Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Komunikasi adalah Senjata: Belajar Bijaksana dalam Berbicara
10 Desember 2024 16:51 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Shinyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Komunikasi memiliki kekuatan yang luar biasa. Meskipun hanya terdiri dari rangkaian huruf yang disusun dalam kalimat, komunikasi dapat membentuk realitas, mengubah perasaan, dan mempengaruhi cara pandang seseorang.
ADVERTISEMENT
Menurut Ferry Irwandi seorang konten kreator yang menyatakan dalam kontennya bahwa kata-kata jika disampaikan dengan sempurna dan artikulatif dapat menjadi senjata yang paling powerfull. Selain itu, Ferry menyatakan bahwa sebuah perkataan dengan kombinasi pilihan diksi, kemampuan persuasi dan penguasaan materi maka dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap masyarakat.
Dalam keseharian kita manusia yang merupakan makhluk sosial maka tidak terlepas dari interaksi sosial yang tentunya memiliki sebuah dampak baik kecil maupun besar. Setiap kalimat yang terlontar dari mulut dapat membangun atau menghancurkan, dapat memberikan semangat atau sebaliknya yang dapat menyakiti perasaan.
Berpikir Sebelum Berbicara
Keistimewaan manusia yang diciptakan Tuhan ialah dianugerahi lisan, dari lisan inilah yang akan menggambarkan pribadi. Berpikir sebelum berbicara dengan hati-hati tidak hanya menunjukkan sebuah kedewasaan, tetapi juga mencerminkan rasa hormat terhadap diri sendiri dan orang lain. Sebuah kata yang tidak dipikirkan dengan matang bisa memicu konflik yang tidak perlu, merusak hubungan, atau menambah beban emosional pada orang yang mendengarnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi kita perlu tahu kapan saatnya berbicara dan kapan harus diam, terlebih jika kita dipercaya sebuah tanggung jawab besar yang tentunya setiap perkataan kita dapat berdampak kepada publik. Menurut penulis, setiap pertanyaan dan perkataan tidak harus dijawab secara langsung, pentingnya meluangkan waktu untuk berpikir dan mencerna setiap informasi yang datang agar kelak jawaban yang kita berikan tidak hanya menghindari kata-kata menyakitkan namun dapat memberikan inspirasi kepada khalayak ramai.
Memanusiakan Manusia
Dalam sebuah percakapan atau komunikasi tentu terdapat lawan bicara sehingga perlu mengetahui prinsip utama dalam berbicara, yaitu memanusiakan manusia. Setiap kata yang kita ucapkan harus menunjukkan rasa hormat, empati, dan perhatian terhadap martabat orang lain. Berbicara dengan cara yang memanusiakan manusia berarti memperlakukan orang lain dengan penuh pengertian, tidak merendahkan, dan menghindari mengucapkan kata-kata yang dapat melukai perasaan mereka.
ADVERTISEMENT
Berbicara dengan cara yang memanusiakan juga berarti mendengarkan, bukan hanya berbicara. Kita harus mampu menghargai pendapat orang lain, bahkan jika pendapat mereka berbeda dengan pendapat kita. Saat kita berbicara, kita harus mempertimbangkan perasaan, pengalaman, dan kebutuhan orang yang kita bicarakan, dan kita tidak perlu terlalu terburu-buru untuk menghukum atau menyalahkan mereka.
Selain itu, berbicara dengan cara yang manusiawi juga berarti tetap sopan, menghindari kata-kata kasar, dan berbicara dengan maksud untuk membangun, bukan merusak. Kata-kata yang merendahkan atau penuh kebencian hanya akan memperburuk hubungan antar manusia, sedangkan kata-kata yang positif dan membangun dapat meningkatkan semangat dan motivasi.
Berbicara dengan cara ini tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, tetapi juga bagi diri kita sendiri, karena kita menjaga identitas dan kepribadian kita dalam setiap interaksi. Dengan memanusiakan manusia dalam berbicara, kita memungkinkan ruang untuk percakapan yang saling menghargai dan memahami, yang pada gilirannya menghasilkan hubungan yang lebih sehat dan harmonis.
ADVERTISEMENT
Improvisasi bukan eksploitasi
Dalam sebuah percakapan terkadang seseorang dihadapkan dengan kendala suasana interaksi yang monoton atau dianggap tidak menarik yang mungkin disebabkan dari cara pembawaan materi, materi yang dibawakan atau metode komunikasi yang digunakan sehingga perlu adanya kondisi yang bisa mencairkan suasana.
Setiap orang berbeda-beda dalam mengisi suasana percakapan atau diskusi agar tetap terasa menyenangkan, ada yang menggunakan cara ice breaking atau mini game, namun ada juga yang membuat orang lain tertawa dengan bercanda atau berhumor. Namun yang menjadi catatan dan harus digaris bawahi dalam improvisasi adalah agar kita memastikan setiap pembaruan yang kita berikan bukan eksploitasi, eksploitasi dalam artian kita mengambil manfaat berlebihan dari orang lain seperti menjadikan lelucon atas penderitaan orang lain.
ADVERTISEMENT
Shinyo (Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Depok).