Konten dari Pengguna

Gunung Lawu: Mempertahankan Tradisi atau Membangun Energi?

Rahmat Hidayat
Geosaintis - Desainer - .......
23 April 2020 11:49 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Letak Gunung Lawu berada di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Besarnya tubuh gunung sehingga mampu mencakup tiga kabupaten yaitu Kabupaten Ngawi, Kabupaten Magetan serta Kabupaten Magetan. Gunung lawu termasuk salah satu gunung purba yang saat ini tidak beraktivitas. Memiliki ketinggian 3265 mdpl menjadi daya tersendiri bagi pendaki untuk menaklukan puncak Lawu. (PVMBG)
Gambar 1. Peta satelit Gunung Lawu (Google Earth)

Gunung Keramat

ADVERTISEMENT
Banyak tradisi yang masih berkembang dan dijalankan oleh masyarakat yang tinggal di sekitar kaki Gunung Lawu. Banyak mitos beredar yang tercipta dari zaman dahulu dan dipercayai oleh masyarakat. Bahkan, ada aturan khusus bagi orang yang ingin mendaki di Gunung Lawu, yaitu larangan dalam berbicara maupun melakukan perbuatan tertentu. Banyak tradisi yang masih sering dijalankan, salah satu di antaranya adalah pendakian gunung di malam satu suro.
Tidak hanya masyarakat lokal, pada bulan suro ini Gunung Lawu ramai didatangi pendaki. Bagi para sesepuh dan masyarakat di sekitar Gunung Lawu, bulan suro biasanya digunakan untuk mendaki puncak Lawu dan melakukan meditasi. Kemudian mereka membawa sapi atau kambing yang masih hidup untuk disembelih di puncak (Pratiwi, 2017).
Gambar 2. Gunung Lawu yang Keramat (Travel Kompas, 2020)
Bahkan dipercaya ada “pasar setan” di puncak Gunung Lawu di mana aktivitas seperti di pasar tradisional dilakukan oleh makhluk-makhluk gaib. Terlepas dari beberapa mitos, Gunung Lawu juga menyimpan tradisi dan peninggalan sejarah yang tak ternilai. Salah satunya adalah situs candi dan prasasti, dari temuan yang ada di sekitar gunung ini dipercaya masih ada situs peninggalan lainnya yang terletak jauh di dalam hutan dan masih belum ditemukan.
ADVERTISEMENT

Potensi Geothermal Gunung Lawu

Sebagai gunung api purba, tentunya Gunung Lawu menyimpan sumber energi panas Bumi yang potensial. Karena aktivitas gunung sudah tidak terjadi, sehingga sangat sesuai untuk kegiatan eksplorasi panas Bumi. Hal ini didukung adanya temuan manifestasi panas Bumi seperti fumarole, sumber mata air panas ataupun ubahan (Hermawan dan Permana, 2018). Sehingga banyak kontraktor yang tertarik untuk melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber energi panas Bumi di Gunung Lawu.
Gambar 3. Sistem geothermal (Fauqi, 2015)
Gunung Lawu memiliki karakteristik ideal untuk membentuk system panas Bumi, di mana gunung ini memiliki dapur magma yang ideal sebagai sumber panas Bumi yaitu dengan volumetric kurang lebih 300 km3. Selain itu umur vulkanisme Gunung Lawu kurang lebih 200 tahun yang ideal untuk pembentukan system panas Bumi (Hendrawan dan Permana, 2018).
ADVERTISEMENT

Pro dan Kontra

Rasanya mitos yang mengatakan daerah yang memiliki sumber daya alam potensial juga berpotensi sebagai daerah sengketa ada benarnya walaupun tidak sepenuhnya benar. Tentu saja, semua orang pasti ingin berlomba-lomba mendapatkan kekayaan tersebut. Begitu pula sumber panas Bumi yang ditemukan di sekitar Gunung Lawu menjadi pro kontra di kalangan masyarakat. Para pemerhati budaya kekeh ingin mempertahankan warisan budaya yang ditinggalkan di Gunung Lawu. Karena adanya proyek pembangunan berskala besar di Gunung Lawu dikhawatirkan akan merusak benda peninggalan sejarah yang tak ternilai itu. Serta dapat merusak tatanan social masyarakat dengan kepercayaan yang mereka miliki.
Sedangkan pihak kontraktor ingin menggali potensi sumber panas bumi untuk dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal itu dirasa cukup mendesak untuk mendapatkan sumber energi alternative selain minyak dan gas bumi.
ADVERTISEMENT