia tinggal di kota New York. Dan, buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat ini adalah buku pertamanya.
Uraian di setiap bab buku ini sangat tajam dan terperinci. Kita dibawa pada hal-hal yang akan membuat kita mengernyitkan dahi, dibuat takjub sekaligus kagum akan hebatnya Mark Manson dalam mengeksplanasikan sebuah teori.
Pengalaman saya, menemukan kesadaran bahwa apa yang saya tidak tahu ternyata banyak sekali, bahwa ilmu pengetahuan masih luas tak terbatas. Mark Manson dalam buku ini menyadarkan kita pada hal paling terkecil namun berdampak besar pada kehidupan diri sendiri, yaitu pikiran.
ADVERTISEMENT
Kenapa? Karena untuk menjadi sehat fisik dan psikis, semua berawal dari pikiran. Bagaimana kita berpikir akan berpengaruh pada apa yang akan kita lakukan. Raga kita bisa saja berdiam diri, namun pikiran tidak bisa berhenti. Maka, pengendalian pikiran itu sangat perlu. Pengendalian pikiran berpengaruh pada selanjutnya bagaimana kita bersikap.
Buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoamat (sumber : dokumen penulis)
Ada beberapa point of view dari ratusan kalimat dalam buku ini. Pada halaman 44 contohnya, di sana ada point penting yang saya ambil, yaitu “setiap kesuksesan tidak ada yang instan. Ada rasa sakit dan malu di dalamnya”, ini berpacu pada penguatan kita menghadapi setiap persoalan kehidupan.
Dalam proses meraih makna kesuksesan masing-masing pasti melalui perjalanan yang panjang, apalagi jika proses itu dimulai dari nol, tentu banyak pengorbanan dan hal yang harus diperjuangkan. Ketika dalam fase tersebut, tetaplah kita fokus pada apa yang menjadi tujuan.
ADVERTISEMENT
Bodo amat pada hal-hal sekitar yang akan menjadi penghambat proses kita—sesuai dengan maksud dari sikap bodo amat dalam buku ini—bahwa tidak semua hal itu berarti untuk diri kita dan layak kita pedulikan.
Buatlah pikiran sestabil mungkin dan siapkan diri untuk menghadapi masalah, karena masalah terkadang menjadi salah satu jalan dalam proses meraih kesuksesan. Jadi, bukan kalimat jangan takut menghadapi masalah, tapi mau atau tidak kita menghadapi masalah.
Selanjutnya adalah kalimat “cuek dan masa bodoh adalah cara yang sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup kita dan memilih apa yang penting dan apa yang tidak.” Merasa ditampar bukan?
Untuk seseorang yang memikirkan setiap hal di sekitar pasti merasa tertampar ketika membaca pernyataan tersebut. Sebab kita kerap kali merasa pusing sendiri ketika semua hal dipikirkan.
ADVERTISEMENT
Dalam menikmati hidup yang sederhana, ternyata Mark Manson menyuguhkan sikap cuek dan bodo amat dengan makna seperti itu, agar pikiran kita kembali pada sikap memilih dan memilih apa yang penting untuk hidup kita dan apa yang tidak penting untuk hidup kita. Hal ini mengingatkan saya pada buku Filosofi Teras tentang yang terkendali dan apa yang di luar kendali diri kita.
Pada intinya, mulai sekarang, kita mesti coba memfokuskan pada pikiran yang diprioritaskan. Jangan merasa terbebani oleh apapun. Mulailah memilih dan memilah hal-hal yang pasti dan yang kita senangi. Jangan lupa ingat hidup yang harus kita syukuri.