Tektonik Indonesia: Masih Bertahan setelah Diadu 3 Lempeng Besar Dunia

Rahmat Hidayat
Geosaintis - Desainer - .......
Konten dari Pengguna
28 September 2019 19:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar 1. Salah satu sudut pemandangan di Raja Ampat. Foto: Pixabay/Ady_Fauzan
zoom-in-whitePerbesar
Gambar 1. Salah satu sudut pemandangan di Raja Ampat. Foto: Pixabay/Ady_Fauzan
ADVERTISEMENT
Indonesia berada dalam kawasan ‘Ring of Fire’. Artinya, wilayah Nusantara dipenuhi gunung api, baik di darat maupun di laut. Tak pelak, pasti sering merasakan gempa bumi setiap hari di berbagai wilayah di Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) memiliki lama tersendiri untuk memantau secara real-time seluruh bencana alamat tentang gunung api hingga gempa bumi. Hasilnya terbukti, Indonesia dipenuhi oleh titik-titik tersebut di berbagai daerah.
Para pembaca sekalian dapat mengaksesnya secara langsung di sini.
Gambar 2. Persebaran gunung api dan aktivitas gempa bumi di seluruh wilayah Indonesia. (Sumber: dimodifikasi dari https://magma.vsi.esdm.go.id/, data diambil pada 27 September 2019, 11:57:38 WIB)
Tentu, kita sebagai masyarakat Indonesia merasa bahwa negara ini sangat tidak aman. Namun, Indonesia juga memiliki banyak sumber daya alam yang akhirnya menjadi keunggulan tersendiri.
Indonesia memiliki sumber daya minyak bumi, gas bumi, emas, dan mineral lainnya. Ditambah lagi, pemandangan alam memesona yang tidak ada di negara lain.
Tahukah kamu? Semua itu terbentuk karena adanya pergerakan dari bawah bumi, hingga terjadilah gunung, lembah, sungai, dan lainnya.
Gambar 3. Pemandangan Pianemo, Raja Ampat. Foto: Unsplash/Sutirta Budiman
Hal tersebut terjadi karena Indonesia berada pada 3 lempeng utama dunia: Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudra Indo-Australia, dan Lempeng Samudra Pasifik.
ADVERTISEMENT
Pertemuan ketiga lempeng inilah yang menjadikan terbentuknya gunung api, meletusnya gunung api, gempa bumi, terjadinya tsunami, dan berbagai bentuk lainnya yang tidak terlalu familier, seperti patahan Sumatera dan berbagai cekungan minyak-gas bumi.
Gunung api merupakan hasil dari tumbukan lempeng yang menjadikan adanya lengkungan pada lempeng yang memiliki massa jenis lebih rendah. Lengkungan tersebut muncul ke permukaan dan akhirnya membentuk saluran magma untuk keluar menuju permukaan bumi. Keluarnya magma tersebut yang sering kita sebut sebagai letusan gunung api.
Gambar 4. Proses terbentuknya gunung api. (Ilustrasi: Pribadi/Rahmat Hidayat)
Letusan gunung api adalah suatu kejadian yang menyebabkan magma keluar ke permukaan bumi akibat didorong keluar oleh berbaagai jenis gas di perut bumi yang bertekanan tinggi. Produk letusan gunung api tidak langsung keluar berupa magma, tetapi biasanya didahului oleh gas vulkanik ataupn hujan abu yang biasa kita sebut sebagai erupsi.
ADVERTISEMENT
Produk letusan gunung api ini pun terdiri atas berbagai jenis magma, ada lava yang berupa cairan, lahar, yaitu cairan yang telah bercampur dengan batuan dan material lainnya, dan awas panas yang terdiri atas batuan pijar dan material vulkanik padat lainnya yang bersuhu lebih besar dari 6.000 celsius.
Selain itu, hasil dari dinamika lempeng menjadikan adanya gempa bumi. Fenoma ini sering terjadi di batas antar dua lempeng, karena gesekan atau singgungan antarlempeng tersebut yang menjadikan apa pun yang di atas menjadi saling bergetar, hingga memberi kemungkinan terjadinya tsunami.
Dapat dilihat pada gambar berikut bahwa gempa bumi hanya terjadi pada wilayah tertentu. Gambar 5 menunjukkan data gempa bumi dalam 5 tahun terakhir (28 September 2014, 00:00:00 WIB – 28 September 2019, 19:00:00 WIB), di mana terjadi 10.979 kali gempa bumi dengan beragam kekuatan, paling minimal data yang ditampilkan adalah dengan magnitude 2,5 SR (Skala Richter).
ADVERTISEMENT
Gempa bumi tersebut menunjukkan batas-batas lempeng yang bertemu di wilayah Indonesia. Mulai dari wilayah di bagian barat Pulau Sumatera, menuju bagian selatan Jawa, hingga area Indonesia Timur untuk pertemuan Lempeng Benua Eurasia dan Lempeng Samudera Indo-Australia.
Lalu, fenomena gempa bumi pun membelok di sekitar Laut Banda menuju arah utara, hingga daerah Filipina, yang menandakan pertemuan Lempeng Benua Eurasia dengan Lempeng Samudera Pasifik.
Gambar 5. Gempa bumi di Indonesia dalam 5 tahun terakhir terjadi sebanyak 10.979 kali. (Sumber: earthquake.usgs.gov, data diambil pada 28 September 2019, 19:00:00 WIB)
Jadi, secara garis besar, berdasarkan pengaruh keadaan tektonik Indonesia, fenomena yang sering kali terjadi adalah gempa bumi dan gunung api. Sekilas seperti semuanya adalah bencana.
Namun, jangan lupakan bahwa dari gunung api yang meletus, abu yang dikeluarkan akan membuat subur lingkungan sekitarnya, masyarakat di daerah pegunungan pun akan tersejahterakan. Dan hasil dari tumbukan atau gesekan lempeng tersebut juga tak sedikit menghasilkan banyak pemandangan indah.
ADVERTISEMENT
Fenomena pergerakan tektonik ini yang akhirnya menghasilkan berbagai jenis geomorfologi. Walau, tak semua geomorfologi terjadi akibat pergerakan lempeng (tektonik).
Banyak dataran tinggi agar dapat melihat pemandangan sejauh mata memandang, bahkan bias dari atas awan. Juga terdapat dataran yang lebih rendah untuk terbentuknya sebuah sungai dan danau. Dan, masih banyak lagi.