Konten dari Pengguna

Kerusuhan Pecah di Amsterdam: Supporter Maccabi Tel Aviv Sobek Bendera Palestina

Rahmi Syafia Azzahra
Mahasiswa ilmu komunikasi universitas Andalas
18 November 2024 11:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Rahmi Syafia Azzahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://www.pexels.com/id-id/pencarian/sepak%20bola/
zoom-in-whitePerbesar
https://www.pexels.com/id-id/pencarian/sepak%20bola/
ADVERTISEMENT
Pada Kamis, 7 November 2024, suasana di Amsterdam yang biasanya tenang berubah tegang saat salah satu supporter klub sepak bola asal Israel, Maccabi Tel Aviv FC, terlibat dalam tindakan provokatif yang memicu kemarahan warga setempat. Sang supporter dilaporkan merobek bendera Palestina yang terpasang di beberapa rumah warga, sambil meneriakkan kalimat yang bernada anti-Palestina, termasuk seruan “fuck Palestina.”
ADVERTISEMENT
Insiden ini memicu reaksi keras dari beberapa warga yang melihat tindakan tersebut sebagai bentuk pelecehan dan kekerasan simbolik terhadap Palestina dan para pendukungnya. Dalam suasana penuh ketegangan, beberapa warga memberikan balasan atas aksi supporter itu. Beberapa saksi mata mengatakan bahwa sebagian dari para pendukung Israel tersebut diceburkan ke dalam sungai yang terletak di dekat lokasi kejadian. Dalam suasana yang menegangkan, terdengar teriakan “Free Palestine” dari warga sekitar, yang mengharapkan supporter tersebut menghentikan tindakan provokatif mereka untuk mendapatkan bantuan.
Polisi setempat segera mengambil langkah untuk mengendalikan situasi dan mengamankan supporter tersebut dari amarah warga. Dalam pernyataan resminya, pihak kepolisian menyebutkan bahwa tindakan tersebut sedang dalam proses penyelidikan lebih lanjut, sementara langkah-langkah telah diambil untuk menjaga ketertiban di kota Amsterdam, khususnya di wilayah-wilayah yang kerap menjadi pusat keramaian.
ADVERTISEMENT
Meskipun insiden ini sudah mereda berkat tindakan cepat pihak keamanan, suasana di Amsterdam tetap dipenuhi perasaan waspada. Banyak warga dan aktivis lokal berharap agar pihak berwenang dapat mengambil tindakan yang tegas dan adil guna mencegah kejadian serupa di masa depan. Di samping itu, peristiwa ini juga membuka kembali diskusi tentang batasan ekspresi dalam pertandingan olahraga, yang seharusnya menjadi ruang pemersatu, bukan ajang provokasi.