Konten dari Pengguna

Grasberg: Tambang Emas, (Bukan) Sekadar Kotoran Belaka

Rahmat Hidayat
Geosaintis - Desainer - .......
27 September 2019 16:19 WIB
clock
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Merah Putih di Tambang Grasberg. Foto: kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Merah Putih di Tambang Grasberg. Foto: kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak sembarang tambang dapat dinyatakan sebagai tambang yang “terkenal”. Beberapa kriteria menjadi acuan dalam penentuan “terkenal atau tidaknya” sebuah tambang, semisal luasnya, atau jumlah cadangan yang dikandungnya. Atau juga kandungan bahan tambang tertentu yang menjadikannya berbeda dengan tambang-tambang lainnya.
ADVERTISEMENT
Pertengahan tahun 1936 merupakan saat-saat berembusnya angin segar bagi kolonial Belanda, yakni ketika ditemukannya tambang mineral Ertsberg di Pegunungan Jayawijaya. Dalam penelitiannya, seorang geolog Belanda, Jean Jacques Dozy, memperkirakan keberadaan tembaga di tempat ini. Penelitian ini sempat hilang akibat pecahnya Perang Dunia II, dan kembali ditemukan oleh Freeport pada tahun 1960. Pada tahun yang sama, tambang mineral Ertsberg kembali ditemukan oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Forbes Wilson dan Del Flint.

Era Baru

Kontrak kerja yang ditandatangani oleh Freeport bersama dengan pemerintah Republik Indonesia pada 7 April 1967 menjadikan Freeport sebagai kontraktor tambang satu-satunya untuk tambang Ertsberg dan tambang lainnya dalam radius 10 km. Pada 1 Juli 1973, tambang Ertsberg dinyatakan beroperasi dan kontrak kerja selama 30 tahun mulai berlaku. Hal ini tidak berlangsung lama, karena pada pertengahan 1980-an, sebagian besar cadangan dari area tambang Ertsberg dan sekitarnya sudah habis.
ADVERTISEMENT
Hingga pada tahun 1988, ditemukan tambang tembaga dan emas Grasberg yang terletak hanya 3 km dari tambang Ertsberg. Penemuan ini memicu Freeport untuk memperpanjang kontraknya selama 30 tahun ke depan, dan memicu terjadinya pembangunan infrastruktur besar-besaran untuk memenuhi kebutuhan 17.000 orang, yakni para pekerja tambang dan keluarga mereka.
Pada tahun 2005, Freeport berhasil memproduksi 766.000 ton tembaga dan 107 ton emas, dan tahun 2007 menjadi saat dinyatakannya Freeport sebagai perusahaan tembaga terbesar di dunia.

Grasberg Gold & Copper Mine

Kompleks batuan beku Grasberg terletak di daerah Pertambangan Ertsberg, Pegunungan Jayawijaya, Irian Jaya. Penamaan Ertsberg, yang berarti gunung bijih, didasarkan pada penemuan oleh geolog Dr. C Shouten bahwa daerah ini mengandung tembaga dan emas. Daerah ini terletak pada ketinggian 3.500 mdpl dengan ketinggian maksimum yakni 5.030 mdpl pada Puncak Jaya.
ADVERTISEMENT
Kehadiran emas dan tembaga pada area tambang Grasberg disebabkan oleh kehadiran 3 fase intrusi yang terletak secara konsentris. Intrusi tertua berasal dari fase Diatrema Dalam, kemudian fase Grasberg Utama, dan kemudian fase Dike Kali Selatan. Adapun masing-masing fase intrusi memiliki karakter mineralisasi dengan kadar yang berbeda-beda, dan hal ini dipengaruhi oleh kontak antar fase intrusi. Dari ketiga fase ini, fase intrusi Grasberg Utama lah yang merupakan target utama dari penambangan emas dan tembaga di tambang Grasberg itu sendiri.
Mineralisasi pada intrusi Grasberg Utama menunjukkan pembentukan “gelembung” yang mengalami tekanan pada daerah pengendapan utama. Tekanan yang berlebihan akan menyebabkan sistem pecah (secara eksplosif) dan menghasilkan efek rantai secara cepat. Fluida yang kaya zat volatil akan mengalir dari pusat sistem keluar, sehingga mengisi rekahan antara fragmen intrusi dengan dinding batuan. Pelepasan volatil ini akan menyebabkan pengendapan urat emas (dan mineral lainnya). Diperkirakan bahwa fase intrusi Grasberg Utama menghasilkan emas sekitar 2 gram per ton tembaga. Jumlah ini memberi kesan bahwa emas hanyalah sekadar “kotoran” (yang sangat berharga) di antara banyaknya jumlah tembaga.
Ilustrasi tambang

Referensi:

MacDonald, G.D. and Arnold, L.C., 1994. Geological and geochemical zoning of the Grasberg igneous complex, Irian Jaya, Indonesia. Journal of Geochemical Exploration, 50(1-3), pp.143-178.
ADVERTISEMENT
Nakagawa, J., 2008. Freeport’s Grasberg/Ertsberg Mine in West Papua, Indonesia. Opportunities and Challenges for Foreign Investment in the Case Studies.