Konten dari Pengguna

Penelitian Cuaca dengan Citra Satelit

Rahmat Hidayat
Geosaintis - Desainer - .......
26 April 2020 10:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagi masyarakat awam, geofisika pasti identik dengan meteorologi begitupula meteorologi identic dengan geofisika. Kenyataannya bidang keilmuan itu sangat berbeda walaupun sama-sama dalam lingkup ilmu kebumian. Geofisika adalah ilmu yang mempelajari bumi dengan kaidah-kaidah fisika. Sedangkan meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer dan fenomena yang ada di dalamnya (Suryanto & Luthfian, 2015). Ilmu meteorologi mempelajari tentang perubahan iklim dan cuaca yang terjadi di Bumi ini.
Ilustrasi Satelit untuk Bumi (https://global.jaxa.jp/)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Satelit untuk Bumi (https://global.jaxa.jp/)

Evolusi Penelitian

ADVERTISEMENT
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan peningkatan metode-metode yang digunakan dalam penelitian bidang meteorologi. Seperti penelitian cuaca menggunakan citra satelit. Jika sebelumnya penelitian cuaca hanya dapat dilakukan menggunakan sensor yang di pasang di permukaan, tapi kini dapat dilakukan penelitian cuaca menggunakan data satelit sehingga dapat melihat pola dan karakteristik cuaca dengan lebih baik (Suryanto & Luthfian, 2015).
Citra satelit awan Indonesia (https://www.accuweather.com)
Citra satelit data temperatur di Indonesia (https://www.accuweather.com)

Pengolahan Data Citra Satelit Indonesia

Penggunaan data citra satelit untuk penelitian di bidang meteorologi seperti iklim dan cuaca telah dilakukan puluhan tahun yang lalu. Tepatnya pada tahun 1960 di mana satelit meteorologi pertama diluncurkan bernama Tiros-1 (Suryanto & Luthfian, 2015). Sedangkan di Indonesia, satelit cuaca dikelola oleh Deputi Bidang Meteorologi, BMKG yang memiliki Receiver Multicast atau Client MTSAT-SATAID.
ADVERTISEMENT
Diagram alur pengolahan data citra satelit (BMKG, 2011)
Proses pengolahan data satelit dimulai dari penerimaan data yang dilakukan oleh antena dan receiver Ground Satellite Receiver (GSR) serta Client MTSAT-SATAID kemudian dilakukan akuisisi dan pengolahan data menggunakan perangkat komputer. Pengolahan ini akan menghasilkan citra untuk wilayah Asia Pasifik. Hasil citra pengolahan GSR berupa format .PNG sedangkan SATAID berupa format .BMP (BMKG, 2011). Selanjutnya dilakukan penyimpanan data dengan sebelumnya dicek untuk memastikan bahwa data telah tersimpan pada komputer penyimpanan. Data tersebut kemudian di kirim ke server di dalam website masing-masing UPT untuk digunakan oleh database satelit BMKG pusat maupun oleh pengguna.
Data citra satelit ini dapat digunakan untuk monitoring cuaca, penyebaran asap akibat kebakaran hutan, monitoring debu vulkanik akibat erupsi gunungapi maupun kejadian khusus seperti identifikasi awan, analisis data NWP berupa data angin vertikal dan horizontal maupun menampilkan karakteristik citra satelit pada lokasi kejadian (BMKG, 2011).
Citra satelit wilayah Indonesia produk Himawari 8 (BMKG, 2020)

Penggunaan Data Citra Satelit

Data citra satelit dapat digunakan untuk penelitian bidang meteorologi. Dengan cakupan wilayah yang lebih luas, hasil analisis juga dapat ditampilkan secara real time. Selain untuk cuaca, penelitian lain menggunakan data citra satelit misalnya estimasi curah hujan. Seperti yang telah dilakukan oleh Ginting (n.d) yaitu meneliti estimasi curah hujan menggunakan data citra satelit di wilayah Sibolga. Hasil dari penelitian ini adalah metode Auto Estimator pengolahan data citra satelit untuk mendapatkan estimasi curah hujan dapat digunakan dengan tingkat akurasi 60% sampai 85%. Serta tingkat akurasi prediksi curah hujan >20mm/hari di Stasiun Meteorologi Pinangsori-Sibolga mencapai 71,42 % pada bulan Desember 2012 dan 100% pada bulan April 2014. Fakta tersebut menunjukkan akurasi data satelit untuk estimasi curah hujan sangat bagus.
ADVERTISEMENT
Untuk itu pengembangan penelitian di bidang meteorologi di Indonesia harus terus digencarkan. Agar dapat ditemukan inovasi baru dan mendapatkan hasil pengamatan dan prediksi yang lebih cepat dan akurat. Sehingga informasi ini dapat digunakan dan dipercaya oleh seluruh masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT