Jaga Diri Melalui Peduli Sampah

Rahmatullah Syabir
Mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Alauddin Makassar
Konten dari Pengguna
21 Februari 2021 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmatullah Syabir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sampah. Photo by Carl Campbell on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sampah. Photo by Carl Campbell on Unsplash
ADVERTISEMENT
Mendengar kata sampah tentunya membuat kita merasa jijik, apalagi kalau dalam keadaan sedang makan. Sampah selalu diidentikan dengan kotor, busuk, dan mengganggu. Tapi, kondisi sampah tersebut adalah cerminan diri kita dalam memperlakukannya.
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang menjadikan sampah itu sebagai ironi sekaligus teguran buat kita sebagai manusia yang telah memproduksi sampah itu sendiri. Misalnya sampah dapur yang tentunya akan mudah menyengat apabila tidak diantisipasi  dengan baik. Karena sampah jenis tersebut berjenis organik karena terdiri dari sisa makanan.
Begitupun dengan sampah anorganik yang terdiri dari bahan-bahan non-organik plastik dan sejenisnya, kemudian ada jenis sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) yang sangat rentang terhadap diri kita seperti bahan kimia, pecahan kaca, dan sebagainya. Apa pun jenisnya, sampah tetaplah menjadi momok yang menakutkan apabila dia tidak dikelola dengan baik.
Karena itu, pada 2005 terjadi peristiwa Tragedi Longsor Sampah di TPA Leuwigajah, Cimahi, yang mengakibatkan 157 nyawa melayang. Inilah yang membuat Kementerian Negara Lingkungan Hidup mencetuskan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) pada 21 Februari 2006.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kegiatan atau peringatan HPSN ini membuat kita semakin sadar akan kehadiran sampah yang semakin hari semakin menggunung di TPA. Begitupun dengan yang ada di rumah-rumah, jika tidak dibuang ke sungai ya biasanya dibakar. Ini tentunya hal lumrah, karena masih kurangnya alat dalam mengurai sampah tersebut, salah satunya kehadiran tempat sampah yang disediakan pemerintah belum mencukupi kebutuhan pada daerah.
Sebenarnya walaupun hal tersebut terjadi, kita sebagai makhluk yang punya akal, tentunya akan mencari solusi buat segala hal yang membuat produksi sampah semakin mengkhawatirkan. Banyak cara sebenarnya yang bisa kita lakukan buat menjadi individu yang peduli akan sampah. Tapi, 3 hal berikut sebenarnya sudah cukup untuk meminimalisir penggunaan sampah.
1. Buang Sampah Pada Tempatnya
ADVERTISEMENT
Tentunya ini adalah slogan-slogan yang sejak kecil kita sudah diajarkan. Tapi, praktiknya di lapangan itu masih sangat tidak merepresentasikan kepedulian kita terhadap sampah. Masih banyak kita temukan sampah bertebaran di mana-mana, dan tidak jarang juga saya melihat pengguna kendaraan di jalan raya yang seenaknya membuang sampah di jalan.
Jadi, dari kita sendirilah yang harus intropeksi diri, kalau semisal tidak menemukan tempat sampah di tempat kita berada, ya setidak-tidaknya bawa sampah itu sampai kita menemukan tempat sampah atau semacamnya.
2. Pilah Sampah yang Masih Berguna.
Banyak di antara kita yang masih sering membuang barang atau benda yang sebenarnya masih layak untuk dipakai. Seringkali, kita melihat bahwa sampah-sampah yang ada di sungai ternyata masih banyak sampah yang masih bisa digunakan dengan ukuran besar. Misalnya kasur yang masih utuh tapi sudah dibuang ke sungai, atau perabotan lainnya yang tentunya tidak akan terurai dalam jangka waktu yang sebentar.
ADVERTISEMENT
Jadi, marilah menjadi individu pada barang-barang kita yang mana yang seharusnya dibuang dan mana yang tidak.
3. Meminimalkan Plastik.
Plastik memang kehadirannya sangat efisien. Banyak sudah makanan, minuman, dan sebagainya yang menggunakan plastik sebagain wadah untuk menampungnya. Begitupun ketika kita belanja di mini market, seringkali kita belanja cemilan yang tentunya berbungkus plastik, tapi ketika kita beli lebih dari satu, kita juga harus bungkus dengan plastik yang lain. Ini tentunya akan membuat penggunaan plastik akan semakin mengkhawatirkan, karena susah untuk terurai.
Maka dari itulah, seminimal mungkin penggunaan plastik kita harus kurangi.  Karena dari kesadaran kita sendirilah yang tentunya membuat sampah yang mengkhawatirkan menjadi terkendali.