Konten dari Pengguna

Twitter Sebagai Media untuk Beropini Bisa Tidak Sih?

Muhammad Raid Adli
Saya adalah mahasiswa tahun kedua jurusan D3 - Perpustakaan Universitas Airlangga (Unair).
25 Juni 2022 7:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Raid Adli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi dari Pengarang (23/6) (www.canva.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi dari Pengarang (23/6) (www.canva.com)
ADVERTISEMENT
Kalau mendengar soal sosial media pasti tidak sudah asing nih dengan yang namanya Twitter.
ADVERTISEMENT

Apasih Twitter itu?

Twitter adalah situs berita dan jejaring sosial daring tempat orang berkomunikasi dalam pesan singkat yang disebut tweets. "Tweeting" adalah memposting pesan singkat untuk siapa saja yang mengikuti di Twitter, dengan harapan kata-kata yang diunggah bermanfaat dan menarik bagi seseorang di audiens Anda. Deskripsi lain dari Twitter dan tweeting mungkin microblogging.
Beberapa orang menggunakan Twitter untuk menemukan orang dan konten yang menarik secara daring.
Pengunaan Twitter pun sangat mudah kita bisa langsung mendaftar dengan akun gratis dan nama Twitter yang diinginkan. Kemudian kirimkan (tweet) setiap hari, setiap jam, atau sesering yang disuka. Untuk mengirimkan tweet kita bisa membuka logo berbentuk "tambah", masukkan hingga 280 karakter, dan klik Tweet. Orang yang mengikuti Anda, dan bahkan orang yang tidak mengikuti Anda, akan melihat tweet yang telah dikirimkan.
ADVERTISEMENT
Dengan segala kemudahan dalam penggunaan maupun akses, orang-orang berbondong untuk menggunakannya, dengan adanya animo ini maka menimbulkan berbagai variasi tweets yang dihasilkan oleh para pengguna. Mulai dari tweets jenaka hingga tweets yang mengundang perdebatan.

Tweets yang biasanya engage untuk warganet adalah tweets yang membahas sesuatu yang sedang viral atau sesuatu yang sifatnya kontroversial, tidak jarang menimbulkan perdebatan dari beberapa kalangan pengguna yang memiliki latar belakang berbeda-beda

Misalnya pada tweet tentang "penerapan PPKM" topik ini menjadi sesuatu yang sangat kontroversial dimana kebijakan ini adalah kebijakan Pemerintah Republik Indonesia untuk memerangi pandemi Covid-19 yang kian merajalela dengan cara membatasi mobilitas. Sebelumnya, pemerintah sempat memberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berlangsung di beberapa wilayah Indonesia. Hal ini dilaksanakan karena adanya inisiatif dari pemerintah daerah. Sedangkan kebijakan PPKM (Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) ini dilakukan serentak atas dasar komando pemerintah pusat.

Tentunya topik tersebut menimbulkan sentimen publik, ada yang pro maupun kontra akan hal ini.

ADVERTISEMENT
Namun banyak juga yang justru menyangkal tidak setuju dengan adanya PPKM ini.
Jika dilihat dari semua variasi tweets yang ada dapat disimpulkan bahwa twitter adalah media untuk beropini yang tepat kita bisa mengutarakan semua pendapat kita dengan mudah, mau itu setuju ataupun tidak setuju dengan topik yang ada semua bisa diutarakan. Namun, tetap harus digarisbawahi bahwa opini yang dilontarkan akan menimbulkan opini lainnya maka dari itu, kita harus tetap bijak sehingga tidak menimbulkan logical fallacy, logical fallacy sendiri adalah merupakan kesalahan dalam menyusun logika berpikir yang tepat dalam sebuah argumen. Peran literasi informasi pun tidak kalah penting dalam beropini kita harus check dan re-check terkait informasi yang ingin kita jadikan dasar dalam beropini.
ADVERTISEMENT
Yuk beropini dengan bijak dan hindari di sosial media!