Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Potensi Energi di Kompleks Gunung Api Arjuno-Wilerang
28 April 2020 15:59 WIB
Tulisan dari Rahmat Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tuhan telah menciptakan segala sesuatu yang ada di Bumi untuk kebaikan manusia, atmosfer yang melindungi dari benda-benda luar angkasa, hamparan samudra yang luas dengan segala kekayaan jenis ikan dan terumbu karang ataupun gunung yang memiliki lingkungan sejuk dan tanah yang subur. Sebagai manusia yang bijak sekiranya harus dapat hidup berdampingan dengan alam dan dapat menjaga alam dengan baik. Walaupun mekanisme untuk menjaga Bumi tetap hidup adalah aktivitas yang bisa menyebabkan bencana, manusia harus memahami hal tersebut dan menyikapinya dengan bijaksana.
ADVERTISEMENT
Gunung api misalnya, gunung api memang memiliki bahaya ketika sedang aktif dan mengalami erupsi. Bahayanya bisa mengancam untuk cakupan wilayah yang luas. Tetapi ketika gunung api tidak aktif, pemandangan yang menakjubkan selalu menjadi daya tarik para pendaki menapaki kaki dari satu gunung ke gunung lainnya. Tanah yang subur sehingga dapat ditanami berbagai jenis tanaman, udara sejuk dan segar, sumber mata air yang masih alami serta menyimpan potensi energi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Salah satu sumber energi yang berasosiasi dengan keberadaan gunung api adalah energi panas Bumi.
Kompleks Gunung api Arjuno-Wilerang
Di Indonesia sendiri memiliki potensi energi panas Bumi yang cukup tinggi, dengan total potensi kurang lebih 29.215 GWe (OJK, 2017). Tetapi baru ada 70 lapangan Wilayah Kerja Panas Bumi yang dimanfaatkan dari total 312 lapangan potensi Panas Bumi di Indonesia (METI dalam Setiawan, 2019). Dengan potensi tersebut tentu Indonesia seharusnya mampu menciptakan ketahanan energi. Potensi energi panas Bumi di Indonesia kebanyakan berasoisiasi dengan system vulkanik. Salah satunya adalah potensi energi panas Bumi di kompleks Gunung api Arjuno-Wilerang. Kompleks gunung api ini terdiri dari rangkaian gunung api aktif berumur Kuarter yang terletak di Jawa Timur. Gunung api tersebut antara lain Pundak, Welirang, Arjuno, Kembar, Bulak dan Bakal dengan membentuk kelurusan berarah utara-selatan (Utama dkk, 2016).
ADVERTISEMENT
Berdasarkan yang dilakukan Hadi dkk (2010) dalam Utama dkk (2016) menemukan adanya manifestasi panas Bumi di sekitar Kompleks Gunung api Arjuno-Wilerang berupa fumarole di Kawah Plupuh, puncak Gunung api Welirang. Selain itu munculnya mata air panas tipe bikarbonat seperti di mata air panas Cangar (Cangar hot spring) dan mata air panas Padusan dengan variasi suhu 39,5 oC – 46,5oC, serta adanya alterasi argilik dan argilik lanjut di Gunung Pundak.
Komponen panas Bumi seperti lapisan top pada caprock kemungkinan berada pada kedalaman kurang lebih 500 m hingga 1000 m dengan komponen mineral lempung sekunder. Sedangkan kedalaman reservoir diperkirakan sama atau lebih dari 1,5 km di bawah permukaan (Nidya dkk, n.d.).
Pengontrol
Walaupun manifestasi ditemukan di kompleks gunung api, tetapi mekanisme pembentukan dan munculnya manifestasi energi panas Bumi dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Manifestasi yang ditemukan di Kompleks Gunung api Arjuno-Wilerang sendiri dikontrol oleh aktivitas vulkanisme dan struktur geologi di daerah tersebut (Utama dkk, 2016). Pengamatan lapangan yang dilakukan oleh Utama dkk (2016) menunjukkan adanya asosiasi struktur geologi dengan kemunculan manfisetasi, misalnya munculnya mata air panas Cangar dan Padusan disertai indikasi sesar di Air Terjun Coban Cangu dan Grejengan. Bukti asosiasi pengontrol struktur yaitu adanya alterasi hydrothermal di Gunung Pundak. Selain itu juga struktur sesar berarah timur laut-barat daya dari Sesar Trawas yang dipotong oleh Sesar Nogosari dengan polsa relatif utara-selatan (Utama dkk, 2016). Tentu saja dengan bukti-bukti penelitian tersebut sudah menunjukkan adanya potensi sumber energi panas Bumi di Kompleks Gunung api Arjuno-Welirang untuk dimanfaatkan.
ADVERTISEMENT