Konten dari Pengguna

Marriage is Scary: Pentingnya Memahami Makna Pernikahan

Shinyo
Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Depok
16 September 2024 11:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Shinyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pasangan suami istri bermesraan. Foto: Bangkok Click Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pasangan suami istri bermesraan. Foto: Bangkok Click Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pernikahan sering dianggap sebagai fase kehidupan setelah sekolah dan bekerja, sebuah momen yang diwarnai oleh perasaan campur aduk antara kebahagiaan, ketegangan, dan harapan. Saat dua insan memutuskan untuk menikah, mereka tidak hanya melakukan janji kepada orang yang mereka sayangi, tetapi mereka juga melakukan perjalanan panjang yang penuh dengan dinamika dan perubahan.
ADVERTISEMENT
Meskipun banyaknya kebahagiaan yang menyelimuti pernikahan, namun tampaknya dinamika pernikahan belakangan ini cukup ramai, mulai dari kekerasan dalam rumah tangga, perselingkuhan hingga perceraian. Fenomena yang terjadi pada pernikahan belakangan ini memunculkan istilah ‘Marriage Is Scary’ atau memandang pernikahan merupakan momok yang begitu menakutkan.
Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi makna pernikahan yang sesungguhnya sehingga para calon pasangan yang ingin menikah ataupun yang sudah menjalani kehidupan berumah tangga tidak menjadikan pernikahan sebagai hal yang menakutkan.
Pernikahan Sebagai Ajang Terus Mengenal
Pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang, pepatah tersebut mengajarkan kita bahwa untuk dapat menimbulkan rasa cinta dan sayang kepada pasangan kita perlu terus mengenal pasangan satu sama lain, mengenal tingkah laku, mengenal emosional bahkan mengenal tidak selalu tentang mengenal calon pasangan melainkan mengenal diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Mengenal diri sendiri tentu tidak kalah penting, sebelum melangkah ke jenjang pernikahan baiknya kita lakukan introspeksi diri dan mencoba mengenal diri kita. Hal ini membantu kita untuk dapat menemukan pasangan yang memiliki pemahaman yang sejalan, sebab pernikahan merupakan organisasi kecil yang akan menjalankan komitmen bersama dalam mencapai tujuan bersama.
Lebih dari sekadar mencari pasangan yang secara fisik dan karakter mirip dengan kita, namun pemahaman diri juga membantu dalam menjalin hubungan yang baik dengan calon pasangan. Menjadi hal penting untuk memahami bagaimana hubungan saling mendukung jika kita tahu apa yang kita butuhkan dan inginkan. Proses ini juga mengurangi kemungkinan konflik yang disebabkan oleh perbedaan nilai-nilai hidup.
Menjaga Kemaluan dan Pandangan
Fenomena belakangan ini yang menjadikan pernikahan sebagai momok menakutkan karena kerap terjadi perselingkuhan baik yang dilakukan oleh pihak laki-laki maupun perempuan. Penyebab terjadinya perselingkuhan yaitu seperti kurangnya komunikasi, kemarahan hingga komitmen yang tidak kuat.
ADVERTISEMENT
Makna yang sangat penting dalam pernikahan kedua yakni menjaga kemaluan dan pandangan, bermula dari saling pandang terhadap orang lain yang bukan menjadi pasangan kita menjadikan pemicu untuk seseorang memutus komitmen dengan pasangannya.
Menjaga pandangan menunjukkan bahwa kita serius dan komitmen pada hubungan yang kita jalankan dan tidak tertarik untuk mencari perhatian atau kepuasan dari orang lain. Selain itu, setiap hubungan yang kuat bergantung pada kepercayaan. Apabila salah satu pihak merasa ada potensi selingkuh, kepercayaan itu dapat hancur. Kepercayaan dapat dipertahankan dengan mempertahankan pandangan dan komitmen pada pasangan.
Belajar Rasa Tanggung Jawab
Pernikahan mengajarkan kita untuk memiliki beban moral ataupun menuntut diri kita untuk memiliki rasa tanggung jawab terhadap pasangan. Tanggung jawab tidak hanya tertumpu pada pihak laki-laki saja, melainkan perempuan juga berkewajiban menjalankan segala tanggung jawabnya sebagai seorang istri.
ADVERTISEMENT
Seorang yang ingin melangkah ke jenjang pernikahan maka harus siap untuk tidak selalu memikirkan diri sendiri, pasalnya sebagai seorang laki-laki sebagai nakhoda rumah tangga perlu memikirkan nafkah, tempat tinggal hingga membimbing istri dan anak. Bahkan tanggung jawab pernikahan bukan sekadar memenuhi kewajiban sehari-hari atau memenuhi standar yang terjadi di masyarakat; namun melibatkan komitmen kuat untuk saling mendukung, menghargai, dan membangun masa depan bersama.
Dalam kondisi ini, rasa tanggung jawab berfungsi sebagai penghubung antara idealisme cinta dan kenyataan kehidupan sehari-hari. Ia mendorong pasangan untuk terus berusaha meningkatkan kualitas hubungan, menangani konflik dengan bijak, dan secara aktif membangun masa depan yang tenteram. Dalam pernikahan, tanggung jawab bukanlah beban melainkan kesempatan untuk berkolaborasi, menghadapi kesulitan, dan merayakan apa yang telah dilakukan.
ADVERTISEMENT
Pernikahan Sebagai Ajang Mengendalikan Diri
Ilustrasi kekerasan (KDRT). Foto: Shutterstock
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah kasus perceraian karena faktor kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Indonesia pada 2023 mencapai 5.174 kasus. Hal ini menjadikan keprihatinan kita bersama bahwa dalam rumah tangga yang seharusnya dipenuhi keharmonisan dan kehangatan namun pada kenyataannya sebagian cukup mengerikan.
Mengelola emosi dan mengendalikan diri berarti mampu mengatasi kemarahan, frustrasi, atau kekecewaan dengan cara yang solutif. Hal ini juga melibatkan kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri dan mengekspresikan emosi dengan cara yang sehat tanpa melukai pasangan
Dalam rumah tangga tentu tidak terlepas dengan dinamika di dalamnya, bahkan tidak menutup kemungkinan adanya konflik yang terjadi. Pada kondisi ini mengajarkan kita untuk tetap menggunakan kepala dingin serta bijak dalam mengatasinya, pengendalian diri yang baik serta menghargai pasangan membuat kita terhindar dari pertengkaran yang merusak.
ADVERTISEMENT
Shinyo (Ketua Bidang Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Depok).