Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
MILENIAL? BUKAN; KITA INI GENERASI NUNDUK
18 Desember 2017 22:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
Tulisan dari Rahmat Jufri Mappainga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
MILENIAL? BUKAN; KITA INI GENERASI NUNDUK pasti pernah atau bahkan sering mendengar kata “milenial” bukan? Ya, kata milenial begitu familiar ditelinga kita. Terlebih lagi kata ini “milenial” sering di ucapkan oleh presiden kita “Jokowi” untk menggambarkan atau memberi diktum buat angkatan/generasi kita dewasa ini. Namun, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita paham arti dari kata milenial itu (?) Dan juga, apakah diktum ini “milenial” tepat disematkan pada generasi kita?Menurut para peneliti sosial, generasi Millennials ini lahir pada rentang tahun 1980an hingga 2000 dan atau kalo menurut om google adalah mereka “orang orang” dengan usia produktif sekaligus konsumen yang menguasai pasar saat ini. Milenial adalah sebuah istilah yang mengantikan istilah yang digunakan sebelumnya, yaitu generasi “Y”. Dengan kata lain bahwa generasi milenial adalah mereka yang lahir di tengah kemajuan teknologi, tumbuh dan berkembang di era posmo dewasa ini.Sebagai generasi yang lahir ditengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, tak lantas menjadikan generasi kita lebih baik dari generasi sebelumnya “X”. Terlebih stereotype yang disematkan oleh generasi sebelumnya bahwa kita, para milenials “katanya sih”😱 hanyalah gerombolan orang orang apatis, hedon, materialistis dll “pokoknya berkonotasi negatif deh”😁 yang tak mampu melawan arus zaman dan hegomoni teknologi yang berkembang saat ini.Tapi apakah stereotype itu memang benar adanya? Untuk menjawab pertanyaan itu, mari kita sama sama mengulik relaitas kekinian dari kehidupan generasi kita.
Sekalai lagi, kita hidup di era posmo dimana perkembangan teknologi yang begitu pesat dan hegomoni dari moderenisme yang telah menggerogoti setiap sendi dari kehidupan generasi kita dewasa ini. Sejalan dengan hal itu, entah sadar atau tidak bahwa moderenisme itu sendiri telah menggiring kita pada perubahan gaya hidup yang disebabkan karna pergeseran kultural dimana kita hidup sehari hari. Ya, budaya popo yang dimotori teknologi, informasi dan hiper realitas media dan yang lebih memprihatinkan lagi bahwa generasi kita telah mengalami degradasi moral. Terjadinya hedonisme, apatis dan bayang bayang reifikasi semakin mempertegas bahwa stereotype yg di sematkan pada generasi kita memang benar adanya.Jika kita ingin mengulik realitas yg lebih kekinian lagi, cobalah perhatikan tingkah laku dari mayoritas setiap individu generasi kita. Dimana sebahagian dari kita sekarang ini cenderung cuek dengan lingkungan sekitar, acuh terhadap keadaan sosial, lebih condong ke individualis. Terlebih di era getget/smarfhon sekarang ini, seakan dunia mereka ada pada layar kotak itu. Entah sekedar untuk main game, nonton video atau berselancar di media sosial, semuanya serba nunduk. Budaya nunduk ini tidak hanya berlaku ketika ia seorang diri saja, tetapi hampir disetiap situasi dan kondisi. Bahkan di warung warung kopi, di sekretariatan yang biasanya kita jadikan sebagai tempat untuk bercengkrama, berbagi cerita, diskusi dan hal interaktif lainnya tidak lepas dari budaya nunduk ini. Salam sapa satu/dua kata kemudian nunduk lagi.Nampaknya angkatan kita tidak cocok untuk label generasi milenial, akan jauh lebih tepat jika kita menyebutnya dengan sebutan generasi “NUNDUK” saja. Sya pikir diktum ini “generasi NUNDUK” lebih afdol dan singkron dengan realitas kehidupan dari generasi kita.😀😁😂Hiiii…hiii…hiii…..Rusak loe!!
ADVERTISEMENT
