'Rudal Politik' Rp 23 Triliun untuk Serang Jokowi Terbukti Hoaks

Rahmat Sahid
Konsultan Media & Komunikasi, Penulis Buku Biografi & Sosial Politik
Konten dari Pengguna
13 November 2018 8:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmat Sahid tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Hoax (Ilustrasi) (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Hoax (Ilustrasi) (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Pertarungan politik dalam Pilpres 2019 yang sejatinya hanya kompetisi dalam demokrasi ternyata menjadi ajang untuk melakukan serangan-serangan politik. Hingga kini, bisa dilihat bagaimana Presiden Jokowi sebagai calon petahana harus dibombardir dengan berbagai serangan politik, yang kalau diibaratkan kualitas serangannya sudah menyerupai “rudal”. Itu jika dilihat dari “daya ledak” serangan yang dialamatkan ke Presiden Jokowi.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, dari sekian serangan “berdaya ledak rudal”, ke semuanya itu hoaks saja.
Sebut saja serangan “rudal politik” kasus dugaan penganiayaan Ratna Sarumpaet yang dalam hitungan hari sudah bisa dibuktikan bahwa itu hoaks. Padahal, sekian rangkaian politik berupa konferensi pers sudah menyertai dinamika diluncurkannya “rudal politik” tersebut sebagai penguat untuk melakukan serangan politik.
Meski dalam kasus serangan “rudal politik” hoaks Ratna Sarumpaet, pihak Prabowo-Sandi sudah meminta maaf kepada publik dan menyatakan diri sebagai korban, tetapi di benak publik masih menyimpan pertanyaan apakah benar itu murni kebohongan Ratna atau politik by design?
Ratna Sarumpaet. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ratna Sarumpaet. (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
“Rudal Politik” hoaks Ratna bukan satu-satunya yang dirasakan oleh kubu Jokowi-KH Ma’ruf Amin sebagai serangan politik. Masih ada hoaks-hoaks lain, seperti penyebaran informasi "Tempe Setipis ATM", "Harga Ayam Goreng di Singapura Lebih Murah dari di Jakarta", "99 Persen Rakyat Hidup Pas-Pasan di Era Pemerintahan Jokowi", hingga "Tudingan Pemimpin Ugal-Ugalan".
ADVERTISEMENT
Belum reda serangan politik itu, kini, kembali terpapar bukti salah satu hoaks yang sebelumnya selalu dialamatkan untuk menyerang Jokowi ternyata hoaks. Lagi-lagi, ada nama Ratna Sarumpaet di dalamnya, yakni soal uang raja-raja Indonesia dengan nominal Rp 23 triliun.
Apa yang sempat digembar-gemborkan Ratna Sarumpaet, bahkan mengeklaim telah diverifikasi Bank Singapura dan Bank Dunia itu ternyata adalah hoaks. Dan naifnya, Ratna juga ternyata menjadi korban dari modus penipuan itu, yang awalnya dijadikan oleh Ratna untuk menyerang pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi.
Bisa dikatakan, hikmah dari terungkapnya kasus hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, Tim Ditreskrimum Polda Metro Jaya justru bisa mengungkap kasus penipuan dengan iming-iming aset Rp 23 triliun saat Ratna menyebutkan inisial dua pelaku, yakni DS (55) dan RM (52) saat pemeriksaan kasus hoaks penganiayaan.
ADVERTISEMENT
Semoga di sisa waktu pertarungan politik menjelang 17 April 2019, tidak lagi diisi dengan “rudal-rudal politik” berupa hoaks, sehingga politik tidak diwarnai perilaku, yang oleh Presiden Jokowi disebut "Politik Sontoloyo" dan "Politik Genderuwo", yakni politik dengan menebar narasi pesimisme dan ketakutan.