Bung Karno, Haji Akbar dan Kiswah dari Raja Saud

Rahmat Sahid
Konsultan Media & Komunikasi, Penulis Buku Biografi & Sosial Politik
Konten dari Pengguna
11 September 2020 15:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Sahid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Soekarno adalah salah satu yang beruntung karena saat menunaikan ibadah haji tahun 1955 puncak ibadah tanggal 9 Dzulhijjah bertepatan di hari Jumat sehingga disebut sebagai Haji Akbar
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Soekarno adalah salah satu yang beruntung karena saat menunaikan ibadah haji tahun 1955 puncak ibadah tanggal 9 Dzulhijjah bertepatan di hari Jumat sehingga disebut sebagai Haji Akbar
ADVERTISEMENT
Setiap umat Islam pasti ingin dalam hidupnya pernah punya pengalaman beribadah di Masjidil Haram, Mekkah. Masjid utama dalam dunia Islam dengan ka’bah di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Apalagi jika itu dilakukan dalam rangka ibadah haji, salah satu Rukun Islam yang wajib dijalankan bagi yang sudah mampu.
Dan bagi yang mendapatkan keberuntungan dan keberkahan, jamaah akan disebut sebagai Haji Akbar, ketika puncak pelaksanaan ibadah pada hari Arafah, 9 Dzulhijjah, jatuh pada hari Jumat.
Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno adalah salah satu yang mendapatkan keberkahan itu saat menunaikan ibadah haji pada tahun 1955 lalu, dimana puncak pelaksanaan ibadah pada hari Arafah, 9 Dzulhijjah, jatuh pada hari Jumat.
Atas ibadah hajinya itu, Bung Karno mengatakan begini:
“Dihari Jumat tahun 1955 aku menjalankan ibadah haji di Mekah. Naik haji di hari yang suci ini membikin seseorang menjadi Haji Akbar, Haji Besar. Ini menandakan bahwa orang mempunjai jiwa keagamaan tujuh kali lebih dalam daripada manusia biasa rata-rata,”
ADVERTISEMENT
Saat itu, yang ikut dalam rombongan Bung Karno diantaranya: Wakil Perdana Menteri KH Zainul Arifin dan Menteri Agama KH Masykur.
https://www.youtube.com/watch?v=uXUDnUU-czk&feature=youtu.be
Keberkahan lain yang didapatkan Bung Karno dan rombongan dalam ibadah haji kala itu adalah, bisa melihat berbagai momen penting dan menarik seperti penyucian Ka’bah dan penggantian kain yang menyeliputinya yang disebut dengan kiswah.
Terlebih, saat ke Mekkah di musim haji tahun 1955, Bung Karno datang tidak hanya sebagai Umat Islam, namun juga seorang pemimpin negara besar yang menjadi salah satu pencetus Gerakan Non Blok dan Konferensi Asia Afrika. Tidak heran sambutan kehormatan didapatkan Bung Karno, mulai dari Raja Saud, Pangeran Faisal di Riyadh, dan Gubernur Jeddah.
Dan ketika hendak kembali ke Tanah Air, Bung Karno pun mendapatkan hadiah kiswah.
ADVERTISEMENT
“Raja Saud memotong-motong kiswah atau kain penutup Kabah dibikin dari tenunan kain sutera berhiaskan kaligrafi terbuat dari 120 kilogram emas murni dan berpuluh-puluh kilogram perak. Potongan-potongan Kiswah tersebut kemudian dibagikan kepada tamu-tamu kerajaan” kata Bung Karno.
Sumber: Buku Ensiklopedia Keislaman Bung Karno, Rahmat Sahid (2018). Baca juga untuk konten mengenai Bung Karno