Konten dari Pengguna

Kekayaan Budaya Minangkabau: Dari Benda-Benda dan Artefak-Arfak Sejarah

Rahmat Rafii amanullah
saya adalah seorang Mahasiswa Universitas Andalas
13 November 2024 14:14 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Rafii amanullah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.canva.com/design/DAGWVopYiPY/-ZUaTa84D7AB7G2vRyUiHg/edit?utm_content=DAGWVopYiPY&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
zoom-in-whitePerbesar
https://www.canva.com/design/DAGWVopYiPY/-ZUaTa84D7AB7G2vRyUiHg/edit?utm_content=DAGWVopYiPY&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
ADVERTISEMENT
Pengertian Minangkabau sebagai benda/artefak
Minangkabau, sebagai benda atau artefak, merujuk pada berbagai unsur budaya fisik khas masyarakat Minangkabau di Sumatera Barat. Artefak Minangkabau mencakup bentuk seni, peralatan sehari-hari, pakaian tradisional, rumah adat, hingga senjata khas, yang semuanya mencerminkan nilai-nilai, sejarah, dan identitas masyarakat Minangkabau. Artefak ini tidak hanya berfungsi secara praktis, tetapi juga memiliki makna simbolis dan spiritual, menunjukkan filosofi hidup orang Minangkabau yang kental dengan nilai adat dan agama.
ADVERTISEMENT
Berikut contoh-contoh artefak minangkabau:
A. Rumah Gadang
Rumah Gadang adalah nama untuk rumah tradisional adat Minangkabau. Minangkabau merupakan salah satu kelompok etnis yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Rumah Gadang utama biasanya dibangun di atas tanah yang cukup luas dan milik keluarag induk secara turun temurun.
Tidak jauh dari kompleks rumah Gadang, biasanya didirikan surau keluarga yang berfungsi sebagai tempat berkumpul pada pemuda atau sebagai tempat untuk menyelanggarakan segala bentuk kegiatan sosial dan keagamaan.
Dikutip dari buku Cerita Rakyat dari Sumatera Barat 3 (2001) Navis A.A, Rumah Gadang juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat Sumatera Barat adalah Rumah Bagonjong atau juga menyebut dengan nama Rumah Baanjung.
Dikutip dari buku Pertautan Budaya-Sejarah Minangkabau & Negeri Sembilan (2017) karya Prof. Dr. H. Saifullah SA, MA dan kawan-kawan, rumah Gadang di Minangkabau biasanya dibangun berderet-deret secara memanjang.
ADVERTISEMENT
B. pakaian adat minangkabau
https://www.canva.com/design/DAGWVlKsBCk/BrkUrTp6d09rfN2eAtVKLQ/edit?utm_content=DAGWVlKsBCk&utm_campaign=designshare&utm_medium=link2&utm_source=sharebutton
Pakaian daerah Minangkabau adalah pakaian tradisional dari suku Minangkabau yang berasal dari Sumatera Barat, Indonesia. Pakaian ini kaya akan nilai budaya dan filosofis, serta mencerminkan identitas dan kebanggaan masyarakat Minang. Salah satu ciri khas pakaian adat Minangkabau adalah penggunaannya dalam upacara-upacara adat dan acara tertentu seperti pernikahan, prosesi adat, dan upacara keagamaan. Pakaian adat Minangkabau untuk wanita disebut Limpapeh Rumah Nan Gadang atau Baju Kurung Basiba. Biasanya, busana ini dilengkapi dengan penutup kepala khas yang disebut Tengkuluk Tanduak, yang bentuknya menyerupai tanduk kerbau sebagai simbol kebijaksanaan. Sementara untuk pria, busana tradisional disebut Baju Gadang, yang sering dilengkapi dengan ikat kepala bernama Deta.
Setiap elemen dalam pakaian adat ini memiliki makna tersendiri yang mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat Minang, seperti kebijaksanaan, kehormatan, dan keberanian. Warna dan hiasan pada pakaian juga kerap dipilih dengan makna tertentu, misalnya warna merah, hitam, dan emas yang melambangkan keberanian, ketegasan, dan kebangsawanan.
ADVERTISEMENT
Berikut contoh-contoh pakaian adat di Minangkabau, diantaranya:
1. Limpapeh Rumah Nan Gadang
Limpapeh Rumah Nan Gadang adalah sebutan untuk pakaian adat yang dikenakan oleh wanita Minangkabau dalam upacara-upacara adat. Limpapeh merujuk pada perempuan sebagai tiang atau penyangga dalam keluarga, seperti limpapeh dalam Rumah Gadang (rumah adat Minangkabau) yang menopang keseluruhan rumah. Dalam konteks pakaian, Limpapeh Rumah Nan Gadang menggambarkan peran penting seorang perempuan dalam masyarakat Minang sebagai pembawa kehormatan keluarga.
Contohnya:
• Baju Kurung: Baju ini berbentuk longgar dan sering kali berlengan panjang dengan pola sulaman emas atau perak. Baju kurung ini dipilih untuk menutupi tubuh dan mencerminkan nilai kesopanan.
• Kain Songket: Biasanya digunakan sebagai sarung atau bawahan yang diikat di pinggang. Songket adalah kain tenun khas yang dihiasi dengan benang emas atau perak, melambangkan kemakmuran dan kehormatan.
ADVERTISEMENT
• Tengkuluk Tanduak: Penutup kepala khas Minangkabau ini berbentuk seperti tanduk kerbau, yang mewakili simbol kearifan. Bentuk ini juga menunjukkan keunikan Minangkabau yang menjunjung tinggi nilai-nilai kearifan lokal dan kebijaksanaan.
• Selendang: Digunakan di bahu atau diselempangkan di badan. Selendang ini biasanya terbuat dari kain songket dan merupakan simbol kelembutan serta kesetiaan seorang wanita.
2. Pakaian Penghulu atau Datuk
Pakaian adat ini adalah busana yang dikenakan oleh para penghulu (datuk) atau pemimpin adat dalam masyarakat Minangkabau. Penghulu adalah tokoh terhormat dan dianggap sebagai pelindung serta pembimbing masyarakat dalam hal adat dan hukum.
Contohnya:
• Baju Gadang: Baju ini sering kali berwarna hitam, yang melambangkan kekuatan dan ketegasan. Baju ini dilengkapi dengan sulaman benang emas yang memperindah tampilannya.
ADVERTISEMENT
• Deta: Deta adalah kain penutup kepala yang dililitkan dengan bentuk yang unik. Bentuk lilitan deta ini biasanya menandakan status atau jabatan seseorang. Deta yang digunakan oleh penghulu memiliki bentuk yang lebih spesifik, menonjolkan wibawa dan kharisma.
• Kain Sarung atau Songket: Biasanya dikenakan sebagai bawahan dan diikat di pinggang. Kain ini menunjukkan kemakmuran dan status sosial yang tinggi.
• Keris: Penghulu atau datuk kerap mengenakan keris sebagai simbol kewibawaan dan kekuatan. Keris ini diselipkan di pinggang sebagai tanda bahwa seorang penghulu siap menjaga keamanan dan kehormatan masyarakatnya.
3. pakaian adat pernikahan
Pakaian adat Minangkabau dalam acara pernikahan biasanya sangat meriah dan mewah, terutama dengan dominasi warna merah, hitam, dan emas. Kedua mempelai menggunakan busana yang kaya akan hiasan serta aksesori yang memiliki makna khusus.
ADVERTISEMENT
Komponen Pakaian untuk Pengantin Wanita:
• Sunting: Hiasan kepala berbentuk menyerupai mahkota besar yang memiliki tingkatan dan ornamen bunga-bunga emas. Sunting ini melambangkan status sosial dan keagungan.
• Baju Kurung Basiba: Seperti Limpapeh Rumah Nan Gadang, baju ini berlengan panjang dan dihiasi bordir emas. Warna merah yang sering digunakan melambangkan kebahagiaan, keberanian, dan cinta.
• Kain Songket: Biasanya digunakan sebagai bawahan yang menambah kesan mewah dan elegan. Kain songket ini juga menandakan status sosial dan keanggunan seorang pengantin.
• Aksesoris: Perhiasan emas seperti kalung, anting, gelang, dan cincin biasanya melengkapi busana pengantin wanita sebagai simbol kekayaan dan keindahan.
Komponen Pakaian untuk Pengantin Pria:
• Baju Gadang: Berwarna hitam atau merah, melambangkan ketegasan dan kemuliaan seorang pria.
ADVERTISEMENT
• Saluak atau Deta: Penutup kepala pria yang menunjukkan status dan kepemimpinan.
• Kain Songket: Digunakan sebagai sarung atau bawahan, menunjukkan keagungan dan keberanian.
• Keris: Seperti penghulu, keris juga dikenakan oleh pengantin pria sebagai simbol kesiapan dan keteguhan hati dalam memimpin rumah tangga.
C. senjata minangkabau
Masyarakat tradisional menggunakan senjata untuk melindungi diri dari serangan musuh. Senjata, di sisi lai, juga digunakan untuk memelihara dan berburu hewan untuk memenuhi kebutuhan makanan mereka. Senjata tradisional didominasi oleh laki-laki. Hal ini tidak terlepas dari budaya sosial yang berpegang teguh pada pemahaman paternal dan penggambaran pemimpin laki-laki.
Itu sebabnya senjata tampaknya menjadi suatu keharusan bagi pria. Misalnya, dalam budaya Minangkabau, Keris dianggap sebagai simbol kebesaran laki-laki, dilambangkan dengan senjata keris yang dikenakan oleh pengantin pria pada saat pernikahan. Hal yang sama dapat dilihat dalam budaya masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Termasuk dalam budaya orang Minang atau bisa kita sebut juga salah satu suku yang ada di padang Sumatera Barat. Minangkabau atau Minang adalah kelompok etnis nusantara yang berbicara dan mendukung nilai-nilai tradisional Minangkabau.
berikut adalah senjata tradisional minangkabau, diantaranya:
1. Karih
Karih adalah senjata tusuk seperti belati, dengan ujung yang sama tajam di kedua sisi. Bentuknya sangat khas dan dapat dengan mudah dibedakan dari jenis senjata lainnya. Karih tidak simetris, menyebar di pangkal dan meruncing ke atas. Bilahnya lebih dominan melengkung membentuk kesenian khas Minangkabau.
Mengingat sejarah Kaliminan di Sumatera Barat, telah digunakan sebagai senjata perang dan untuk melindunginya dari serangan musuh saat meninggalkan rumah sejak awal. Selain itu, fungsi lain senjata ini adalah disediakan untuk peralatan dapur. Alat ini dulunya serba guna bagi masyarakat Minang sepanjang hidupnya.
ADVERTISEMENT
2. Keris Pusaka Minangkabau
Keris pusaka Minangkabau adalah Keris khusus yang hanya boleh dikenakan oleh penguasa adat di pinggang pada acara-acara tertentu. Keris Pusaka Minangkabau selalu digiling kiri kanan. Ini berarti Pengle dapat memberikan keadilan kepada semua orang, menuntut mereka, dan memastikan keadilan.
3. Kerambit
Senjata Kerambit adalah pisau kecil dengan bentuk melengkung. Karambit juga merupakan salah satu senjata tradisional Padang Sumatera Barat dan dijadikan sebagai salah satu senjata paling mematikan di dunia. Meski Karambit berukuran kecil, ternyata sangat berbahaya karena bisa merobek atau merusak anggota tubuh lawan.
Karena ketenaran Kerambit ini, senjata ini dikembangkan oleh negara-negara Eropa-Amerika dengan banyak jenis dan varietas. Di Indonesia sendiri, Kerambit masih digunakan oleh para pegulat khususnya silat Harimau Minangkabau dalam pencak silat Sumatera. Senjata Tradisional Kerambit dapat dibagi menjadi dua variasi: Kerambit di Jawa Barat dan Kerambit Minangkabau. Karambit di Jawa Barat biasanya memiliki busur bulat, sedangkan Kerambit Minang memiliki busur siku.
ADVERTISEMENT
4. Ruduih
Ruduih merupakan senjata tradisional sejenis dengan golok yang berasal dari hasil budaya suku Minangkabau, Sumatera Barat. Senjata adat ini biasanya digunakan untuk bertempur di medan perang, tapi terkadang juga Ruduih digunakan dalam kegiatan sehari seperti; bertani/ berkebun.
Dilihat dari bentuknya Ruduih sama halnya seperti Klewang yaitu mempunyai bilah tajam pada satu sisi. Akan tetapi bila Klewang sisi bilahnya tajam dan lurus, berbeda dengan Ruduih yang sedikit cembung ke dalam. Selain itu bentuk sarung (warangka) nya pun beda, jika Klewang memiliki sarung yang menyerupai sosok naga, sedangkan Ruduih dibuat sederhana seperti golok biasa.
5. Piarik
Piarik merupakan senjata tradisional Minangkabau, Sumatera Barat yang mempunyai bentuk tombak dengan 3 mata tajam. Selain di Sumatera Barat, di daerah lain seperti Sumatera Selatan juga sering digunakan dan disebut dengan Trisula.
ADVERTISEMENT
Jika dilihat dari bentuknya senjata ini mirip seperti senjata utama Dewa Siwa dalam kepercayaan Hindu. Hal ini karena pada zaman dulu sebelum Islam masuk ke Sumatera Barat, “khususnya” masyarakat Minang masih menganut agama Hindu.
Seringkali senjata tradisional Piarik dipakai masyarakat Sumatera Barat untuk berburu binatang yang berukuran besar.