Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.0
Konten dari Pengguna
Krisisnya Bahasa Indonesia di Era Globalisasi, ini Solusinya
7 April 2024 9:55 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Rahmi Fadiah Nasution tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bahasa merupakan alat komunikasi yang berupa sistem simbol bunyi yang berasal dari ucapan manusia saat berinteraksi dengan individu lain. Sumpah pemuda memosisikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang memiliki fungsi untuk lambang nasional, identitas nasional, alat pemersatu bangsa dan alat penghubung antardaerah hingga antarbudaya. Melalui bahasa Indonesia, bangsa Indonesia mengungkapkan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dijadikan pegangan hidup. Dalam melaksanakan fungsinya, bahasa Indonesia harus memiliki ciri khas sehingga serasi dengan lambang-lambang kebangsaan yang lain. Hal tersebut menuntut masyarakat untuk membina dan mengembangkan bahasa Indonesia sedemikian rupa hingga bersih dari unsur-unsur bahasa lain, baik daerah maupun asing. Namun, di era globalisasi saat ini penggunaan bahasa Indonesia mengalami pergeseran dan harus mendapat perhatian lebih.
ADVERTISEMENT
Dalam era globalisasi, banyak orang yang tidak menganggap bahasa Indonesia penting dan lebih peduli dengan kemampuan berbahasa asing daripada bahasa Indonesia. Akibatnya, orang-orang zaman sekarang lebih mahir berbahasa asing daripada bahasa Indonesia. Ini dapat disebut sebagai fenomena krisis bahasa. Salah satu contoh krisis bahasa yang sedang dihadapi Indonesia adalah penggunaan bahasa Indonesia yang salah, seperti menggabungkan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Menurut Prof. Amrin Saragih, kepala Balai Bahasa Medan, hilangnya kecintaan terhadap bahasa daerah dan masuknya bahasa asing ke Indonesia dalam layanan umum berupa merk dagang melalui jalur investasi adalah penyebab krisis bahasa. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa masyarakat menggunakan bahasa Inggris untuk mendapatkan nilai jual yang lebih tinggi dan dianggap lebih keren daripada bahasa Indonesia. Menguasai bahasa asing, terutama bahasa Inggris, adalah cara masyarakat mengikuti arus globalisasi. Banyak orang percaya bahwa berbicara dalam bahasa Indonesia berarti ketinggalan zaman. Krisis bahasa tidak hanya terjadi saat orang bertemu langsung; mereka juga terjadi di internet atau dunia maya. Orang-orang lebih bangga berbicara dalam bahasa asing daripada dalam bahasa Indonesia. Memiliki pemahaman yang buruk tentang posisi dan fungsi bahasa memang cukup berdampak pada cara kita menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika ini dibiarkan, maka identitas Indonesia akan hilang dan bahasa Indonesia dapat dengan mudah digantikan oleh bahasa lain.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, permasalahan ini harus segera diatasi agar penggunaan bahasa Indonesia dapat diterapkan dalam era globalisasi sesuai dengan kaidah yang berlaku. Terdapat solusi yang bisa digunakan untuk hal tersebut. Yang pertama, bahasa Indonesia harus diajarkan kepada anak dari usia dini hingga perguruan tinggi. Tidak hanya anak-anak harus dididik bahasa Indonesia, tetapi juga kemampuan dan kualitas pengajar harus ditingkatkan. Pembelajaran bahasa Indonesia harus dilakukan secara beragam, termasuk materi dan praktik. Sangat jelas bahwa ada banyak variasi dalam sistem pembelajaran bahasa asing, mulai dari membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara. Oleh karena itu, sistem pembelajaran bahasa Indonesia harus sama atau lebih berbeda dari sistem pembelajaran bahasa asing. Dengan belajar bahasa Indonesia sejak dini dan menggunakan sistem yang baik, akan muncul kesadaran tentang pentingnya bahasa untuk generasi penerus bangsa untuk menggunakan dan menyebarkan bahasa ke seluruh dunia.
ADVERTISEMENT
Kedua, Sangat penting untuk melakukan sosialisasi dengan masyarakat Indonesia sehingga pemahaman tentang bahasa Indonesia dapat terus menyebar sehingga perlahan-lahan muncul kesadaran masyarakat tentang pentingnya bahasa tersebut. Jika masyarakat memiliki kesadaran yang kuat tentang pentingnya bahasa tersebut, orang-orang tidak akan mudah terbawa era globalisasi, tetapi bahasa Indonesia dapat menjadi bagian dari globalisasi dengan sering menggunakannya. Hal ini dapat mencegah kehancuran atau bahkan kepunahan bahasa. Yang ketiga, menjunjung bahasa Indonesia di negeri ini dengan cara menghindari pemakaian bahasa gaul dalam kehidupan sehari-hari, adanya tindakan nyata dari mereka yang ingin bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar di dunia pendidikan, menyadarkan masyarakat terutama generasi muda bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan meningkatkan film-film produksi bahasa Indonesia dengan penekanan penggunaan bahasa Indonesia.
ADVERTISEMENT
Maka dapat disimpulkan bahwa bahasa Indonesia tidak hanya berfungsi sebagai bahasa negara tetapi juga sebagai bahasa identitas nasional. Bahasa Indonesia sangat penting dalam banyak hal karena itu. Meskipun demikian, orang-orang di Indonesia belum menggunakan bahasa Indonesia dengan benar dan efektif. Salah satu penyebab krisis bahasa Indonesia adalah kurangnya wawasan atau pemahaman masyarakat tentang bahasa. Semua orang harus disadarkan agar mereka dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan rasa bangga dan cinta tanah air. Selain itu, mempertahankan jati diri dan bahasa bangsa menjadi tantangan di era globalisasi. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan bahasa Indonesia di era globalisasi. Perbaikan dalam kualitas. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah pendidikan bahasa Indonesia. Jika setiap orang memahami bahasa dengan baik, mereka akan menjadi lebih sadar dan bangga dengan bahasa mereka, sehingga bahasa akan terus digunakan dan mencegah krisis bahasa.
ADVERTISEMENT
Rahmi Fadiah Nasution
Mahasiswi Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 13:21 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini