Konten dari Pengguna

Mandiangin Bisa Menjadi Kecamatan Percontohan di Jambi jika Lakukan 4 Hal Ini

Rahmat Iskandar Rizki
Pernah berkuliah di Universitas Muhammadiyah Malang
8 Oktober 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Iskandar Rizki tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Public Space atau Ruang Publik. Sumber: Unsplash/Nick Night
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Public Space atau Ruang Publik. Sumber: Unsplash/Nick Night
ADVERTISEMENT
Mandiangin merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, kecamatan ini terkenal kaya akan hasil alamnya terutama Tambang Batubara dan Perkebunan Kelapa Sawit sehingga banyak orang yang cukup familiar dengan kawasan ini utamanya warga yang tinggal untuk bekerja atau menetap di Jambi.
ADVERTISEMENT
Meskipun baru dimekarkan dari kecamatan induknya, yakni Kecamatan Pauh, sejak 1999, namun perkembangan Mandiangin dari banyak sektor justru jauh meninggalkan Pauh sebagai kecamatan induknya. Hal ini bisa dilihat berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sarolangun yang terangkum dalam jurnal “Studi Perbandingan Perkembangan Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mandiangin di Kabupaten Sarolangun” (Ahmad Efendi dan Sri Mariya, 2019).
Namun di balik perkembangan pesatnya itu, sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah setempat, seperti pengadaan Publik Space (Ruang Publik) dan Pembuatan Fasilitas Publik, mengingat bertambah maju dan pesatnya perkembangan kawasan ini. Bisa jadi ruang-ruang komunal inilah yang nantinya akan membentuk wajah baru Mandiangin sebagai kecamatan modern dan ramah fasiltas publik, sehingga bisa jadi pusat percontohan oleh daerah lain. Berikut adalah ulasannya :
ADVERTISEMENT

1. Membangun Alun-alun Kecamatan

Alun-alun atau lapangan terbuka ini biasanya berlokasi di dekat pusat pemerintahan dan Mandiangin sudah memilikinya, yakni Lapangan Madinapura. Namun kondisinya saat ini masih sebatas lapangan biasa serta belum terpoles dengan baik dan hanya di manfaatkan untuk lapangan sepak bola atau untuk kegiatan tujuh belas agustusan.
Nah hal ini cukup disayangkan kalau fungsinya cuma itu-itu saja, padahal bisa dimaksimalkan dengan disediakannya berbagai macam fasilitas seperti pembuatan jogging trek di sekelilingnya lalu dipasangkan juga alat-alat perlengkapan olahraga khusus untuk ruang terbuka serta bisa ditambahkan dengan taman bermain anak di samping Hall Bulutangkis. Sehingga memiliki banyak fungsi yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat ketika menjadi Alun-Alun Kecamatan.
Mengingat masih jarangnya kecamatan di Provinsi Jambi yang memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) ataupun Alun-Alun, maka hal ini rasanya perlu diadakan. Pemerintah setempat juga harusnya perlu mencontoh banyak daerah yang ada di Pulau Jawa dalam membangun ruang publik misalnya di Pondok Aren dan Pamulang yang sudah lebih dulu memanfaatkan lahan kecamatan sebagai alun-alun agar bisa dinikmati oleh masyarakatnya.
ADVERTISEMENT

2. Membuat Jalur Pedestrian

Jika kita melihat penataan ruang kota atau daerah dalam rentang lima hingga enam tahun ke belakang, ada banyak daerah yang berlomba-lomba untuk membangun jalur pedestrian di sepanjang jalan utamanya dengan sentuhan lokal dan ciri khasnya masing-masing. Hal ini tentu diharapkan akan menghidupkan kembali ruang komunalnya.
Saya jadi membayangkan bagaimana jadinya kalau di sepanjang jalan Pasar Lama Mandiangin di bangun jalur pedestrian dengan pemasangan bangku serta lampu-lampunya seperti yang ada di jalan Braga, Malioboro, Tunjungan ataupun di Kayutangan. Pasti setiap sore akan ramai di kunjungi oleh warga sekitar untuk duduk dan bersantai menikmati suasana sore hari setelah seharian penuh beraktifitas.

3. Membuatkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA)

Untuk poin ketiga ini memang hal yang cukup urgent, mengingat selama ini mayoritas masyarakat Mandiangin umumnya masih membuang sampah ke Muara Sungai Bungkal. Namun hal ini bukan dilakukan tanpa sebab, mengingat ketiadaan pengelola sampah atau petugas kebersihan dan nihilnya TPA, sehingga mau tidak mau opsinya adalah sampah tersebut di buang ke tepian sungai atau dengan opsi di bakar.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, dengan pengadaan TPA dan dibuatkan Satgas Kebersihan atau Penanggung Jawab Kebersihan di tiap Dusun atau RW, barangkali bisa menjadi solusi dalam pengelolaan sampah rumah tangga untuk daerah ini kedepan.

4. Pembentukan Mandiangin Night Market

Berikutnya, Mandiangin Night Market atau Pasar Kuliner Malam ini dirasa perlu diadakan, apalagi minimnya tempat hiburan bagi warga Bumi Saiye, Saijun, Sakate dan setidaknya perlu diadakan satu minggu sekali. Karena biasanya Night Market tidak hanya untuk pasar kuliner saja namun bisa juga sebagai tempat pertunjukan yang mengandung lokalitas, sehingga tiap pekannya atau paling tidak setiap sebulan sekali di isi dengan panggung pertunjukan kesenian rakyat, jadi para Millenial dan Gen Z atau bahkan anak-anak Generasi Alfa bisa terus mengenal budayanya sembari berwisata kulineran.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu saja, dengan diadakannya Mandiangin Night Market ini tentu bisa membangun peluang ekonomi serta menyerap lapangan kerja juga bagi masyarakat setempatnya karena melibatkan banyak pihak, seperti Penjaga Keamanan, Petugas Parkir, Petugas Kebersihan, Pengelola Bazar, serta Pelaku UMKM.
Kira-kira segitu saja empat hal yang membuat Kecamatan Mandiangin bisa menjadi kawasan percontohan di Provinsi Jambi, mengingat daerah lain juga belum ada pembangunan ruang publik yang signifikan. Padahal sudah diatur dalam UU No 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, tentu pengadaan Public Space ini adalah hal yang harusnya diberlakukan oleh pemerintah setempat, dan untuk masalah pendanaan saya cukup yakin dengan APBD kecamatan ini, tinggal bagaimana elaborasi dan kolaborasi diantara warga dan pemerintah setempat dalam mengeksekusinya.
ADVERTISEMENT